🦊🐰
JANGAN LUPA VOTE DAN KOMEN!
***
Suara alunan musik mengalun keras disalah satu club, di sana tampak pemuda yang asik dengan minuman keras dan juga wanita yang mengelilinginya.Brian bukan lagi menjadi anak baik seperti dulu ketika masa kecilnya. Brian menjadi pemuda yang sering mabuk karena dia ingin mengalihkan kesakitan yang orangtuanya berikan padanya.
Brian terjebak pergaulan bebas bersama teman-temannya tetapi dia tidak pernah berhubungan bebas atau yang biasa disebut having sex.
Senakal-nakalnya Brian, dia tidak pernah melakukan hal apapun diluar batasnya. Dia hanya minum-minum untuk meredam berisik di telinganya.
"Hoi bro, udah lama lo disini" Sapa seseorang yang mendekati Brian.
Nani, teman Brian dan juga pemilik club itu kini menghampirinya.
"Oi bro lumayan lah dari jam 9"
"Ini udah jam 1 bro, lo dicariin ortu lo entar" Ucap Nani sambil memegang bahu Brian. Sedangkan Brian tertawa miris mendengarkan omongan nani.
"Kayak gak tau kehidupan gue aja bro"
"Wkwk miris banget hidup lo bri"
"Udah lah, kita dugem sampai pagi Nan" Ujar Brian untuk mengalihkan pembicaraan mereka.
"Eh btw ceweknya seksi-seksi bri, lo gak mau coba apa? Mayan lah goyang dikit buat meredakan stres lo malam ini. Mabuk sambil goyang di kamar jos banget tau bri"
"Males ah Nan. Itu cewek udah banyak yang makai. Gak segel. Gue akan cari yang segel. Biar bukanya lebih seret" Jawab Brian sambil terkekeh kemudian kembali meneguk minumannya.
"Anjir lo bri. Mau cari dimana orang yang masih segel bisa diajak sex bebas"
"Gatau hahaha"
Mereka kini tertawa bersama sambil menikmati alkoholnya. Tepat pukul 3 pagi, Brian pulang ke rumahnya karena harus bersekolah nantinya.
Rumah tampak sepi karena memang masih jam orang tidur. Saat melangkah masuk kedalam rumah, tiba-tiba lampu ruang tamunya menyala.
"Darimana kamu Brian?" Tanya mama Brian sambil berkacak pinggang dengan tatapan amarahnya.
"Main ma"
"Main darimana kamu sampai pulang pagi seperti ini?"
"Maaf ma, Brian capek. Brian mau tidur besok sekolah"
Brian berlalu meninggalkan mamanya yang masih berada diruang tamu sehingga membuat darah sang mama semakin mendidih.
"Briaaannnn... Mama belum selesai bicara Brian... Hiss anak itu"
Brian saat ini berdiri di depan kaca kamar mandinya. Dia melihat wajahnya sendiri. Wajah yang begitu mirip dengan foto sang kakak yang terpajang diruang tamunya.
"Kenapa Hah! kenapa wajah Brian harus mirip sama kakak Hah" Monolog Brian dengan tangan yang mengepal.
Kemiripan Brian dengan kakaknya yang membuat mamanya belum bisa melupakan peristiwa yang terjadi bertepatan dengan kelahiran Brian.
Brian bahkan tidak pernah merasakan ulang tahunnya dirayakan oleh mama dan ayahnya. Karena bagi mamanya, merayakan ulang tahun Brian maka sama saja bersenang-senang di hari kematian Bian.
"Apa mama gak pernah sayang sama aku ma? Brian gak minta ma dilahirkan dihari yang sama dengan hari kematian kak bian ma"
"Ah siallll"
Bugh..
Brian emosi lalu memukul dinding, ia tak peduli dengan sakit di tangannya karena sakit itu tak seberapa daripada sakit di hatinya.
🖤🤍
Bian masih asik memandangi wajah tidur Winata yang begitu damai. Bagi bian, Winata sangat cantik untuk ukuran seorang pria.
Bian tidak menyangka anak kecil yang pernah ia selamatkan bisa tumbuh menjadi remaja yang sempurna seperti sekarang.
"Nata, kamu cantik dan tampan sekaligus. Kakak sayang sama kamu. Tapi kakak gabisa selamanya nemenin kamu didunia ini. Mungkin kakak udah cinta sama kamu nat. Tapi kakak tau kita tidak akan pernah bisa bersatu selamanya" Ucap Bian dengan tetap pada posisinya yang duduk dibawah ranjang Winata dan menumpukan tangannya tepat di hadapan wajah Winata.
Hari sudah pagi, Winata mulai bangun dari tidurnya karena akan pergi kesekolah.
Meskipun Winata tinggal sebatang kara, namun harta yang ditinggalkan orang tuanya sangat banyak jadi dia tidak merasa kekurangan sama sekali.
Kelak dia akan bekerja pada saat kuliah saja, dia akan bekerja part time meskipun harta papanya masih ada. Dia ingin mencoba hidup mandiri.
Winata tak melihat bian disekelilingnya lalu ia memutuskan untuk pergi ke dapur. Winata terkejut saat bian duduk manis dimeja makan.
"Kakak kok di dapur?" Tanya Winata sambil menghampiri Bian.
"Kakak tadi buka kulkas dan stok makanan kamu masih banyak jadi kakak nunggu kamu disini aja"
"Kakak jangan buka kulkas lagi ya, nanti kakak melemah kalau harus terus berusaha memegang sesuatu" Tegur Winata dengan wajah sendu menatap Bian. Bian tahu bahwa Winata begitu mengkhawatirkannya.
"Iya maafin kak bian ya, sana ambil makanan kamu dikulkas. Habis itu sarapan. Mandi terus kesekolah ya"
"Iya, kak bian gak ikut nata?" Tanya Winata sambil membawa makanannya dan mendaratkan pantatnya di kursi.
"Kakak disini saja, kakak ingin bermalas-malasan"
Mereka tertawa bersama lalu Winata mengambil roti dan mengoleskan selai untuk sarapannya.
TBC

YOU ARE READING
Bad Romance [Brightwin]✔️
RandomKarena cinta tak lagi soal dunia yang sama, love is love but i love him dan you. Kisah winata yang terjebak 2 saudara namun mereka berbeda.Entah siapa yang akan bersamanya nanti diakhir ceritanya. Dengan Brian atau Bian, dia akan terima takdirnya...