Bab 26: Second Meet

7 2 0
                                    

╔═══❖•ೋ° °ೋ•❖═══╗
~ HAPPY READING ~
╚═══❖•ೋ° °ೋ•❖═══╝


≪━─━─━─━─=== • ✠ • ====─━─━─━─━≫

Satu minggu kemudian setelah Ana pulang kuliah, Al mengajak Ana untuk kembali bertemu di kafe dekat kampus Ana karena ada hal yang ingin mereka bicarakan terkait Mukhlis dan juga video itu.

Tentu saja Ana mau karena rasanya ia sudah rindu sekali bertemu dengan Al sejak pertama kali pertemuan mereka dulu yang tanpa disengaja.

Di sini Al mengajak temannya yang sudah seperti Kakaknya sendiri yang bernama Romi.

Saat telah sampai di kafe dan berbincang serta bercanda, akhirnya mereka pun langsung melanjutkan membahas masalah Mukhlis karena Ana takut jika video tersebut masih akan disebar.

Lalu Romi menenangkan Ana dan mengatakan bahwa jika nanti Mukhlis memang akan melakukan hal tersebut, maka ia siap membantu Ana. Itu juga akan menjadi urusannya karena ia telah menganggap Al sudah seperti adiknya sendiri.

Romi juga mengatakan bahwa sebentar lagi Vina akan terusir dari rumah karena kebohongannya hampir sepenuhnya diketahui oleh kakek dan nenek Ana. Semuanya tinggal menunggu waktu dan kesabaran Ana saja.

Ana pun terlihat lega karena ia tahu jika akan terjadi apa-apa nantinya sudah ada orang yang mau menolongnya, meskipun mereka belum terlalu lama kenal.

Setelah itu, mereka melanjutkan untuk membahas hal yang lain dan Ana pun kembali menunjukkan postingan Jansen yang telah memposting foto Reva.

Hal tersebut membuat Romi dan juga Al tertawa.

Kok kalian ketawa, sih? Emang ada yang lucu, ya?

Gimana, Mas? Bener nggak omonganku soal Jansen? tanya Al pada Romi.

Iya, bener banget,

Hadehh orang kayak aku udah paham model cowok gituan. Ya untung sih kenalnya cuma online, coba kalau deket gimana?

Ngapain sih, kalian? Kan sekarang aku udah ngelupain dia,

Setelah itu, mereka pun kembali membahas hal-hal yang lainnya.

Hingga tak terasa waktu telah menunjukkan pukul 03.00 sore, sehingga mereka memutuskan untuk pulang karena Romi hendak menghadiri acara penting.

Sebelum pulang, Ana pun menyalami mereka berdua, lalu berkata kepada Al, Kapan-kapan kita ketemu lagi, ya,

Siap! Kalau sama aku tenang aja,

Ana pun tersenyum. Setelah itu ia pun pulang.

Di jalan, Ana kembali tersenyum mengingat pertemuannya tadi dengan Al. Ternyata Al memang orangnya seasyik itu. Ia seakan kembali menemukan semangat baru di hidupnya.

Selain karena ia telah bisa kuliah, ia yakin bahwa Al mau menemaninya sampai masalahnya benar-benar selesai. Ia berharap suatu hari ia masih bisa bertemu kembali dengan Al karena mereka masih satu kota.

***

Satu minggu kemudian saat Ana telah rengah mengobrol bersama keluarganya, ponselnya berdering berkali-kali.

Ia melihat bahwa tertera nama Ahmad. Ia teringat bahwa sebelumnya nomor tersebut mengaku sebagai teman dekat Fian, namun Ana sudah paham bahwa itu sebenarnya adalah Fian yang mempunyai banyak nomor. Ana pun hanya pura-pura merespon dan tidak tahu soal Fian.

Ahmad menyuruh Ana untuk membuka blokiran nomor Fian, lalu Ana pun membuka blokiran nomor Fian. Ternyata, selama ini Fian masih terus berusaha untuk menghubungi Ana lewat media sosial ataupun mencari nomor Ana yang lainnya.

Bahkan Fian mengatakan pada Ana bahwa selama ini ia masih sangat menyayangi Ana dan menginginkan Ana supaya kembali kepadanya. Namun Ana yang sudah mengetahui apa yang telah terjadi di keluarganya dan kebohongan yang telah Fian lakukan padanya dulu, membuat Ana tidak terlalu merespon.

Bahkan hingga berkali-kali Fian terus menelepon Ana, namun tak pernah ia angkat. Karena ia merasa sangat terganggu, akhirnya ia lebih memilih untuk membisukan kontak Fian serta mensenyapkan ponselnya.

╔═════ ▓▓ ࿇ ▓▓ ═════╗
• B E R S A M B U N G • •

╚═════ ▓▓ ࿇ ▓▓ ═════╝

Sampai di sini dulu yaa...
Gimana ceritanya? Kalau bagus, jangan lupa untuk vote, comment, and share yaa.... Karena itu gratis.
See you next part😍...

Salam
Eryun Nita

ALANA: Bad Girl VS Bad Boy [End]Where stories live. Discover now