22: Menjalankan Rencana

18.3K 735 3
                                    

Malam berlalu dengan cepat. Paginya, semua orang sudah berkumpul di halaman---atau lebih tepatnya sengaja dipaksa berkumpul oleh ketiga anak kecil itu---untuk melakukan agenda hari ini, yaitu jelajah mencari harta karun.

Permainannya mudah. Beberapa tim dibentuk, lalu masing-masing diberi kertas berisi petunjuk benda yang harus dicari di dalam hutan. Setelah semua petunjuk ditemukan dan nama barang itu sudah jelas, mereka harus dengan cepat menemukan benda tersebut dan kembali lagi ke villa. Kelompok mana yang sampai lebih dulu, akan memenangkan perlombaan.

"Kelompoknya sekarang diubah lagi, karena semuanya akan ikut, termasuk kak Ishan, kak Ishana, dan kak Kavi. Namun, hanya akan ada tiga kelompok," ucap Zahyra. Sekali lagi, dia akan menjadi juri bersama ketiga anak kecil itu.

"Oke, setelah diundi, inilah kelompok yang baru. Kelompok satu: Bibi Shayra, Paman Kavi, Paman Ishan, Bibi Ishana, dan Paman Arshan. Kelompok dua: Mama, Papa, Nenek Mahira, Neneknya Kaluna, dan Kakeknya Kaluna. Kelompok tiga: Nenek Ahana, Kakek Hars, Nenek Ziya, Kakek Zayyan, dan Kakek Aryan," Xaviera membacakan nama-nama kelompok yang dibentuk oleh Aryan.

Mengetahui dia satu kelompok dengan Kavi, Shayra langsung tersenyum sembari memandang Kavi yang juga tersenyum ke arahnya. Arshan juga mengetahui adegan itu, tetapi dia tak bereaksi apa-apa.

"Kak Arshan, kita satu kelompok!" seru Ishana antusias.

Arshan tersenyum tipis. Apakah dia cemburu? Tentu saja tidak. Kebenarannya, dia hanya malas.

"Ini, barang yang harus kalian cari." Xavier dan Kaluna membagi-bagikan kertas berwarna-warni pada setiap perwakilan dari ketiga kelompok.

"Jangan dibuka dulu!" seru Zahyra memperingatkan. "Buka setelah kalian mulai berjalan, ya. Dan ... mulai!"

Semua orang berlarian keluar gerbang dengan semangat luar biasa, terutama para orang tua. Tidak ada lelah-lelahnya sama sekali.

Kelompok Shayra berhenti tak jauh dari gerbang, mereka membentuk lingkaran dan terlihat tak sabar melihat kertas yang dibawa Shayra.

"Campuran warna merah dan biru," ucap Shayra membaca isi kertas itu, "berarti ungu, kita harus mencari benda berwarna ungu?" lanjutnya menatap semua orang bergantian.

"Iya, tapi benda apa? Apa semua benda?" timpal Kavi.

"Sepertinya iya. Di hutan seperti ini, kebanyakan hanya ada warna hijau, jadi warna ungu pasti akan lebih mudah ditemukan," balas Shayra lagi.

"Oke, berarti kita cari itu. Ayo," ajak Kavi. Tangannya refleks meraih tangan Shayra dan mereka mulai melangkah.

"Hey!" seru Arshan tiba-tiba.

Langkah kedua orang itu pun berhenti mendadak. "Apa?" tanya keduanya bersamaan.

"Hmm---ini adalah game, tidak mungkin semuanya ditemukan semudah itu. Maksudku, pasti ada jebakan," ucap Arshan.

"Itu benar, tapi tidak ada salahnya dicari dulu. Kalau nanti kita terjebak, tidak masalah, permainannya tidak akan berakhir hanya karena itu," timbrung Ishan.

"Umm, bagaimana kalau kita bagi tim ini menjadi tim yang lebih kecil lagi? Kita bisa berpencar, jadi kita bisa dengan mudah menemukan benda itu. Setelah dapat, kita bisa saling memberi pesan dan berkumpul di suatu tempat," usul Ishana.

Semuanya tampak menimbang-nimbang ide itu.

"Boleh juga. Aku bersama Shayra," ucap Kavi.

"Aku ikut kalian," sahut Ishan cepat-cepat.

"Berarti aku bersama kak Arshan," kata Ishana dengan senyuman di bibirnya.

Semua orang kini menatap Arshan yang tidak mengangguk maupun menggeleng.

Dear, Mr. A (Completed)Where stories live. Discover now