Baby, I'm Shadow of You

[ 제34화 ] pergilah

Ini sudah hampir lebih dari sepuluh menit Lee Binna terduduk di lantai kamar mandi. Ia menyandarkan tubuhnya tepat disamping bathup sembari sembari menutup kedua matanya. Tubuhnya sudah sedari tadi bergetar hebat dan air mata mengalir dari kedua matanya. Dia terlihat sangat pucat dan dia begitu lemah. Tangannya perlahan menggapai bagian belakang closet dan dia menekan tombol flush untuk menghapus sisa-sisa makanan yang baru saja dia muntahkan. Setelahnya, Lee Binna perlahan membuka kedua matanya. Tatapannya kosong menatap lantai kamar mandi sembari merenungi diri. Sepertinya ada yang tengah dia tunggu.

TingTung.

Sebuah pesan masuk ke dalam ponselnya. Sengaja memang dia membawa ponselnya ke dalam kamar mandi ini. Ada seseorang yang harus dia hubungi. Siapa lagi kalau bukan Sekretaris Hwang. Dia perlahan membangunkan tubuhnya dan menggapai ponselnya yang tadinya dia letakkan di sekitar tempat wastafel. Dia mengecek pesan yang masuk itu.

'Saya akan segera membawanya kemari, Agasshi.'

Lee Binna tersenyum tipis. Masih ada harapan, batinnya.

Lee Binna menatap pantulan dirinya di cermin kamar mandi. Ia mencoba merapikan rambutnya yang tergerai itu karena dia telah kehilangan kuncir yang diberikan oleh Mingyu kepadanya. Sebaiknya aku mengatakannya jika bertemu dengan Mingyu nanti, batinnya menyesal.

Setelah dirasa penampilannya cukup rapi, Lee Binna keluar dari kamar mandi dan mendapati Kkuma sedang berdiri menunggunya di luar. Tak hanya Kkuma, tetapi Seungcheol juga telah terbangun dari tidurnya. Laki-laki itu tengah mengecek sesuatu di ponselnya sejenak sebelum akhirnya membangunkan dirinya dan berjalan mendekati Lee Binna.

"Wae(kenapa)?" tanya Lee Binna bingung karena Choi Seungcheol kini sudah berada di hadapannya.

Choi Seungcheol hanya diam. Dia menatap Lee Binna lamat-lamat.

"Wae(kenapa)? Mwonyago(apa)? Apa kau mau menggunakan kamar mandinya?" Lee Binna kini bergeser sedikit kesamping.

Choi Seungcheol menangkup wajah Lee Binna dengan kedua tangannya. "Kenapa aku merasa kau sedikit kurus dari biasanya? Rasanya aku ingin memberimu makanan yang banyak."

Lee Binna memiringkan kepalanya. "Timbanganku seperti biasanya kok. Mungkin kau saja yang sudah tidak menyukaiku jadi aku terlihat jelek dimatamu."

Choi Seungcheol menghela napasnya. "Harus berapa kali aku mengatakan jika aku-"

"Baegopa(aku lapa). Beri aku makanan yang enak." Lee Binna memotong ucapan Choi Seungcheol.

"Geurae(baiklah), aku akan mereserva-"

"Aku ingin kau yang memasakkanya. Aku ingin makan daging." Lee Binna melepaskan tangan Choi Seungcheol dari kedua pipinya. "Oh ya Oppa, karena barang-barangku masih di apartemen Seungkwan, bolehkah aku meminjam komputermu? Ada yang harus aku lakukan."

"Eung. Kau bisa menggunakannya di kamar sebelah. Sandinya sama seperti password apartemen ini." Ucap Choi Seungcheol kemudian berlalu masuk ke dalam kamar mandi.

Lee Binna menghela napasnya, meskipun dia cukup sensitif dengan password apartemen ini tetapi mau tidak mau dia harus berpura-pura santai. Lee Binna beranjak menuju kamar sebelah dan duduk di tempat dimana Choi Seungcheol biasanya bermain game atau bahkan menulis lagu. Ya, Lee Binna berada di dalam studio pribadi Seungcheol.

Awalnya Lee Binna baik-baik saja karena dia sama sekali tidak menemukan kejanggalan yang ada di ruangan itu maupun di komputer Choi Seungcheol. Namun saat dia hendak pergi dari tempat itu, dia tak sengaja menjatuhkan sebuah buku tebal nan lusuh yang ada di meja Choi Seungcheol tadi. Lee Binna mengambil kertas-kertas yang keluar dari buku tersebut dan pergerakannya terhenti saat dia menemukan selembar foto lama yang memuat dirinya dan Choi Seungcheol saat mereka masih bersama dulu. Lee Binna jelas ingat foto itu adalah foto dimana Choi Seungcheol berulang tahun dan mereka mengambil foto di sebuah photobox dipinggir jalan. Lee Binna tersenyum tipis saat melihat wajahnya yang masih muda tanpa ada beban berat apapun di kehidupannya dulu dan juga ada Choi Seungcheol yang sangat di percayainya.