🦊🐰
JANGAN LUPA VOTE DAN KOMEN!
***
Disinilah mereka berada. Di taman kota di sore hari yang cerah. Langit yang menyemburkan cahaya orangenya begitu indah dipandang mata.
Mereka masih enggan untuk keluar dari dalam mobil. Winata masih asik memandangi langit senja sedangkan bian sedang asik memandangi langitnya. Langit dengan hiasan senyum bulan sabit.
"Nata gak mau turun?" tanya Bian dengan pandangan yang masih menatap Winata lekat.
"Sebentar kak, langitnya indah ya sore ini"
"Iya, langitnya kak bian juga indah"
"Memang langit kita berbeda ya kak?" Tanya Winata dengan wajah polosnya menatap Bian.
"Iya berbeda. Itu langit kamu diatas sana sedangkan langit kak bian ada disini disamping kak bian"
"Ah langit kak bian dibalik pintu mobil?"
"Nata, nata langit jingganya kak bian. Yang begitu indah namun kak bian hanya bisa memandang keindahan itu tanpa bisa memilikinya. Kak bian cinta sama nata. Nata tau kan itu" Ujar Bian dengan mata yang menatap mata Winata. Orang yang di cintainya.
"Iya kak, nata tau. Nata juga cinta sama kakak"
"Tapi takdir tak berpihak kepada kita ya. Lucu. Kak bian selama hidup gak pernah mengenal cinta. Tapi setelah sama kamu bisa mengenal apa itu cinta. Maafin kak bian ya yang udah naruh perasaan ke nata"
Winata yang melihat bian hanya menundukkan kepalanya merasa sedih. Dia membuka seatbeltnya lalu memeluk tubuh bian dengan hangat.
Walaupun bian adalah roh tapi entah mengapa Winata merasakan kenyamanan yang luar biasa saat memeluk sukma bian.
"Gak boleh sedih lagi ya kak bian. Ayo temani nata beli eskrim terus kita main ayunan" Ucap Winata sambil mengusap punggung lebar Bian. Bian menganggukkan kepalanya. Mereka berdua akhirnya turun dari dalam mobil.
Winata membawa langkahnya menuju kedai eskrim yang berada di sekitar taman kota. Ia membeli eskrim dengan rasa vanila, coklat, matcha dan strawberry.
"Jangan banyak-banyak nata, nanti nata batuk pilek. Beli dua saja ya" Tegur Bian.
Dengan bibir yang dimanyunkan, akhirnya Winata hanya membeli eskrim vanila dan strawberry dan mengajak bian bermain ayunan di taman kota.
Saat Winata sudah duduk di ayunan, tangan bian sudah berada ditali untuk mendorong Winata namun Winata mencegahnya.
"Kak bian jangan"
"Kenapa mmemangnya?" Tanya Bian sambil menunduk memandang Winata yang sedang duduk di ayaunan.
"Jangan habisin energi kak bian untuk dorong nata kak. Nata ga mau kak bian melemah jika kak bian berusaha menyentuh sesuatu. Jangan ya kak. Kakak duduk di ayunan sebelah nata ya. Biar nata dorong sendiri pakek kaki nata"
"Oke kak bian duduk disini ya nata"
Bian kemudian beralih ke samping Winata dan mendararkan pantatnya pada ayunan di sebelah Winata. Ayunan itu memang terdiri dari dua papan yang berada bersebelahan.
"Iya kak bi"
Bian tersenyum memperhatikan Winata makan eskrim dengan bermain ayunan. Dia ingat dengan Winata kecil yang bahkan sampai sekarang masih tetap tidak pernah berubah.
"Kak bian mau?" Tawar Winata sambil mengarahkan eskrimnya ke arah Bian dan Bian menggelengkan kepalanya.
"Gak, nata. Kalau kak bian mau eskrim kamu nanti eskrim kamu gak ada rasanya dong karena sarinya diambil kak bian"
"Gak papa kak bian. Biar nata gak diabetes hehehe"
"Makan nata saja. Kak bian gak doyan eskrim" Tolak Bian kemudian menghadap ke depan.
"Ya sudah hmmm ini nikmat wleee"
Winata tak memperdulikan sekitarnya lagi. Mungkin orang-orang menganggap dia gila karena tertawa dan berbicara sendiri sekarang tapi Winata memilih acuh.
"Habis deh huhuhu. Nata mau lagi" Ucap Winata sambil mengerucutkan bibirnya.
"No gak boleh nata."
"Kak bi disitu ada sungai yang banyak batunya. Disana sejuk banget. Kesana yuk temani nata" Ajak Winata sambil menunjuk ke arah sungai yang tak jauh dari taman kota.
"Ga Mau ah, nanti nata jatuh gimana"
"Enak dong kalau nata mati bisa hidup bareng papa mama sama kak bian selamanya" Celetuk Winata tanpa berpikir dan membuat Bian emosi.
"Nataaa.. Kak bian gak suka ya kamu ngomong gitu lagi. Bunuh diri itu gak baik nata"
"Iya kak maaf mulut nata nakal. Ayo temani nata. Kalau kak bian ga mau biar nata berangkat sendiri." Ucap Winata sambil berdiri dan dengan terpaksa Bian menyetujuinya karena Bian tidak mau membiarkan Winata sendirian.
"Ya sudah ayo kak bian temani"
Sesampainya di sungai, mereka duduk diatas batu besar sambil menikmati suara gemericik arus air sungai.
"Kak sebentar "
Winata tampak asik merobek kertas dan membuatnya menjadi origami sebuah perahu.
"Nah jadi yeayy..nata akan layarkan wuss ngenggg" Ucap Winata kesenangan dengan meletakkan perahu kertas yang dibuatnya ke sungai dan membiarkan perahu tersebut berlayar.
"Dasar bocah"
"Biarin wlee, kak bian iri kan nyenyenye"
"Udah mau malem, ayo pulang" Ajak Bian sambil berdiri.
"Yuk kak"
Winata dan Bian kembali ke mobil untuk kembali pulang ke rumah.
TBC

KAMU SEDANG MEMBACA
Bad Romance [Brightwin]✔️
RandomKarena cinta tak lagi soal dunia yang sama, love is love but i love him dan you. Kisah winata yang terjebak 2 saudara namun mereka berbeda.Entah siapa yang akan bersamanya nanti diakhir ceritanya. Dengan Brian atau Bian, dia akan terima takdirnya...