Bab 15 : Operasi Dapur

109 3 0
                                    

=============================

°HAPPY READING GUYS°

==================================


Pagi ini masih di hari libur dan Michelle memutuskan untuk tidak akan keluar kamar setelah selesai sarapan. Ia akan membaca novel dan marathon anime. Dan benar, ia pun melakukannya. Pada pukul 08.00 setelah selesai sarapan, ia pun mengunci pintu kamar nya dan membaca novel miliknya yang belum terselesaikan.

Michelle pun menikmati waktu nya hingga tanpa sadar pukul 13.45 Michelle mulai merasakan kelaparan karena perutnya berbunyi. Ia pun memutuskan untuk membuat cemilan.

Michelle pun pergi menuju dapur yang berada di pantai satu dan kemudian ia membuka lemari es dan melihat apa saja yang ada di dalam lemari es besar milik ibunya.

"Hm enaknya bikin apaan ya? Gue lagi pengen yang manis manis lagi" Monolog Michelle.

"Bikin cookies aja, cil" Kata Regan tiba tiba.

"Gak bakat gue bang bikin cookies" Kata Michelle.

Michelle akui itu. Ia memang pintar membuat masakan yang bisa dimakan dengan nasi tapi jika membuat cookies dan sebagainya ia masih belum ahli, ia hanya bisa membuat bolu.

"Biar abang aja yang buatin, tapi kamu juga tetep bantu abang" Kata Regan.

"Okeh"

Michelle dan Regan pun mulai mengeluarkan apa saja yang di butuhkan.

Mereka berdua pun berkerjasama dengan baik tanpa ada yang diributkan.

Setelah 2 jam kemudian barulah cookies buatan Michelle dan Regan jadi.

"Yeay Jadi!" Seru Michelle.

Regan pun membiarkan adiknya itu, sedangkan ia akan membuat menu lain.

"Mau bikin apa bang?" Tanya Michelle yang penasaran dengan Regan yang kembali mengoperasikan tepung dan kawan kawannya.

"Entah lah, abang juga gak tau." Kata Regan.

Dengan lincah dan tanpa takaran, Regan pun membuat adonan. Setelah adonan jadi, ia pun memanggangnya.

30 menit kemudian adonan yang Regan buat telah jadi dan ia pun menyiramnya dengan lava yang sudah ia buat.

"Ape nih?" Tanya Michelle.

"Brownies Lava, maybe" Kata Regan sembari mengedikkan bahunya.

"Lah, masak masak sendiri kagak tau masak apa"

"Hehehe" Regan cengengesan. "Kalo cookies nya udah dingin, pindahin aja ke toples dek" Kata Regan.

Michelle pun memindahkan cookies cookies itu ke dalam toples dan mereka mendapatkan dia toples penuh yang berisi cookies.

"Widih banyak!" Kata Michelle dengan senang karena ia melihat dia toples cookies penuh di depan matanya. Di tambah lagi dengan brownies lava buatan Regan.

"Simpen gih di lemari kamu" Kata Regan dengan senyuman lembutnya.

"Lah terus lo gimana bang? Bang Repan? Mama?" Tanya Michelle.

"Gampang, kalo perkara Repan sama Mamah. Abang kan bisa bikin kue kapan aja selama tangan abang masih baik baik aja" Kata Regan. "Lagian, abang juga buat Brownies banyak juga. Cukuplah buat berlima kalo semisal lo udah bosen sama cookies"

"Okeh, bentar gue mau nyimpen cookies nya dulu" Kata Michelle diangguki Regan.

Michelle pun berlari menuju kamarnya dengan memeluk dia toples cookies dan menyimpannya di dalam lemari es mini miliknya yang biasanya ia beri isi susu coklat, cola cola, spirit dan lain sebagainya.

Setelah meletakkan nya ia pun turun ke bawah lagi dan di meja makan sudah ada Ayudia dan Revan yang memakan brownies buatan Regan.

"Enak, bang" Kata Ayudia sembari mengacungkan kedua ibu jarinya.

"Regan gitu loh" Sahutnya bangga sambil membusungkan dadanya.

Tiba tiba Revan pun berdiri dari duduknya dan menaiki tangga menuju kamarnya.

"Loh kenapa tuh bang Repan?" Tanya Michelle dengan bingung.

"Gak tau" Kata Regan sembari mengedikkan bahunya.

Tak lama kemudian Revan kembali dengan beberapa buku di tangannya yang di lapisi plastik yang pertanda jika buku itu masih baru.

Revan pun memberikan tiga buku itu kepada Michelle. "Abang dapet gratisan dari yang nerbitin buku di perusahaan abang." Katanya.

Mata Michelle berbinar senang "makasih abang!" Katanya dengan senang.

Ayudia yang melihat anak anaknya akur hanya bisa tersenyum. Ia cukup senang melihat ketiga anaknya. Yang satu pintar masak karena Regan sedari dulu tau jika Michelle, adik bungsunya, suka makan. Dan Revan ia juga memang suka mencetak buku dan terkadang jika Revan sedang senggang ia akan membuat cerpen sendiri dan menerbitkannya sendiri lalu memberikan buku hasil pemikiran dari otaknya kepada Michelle karena adik bungsunya suka membaca.

"Indahnya pemandangan" Gumam Ayudia sembari tersenyum lembut.

-o0o-

Sidoarjo, 23 Januari 2024

Tbc.

Michelle | End Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang