Part 5

2.7K 173 43
                                    

"Ck. Sungguh menganggu!" Gerutu lelaki yang sedang duduk menatap laptopnya. Banyak pekerjaan yang harus di selesaikan hari ini. Laporan yang di terima dari perusahaan cabang ataupun berkas yang sudah menunggu di tandatangani olehnya.

Rony mengalah, mendengar suara notifikasi pesan di gawainya yang serupa alunan musik dangdut.

Rupanya ada serbuan pesan masuk dari nomor asing yang berusaha ia abaikan. Namun, pada saat bersamaan, pesan-pesan lain memenuhi notifikasi email perusahaannya, membuat Rony yang sedang menekuri layar laptopnya merasa terganggu.

Rony jadi penasaran, sejak kapan email perusahaanya menjadi tempat tuntutan kelakuan Faresta?

Tunggu...

Rony membaca e-mail yang masuk adalah dari nama perseorangan. Bukan dari sekolah tempat Faresta belajar.

Rony memilih mengambil gawainya. Sebuah nomor asing mengiriminya 30 kalimat pesan yang sama.

Rony dibuat tercengang, kala membaca isi pesan tersebut. Rupanya kegaduhan kali ini berbeda.

Biasanya Faresta akan mendapat kiriman surat panggilan konseling akibat balapan motor, atau melakukan tindakan pembulyan dan sebagainya. Tapi keluhan kali ini berbeda. Seorang guru baru mengatakan mendapatkan tindakan flirting dari anak ingusan seperti Faresta.

Senyum Rony terbit tanpa ia duga. Membayangkan betapa frustasinya perempuan yang sedang mengadu lewat ponselnya itu.

Rony jadi penasaran seperti apa sosok perempuan yang bisa membuat seorang Faresta jatuh cinta?

Ingatlah, bahwa kemarin Faresta bahkan mengejeknya hanya karena dia merasa berhasil menggoda seorang perempuan.

Yang tak pernah Rony sangka, bahwa ia adalah guru Faresta.

Mari bertemu di luar sekolah. Kita selesaikan secara kekeluargaan.

Rony mengirimkan pesan singkat. Seperti sebelum-sebelumnya tindakan ini sangat mujarab. Namun diluar dugaannya. Tiba-tiba guru itu melakukan panggilan ke nomor Rony.

"Hallo... I know my father was so frustated why I haven't marry yet. Tapi bukan berarti saya bisa terima di perlakukan dengan tidak sopan sama bocah ingusan bernama Faresta itu, ya! Kalau bapak gak mau ketemu di sekolah, saya doakan kalau bapak lagi jalan nabrak kucing"

Tut....

Panggilan terputus sepihak sebelum Rony sempat menjawab kalimat gadis itu.

"Dasar! Kekanakan!" Ucap Rony mengomentari tindakan gadis yang baru saja meneleponnya. Tapi entah mengapa gangguan dari gadis tersebut membuat Rony kehilangan semangat untuk melanjutkan pekerjaanya.

Dia menatap jam yang sudah menunjukkan pukul 20.10. Memang sudah waktunya pulang. Sepertinya niatnya lembur sudah menguap begitu saja.

Rony membereskan mejanya. Memasukkan laptopnya pada laci kantor. Kali ini dia sedang tak ingin membawa pekerjaan ke rumah. Dia memasukkan ponsel yang biasa ia gunakan untuk berhubungan dengan koleganya.

Dia hanya membawa ponsel pribadinya. Namun sebelum ia memasukkan ke dalam sakunya, Rony mengecek poop up pesannya.

Sepertinya gadis yang merasa frustasi itu sudah berhenti menghubunginya, setelah memakinya via telepon.

Rony menyeret langkahnya malas hingga mencapai basement kantornya. Lalu ia buru-buru masuk ke dalam mobilnya.

Jalanan cukup sepi malam ini, kendaraan yang berlalu lalang tak sebanyak biasanya.

Silly LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang