#13 Kecewa

605 50 6
                                    

haloo haloo para readersnya MTML !!

aku update nihh!

sebelum itu, aku cuman mau bilang klo aku rencananya mau ngasih visual ke buat karakter" utama MTML, klo kalian ada saran kalian bisa komen yaaa !!

oh iya kalian jangan lupa vote & komen sebanyak-banyaknya yaa 💗💗

buat kalian yang masii setia baca MTML, aku padamuuu 😁💗

•happy reading•
.
.

Mata Kanza mengerjap, perlahan ia membuka matanya, tapi tak ada Leano di sampingnya. Dipikirannya mungkin saja pria itu sedang bermain atau nonton tv di ruang tengah.

Kanza beranjak dari tempat tidurnya hendak turun kebawah, tapi sebelum itu ia lebih dulu melihat jam, ternyata masih sore. Kanza tidak mendengar ada suara tv, dimana Leano.

Ia keluar dari kamar, mencari sekeliling lantai atas tapi tidak ada tanda-tanda keberadaan seorang Leano di sana. Saat Kanza hendak menuruni tangga, ia mendengar sebuah suara yang ia kenal namun terdengar asing.

Bukan hanya satu suara, melainkan lebih dari dua suara yang ia dengar dan ia tau siapa pemilik suara-suara itu. Leano, Saka, dan Bima.

"Intinya sekarang, gimana perasaan lu ke Kanza?" suara Bima terdengar.

"Gua juga ga tau, Bim. Gua juga bingung sama perasaan gua,"

"Lo lebih baik jangan buat dia jatuh ke pelukan lo kalo emang lo ga ada perasaan." tegas Saka.

Ada apa ini? Apa Kanza mimpi? Apa yang barusan ia dengar?! Leano sedang berbicara dengan lancar dan normal pada teman-temannya. Apakah selama ini pria itu hanya berpura-pura saja.

Mata Kanza terasa panas, ia marah, sedih, kecewa, juga sakit rasanya. Tanpa aba-aba mata Kanza sudah mengeluarkan air mata dengan deras, ia memegangi dadanya yang kian terasa sesak.

Pelan-pelan ia berjalan menghampiri ketiga orang itu, melihat punggung lebar Leano dari kejauhan membuat dadanya semakin sakit. Pria yang selama ini ia percaya, kenapa begitu tega membohongi nya.

"Ano?" suaranya yang serak seakan tak bisa keluar.

Punggung itu tampak terdiam sejenak, kemudian berbalik. Benar, itu adalah Leano yang normal dan baik-baik saja tanpa adanya gangguan kejiwaan.

"Za-Zaza?!"

Raut wajah panik Leano, Saka, dan Bima terlihat dengan jelas. Mereka bertiga melihat linangan air mata Kanza yang terus bercucuran, menandakan gadis itu sudah mendengar semuanya.

"Pembohong."

Deg!

Suara serak itu mengeluarkan satu kata yang mampu membuat Leano terhenyak seketika, ia bisa merasakan kekecewaan Kanza lewat sorot matanya yang sudah basah dan sembab.

"Zaza kita bicarakan baik-baik dulu ya," bujuk Leano mendekat ke arah Kanza.

"Stop! Jangan berani-beraninya kamu deket ke aku!" Kanza menatap Leano nanar, bersamaan dengan isakan yang terus keluar dari bibirnya.

"Za .."

"Stop! Aku bilang stop di tempat kamu Leano!"

Leano berhenti melangkah mendekat. Ia diam di tempat, menatap Kanza dengan harapan gadis itu akan mendengarkan penjelasannya. Sakit rasanya melihat air mata gadis itu, ingin rasanya ia mendekat dan menghapus air mata itu.

Menikahi Tuan Muda LuguWhere stories live. Discover now