[ 제27화 ] hide & seek

22 3 0
                                    

Pukul 4 pagi, Lee Binna meletakkan kacamata bacanya. Ia melihat ke sekeliling kamar hotelnya yang penuh dengan dokumen serta botol-botol alkohol bekas yang sudah diminumnya semalaman. Lee Binna memang sedikit mabuk, tetapi dengan alkohol lah Lee Binna bisa bekerja semalaman. Tiba-tiba terlintas dipikiran Lee Binna jika dia sekarang paham mengapa oppa-nya dulu selalu menyimpan alkohol di kamarnya sendiri.

Saat ini sudah hampir sepuluh menit Sekretaris Hwang pergi dari kamar hotelnya. Ia meminta untuk sekretaris Hwang untuk beristirahat sebentar dan membersihkan tubuhnya dan bersiap-siap melanjutkan pekerjaan ini lagi. Karena progres mengenai hal yang harus dilakukan keduanya masih dibilang belum mencapai 50 persen, bahkan menyentuh angka 40 persen saja belum ada. Lee Binna menghela napasnya berat, dia sungguh tidak menduga jika harus mengebut pekerjaannya dengan kecepatan ekstra seperti ini.

Lee Binna menggerakkan tubuhnya yang semula duduk di atas karpet hotel kini berjalan menuju luar teras. Lee Binna menggapai rokoknya dan menyalakannya cepat sebelum dia benar-benar pergi keluar teras. Sesampainya di teras, Lee Binna menghisap rokok itu dan mengeluarkan asapnya perlahan. Dia memejamkan kedua matanya dan berusaha untuk menikmati udara sejuk di kota Beijing ini.

Ahh aku bahkan tidak bisa menemui Mr. Zhang lagi hari ini, apakah sebaiknya aku mencari investor lainnya?, tanya Lee Binna pada dirinya sendiri.

Saat dia memikirkan hal tersebut tiba-tiba muncul suara nada dering ponselnya. Ia akhirnya memutuskan untuk mengambil ponselnya dan membawanya kembali ke teras. Lee Binna hanya menghela napas saat mengetahui siapa seseorang yang menelponnya itu.

"Yeoboseyo?" Lee Binna menyapa penelponnya itu.

"Binna-yah, mianhae (maafkan aku)..." lirih si penelpon itu cepat.

"Mwoga mianhae (kenapa kau meminta maaf)?" tanya Lee Binna bingung.

"Nan chwihaesso (aku mabuk)." jawab penelpon itu dengan nada menyesal.

Lee Binna menghela napasnya berat, "Geureom wae (lalu kenapa)?"

"Aku kan sudah berjanji padamu untuk tidak mabuk saat kau akan berangkat ke Beijing..." rengek si penelpon yang tak lain adalah Choi Seungcheol.

"Oppa, kau itu sudah dewasa. Dan juga aku tidak pernah melarangmu untuk minum kan?" Lee Binna mencoba untuk tidak mengambil pusing hal sepele ini.

"Tapi aku minum karena aku kesal." balas Seungcheol yang sedang mabuk.

"Kenapa kau kesal? Apa karena Jeonghan oppa kesini?" Lee Binna lalu menghisap rokoknya lagi. Dia mencoba menebak jalan pikiran Choi Seungcheol.

"Eung. Karena itu. Karena dia bisa bertemu denganmu sedangkan aku tidak bisa. Dia bisa tidak menurutimu karena kau tidak akan bisa membencinya, sedangkan aku mau tidak mau harus menurutimu karena jika tidak kau akan lebih membenciku dari sekarang." gerutu Seungcheol panjang lebar.

Lee Binna tertawa kecil tanpa bersuara. Lucu sekali laki-laki ini saat mabuk, batin Lee Binna.

"Oppa, dengan siapa kau mabuk? Jangan bilang kau mabuk sendiri?" tanya Lee Binna santai. Sepertinya dia mulai menikmati obrolannya dengan Seungcheol. Ia bahkan melupakan masalahnya terkait Mr. Zhang yang sedang dia pikirkan tadi.

"Ani (tidak). Aku minum dengan Mingyu, Seokmin, Chan, dan juga Soonyoung. Kita minum-minum di tempat Mingyu dan Wonwoo." jelas Seungcheol jujur.

"Oh geurokkuna (oh begitu), Wonwoo oppa tidak minum?" tanya Lee Binna lagi.

"Ani, dia memilih bermain game sepanjang malam dan hanya meminum coke saja." jelas Seungcheol lagi.

"Oh geurokkuna (oh begitu)... Lalu kemana mereka semua? Aku ingin menyapa sebentar." Lee Binna menghisap rokoknya lagi.

Baby, I'm Shadow of YouWhere stories live. Discover now