AS 42

3.1K 264 4
                                    

# # # # #

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

# # # # #

Tidak membutuhkan waktu lama, kini Sean dan Edgar sudah berada dalam satu mobil yang sama. Setelah pergi dari rumah Sean sebelumnya, mereka hanya terlibat obrolan singkat.

Beberapa waktu setelah Sean menelfon Edgar, pemuda itu benar benar datang untuk membawa Sean kembali. Sean sendiri tidak ada niatan untuk bertanya lebih lanjut tentang keberadaan Edgar di kota ini.

"Jadi lo udah tau Ed?" Edgar menoleh, menatap Sean yang juga menatapnya penuh tanya.

Sambil menggerakkan tangannya mengemudikan mobil, Edgar mengangguk.  Dia kembali mentap jalanan depan, "Makannya waktu itu gue nanya sama lo, mau ibu lo aja, atau ayah lo sekalian" jawabnya terdengar acuh, namun jika dilihat lebih lanjut Edgar masihlah mencuri pandang untuk menatap Sean.

"Kalau tau bapak gue dia seharusnya lo ngomong aja"

"Ya kan gue dah nawarin, lo nya aja gak mau. Lagian lo kesini ga ngomong sama gue dulu"

Helaan nafas berat terdengar dari Sean, "Ngapain ngomong, gue bukan pacar lo" Edgar langsung melayangkan tatapan tajam, yang benar saja??

Sean terkekeh, "Canda Ed"

Setelah itu Sean kembali menatap jalanan, ingatannya kembali mengingat beberapa menit yang lalu. Saat dirinya hendak pergi dari sana, ekspresi mereka tak jauh beda dengan ekspresi Raka dan Zyan saat mengantarnya ke hotel malam itu. Dan itu membuat perasaan Sean aneh dibuatnya.

Apalagi Alyka, anak itu jelas jelas menangis karena tak mau lepas dari Sean. Bagas dan yang lain berjanji akan menemuinya dalam waktu dekat.

Tapi Sean sendiri tidak memberikan respon lebih, bahkan saat diminta Lynda untuk sering main ke rumah itu, Sean hanya tersenyum tipis tanpa jawaban yang berarti.

"Gimana?"

"Apanya?"

"Keluarga lo?" pertanyaan Edgar membuat Sean menghela nafas, walaupun di luar dia jelas jelas tak ingin membicarakan hal itu, namun jauh di lubuk hatinya, saat ini dan sebelumnya dia selalu memikirkan orang orang itu.

Mereka berdua benar benar berbincang tanpa menatap satu sama lain. Sean yang fokus memandangi jalan, dan Edgar yang fokus mengemudikan mobilnya. Itu yang terlihat, tanpa Sean ketahui pula, Edgar sedari tadi nampak sesekali melirik Sean dengan ekor matanya.

"Menurut lo gimana?"

"Lo nanya gue?" Sean mengangguk.

Aseano Samudra [End]Where stories live. Discover now