Part 13

3K 173 26
                                    

"Salmaiiraaa... Ghaniaaaa... Mau cosplay jadi monyet loe di situ?! Turun gak?!" Seru Nando yang sedang memergoki Ghania di atas pohon miliknya.

"Apasih, Ndo... Ini juga gara-gara istri loe yang ngidam ni mangga!" Jawab Ghania kesal. Setengah jam lalu, saat Ghania baru mendudukan diri di sofa unitnya. Nadila menelponnya. Ia mengidam mangga di pohon mertuanya.

Sayangnya Nando tidak bisa dihubungi, sedangkan Pak Jarot tukang kebunnya sedang cuti karena kambingnya melahirkan.

"Hisssh... Loe tuh ya... Gak usah mengkambinghitamkan istri gue loe... Jelas-jelas mangganya udah dapet. Loenya aja yang betah di atas pohon! Cepetan turun! Sebelum klien gue dateng..."

"Ck. Gak keren loe... Gue lagi menikmati hidup juga..."

"Menikmati hidup tuh yang normal-normal aja, Ghania... Inget umur... Gue beneran malu punya temen kayak loe..."

"Ck. Cerewet banget sih... Iya.. Iya gue turun..." Ucap Ghania, dengan pelan-pelan mulai turun dari pohon mangga yang cukup tinggi. Nando memperhatikan Ghania dengan khawatir sekaligus kesal. Sebenarnya dia ingin berterima kasih, mengingat wajah berseri Nadila istrinya yang sedang menikmati rujak mangga muda di dapurnya. Namun saat Nadila bercerita Ghania yang memetiknya seketika Nando berlari ke arah pohon mangga miliknya.

Nando tidak ingin kliennya memergoki kegiatan random gadis berusia 29 tahun itu.

"Sore, Pak Nando.. Maaf saya sedikit terlam... Salmaira?!" Teriak seseorang yang membuat Nando menoleh seketika, sedangkan Ghania yang masih bergelayut di ranting dan belum sempurna menapak ke tanah, terperanjat saat mendengar suara yang amat familier di telinganya, membuatnya seketika terjatuh ke tanah.

Gedebug...

"Awsss..." Gadis itu meringis.

"Ghania!!!" Teriak Nando melihat sahabatnya terjatuh dengan sangat tidak estetik ke tanah.

"Salmaira, kamu masih hidup kan?!" Ucap seseorang melewati tubuh Nando, membuat lelaki itu ikut terkejut dengan kenyataan yang ia lihat.

"Ihhhh... Si anak ubi!! Kenapa sih loe selalu berada di tempat-tempat tersembunyi gue?!" Tanya Ghania kesal.

"Loe pikir rumah gue, goa? Tempat tersembunyi!" Ucap Nando tidak terima.

"Loh... Saya yang seharusnya tanya... Kamu kenapa bisa di pohon mangga Pak Nando, Salmaira?!"

"Tanya binik dia, tuh!" Ucap Ghania kesal, sedangkan Nando hanya terkekeh sembari menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.

"Eh... Eh... Kok loe bisa kenal sama Pak Rony, sih Ghan?" Tanya Nando penasaran. Karena saat ini Rony masih berjongkok di sebelah Ghania, sembari memperhatikan gadis yang sedang sibuk mencebik tak jelas.

"Bukan urusan loe..." Ucap Ghania enggan menatap Rony yang masih sibuk memperhatikannya. Ghania malah melangkah mengambil satu buah mangga yang memang dia sisakan untuk dirinya.

Kroek... Kroek...

"Ih... Ghania loe jorok banget sih!" Ucap Nando frustasi, menatap Ghania yang kini sedang menikmati mangga mudanya dengan gigitan dari giginya.

"Minimal di cuci dulu, Salmaira..." Ucap Rony lembut, membuat Nando lebih penasaran tentang hubungan mereka berdua.

"Dih! Kalian berdua tuh udah ternodai hukum higenitas ...  Ini tuh namanya menikmati aroma kehidupan nyata! Kalian sih gak pernah ngerasain nikmatnya rasa kuman..."

"Cih! Udah gila emang loe.. Jabang bayi jangan kaget! Amit-amit moga anak gue di jauhkan dari khodam Ghania!!! Aamiin"

"Emang rasa kuman kayak apa?" Kali ini Rony yang bertanya dengan polos, membuat Nando hampir tertawa terjungkal. Si laki-laki karismatik yang ia kenal rupanya sudah terkontaminasi kegilaan Ghania.

Silly LoveKde žijí příběhy. Začni objevovat