Fragmen 3: Summoner

1K 226 16
                                    

Bassen dan Lilly berangkat ke Latihan Tempur pukul delapan. Oleh karena itu, keduanya masih ada di rumah sewaktu Cale ke luar kamar dalam penampilan rapi. Melihat Cale mengenakan pakaian formal tentu tak biasa tetapi menyaksikan anak itu menggendong dua ekor anak kucing jauh lebih mengherankan.

"Kakak, dari mana hewan menggemaskan itu?" sahut Lilly melompat dari kursinya dan bergegas mendekati Cale.

Usia Cale terpaut dua tahun dari Bassen dan berbeda empat tahun dari Lilly. Sebagai yang tertua, dia selalu sangat dihormati oleh putra-putri Violan. Hubungan ketiganya sangat akrab sebagaimana saudara pada umumnya meski tak memiliki ikatan darah.

Baik Bassen maupun Lilly, mereka sudah menganggap Cale sebagai kakak sulung. Dan Cale sendiri tidak keberatan mengakui keduanya sebagai adik-adiknya.

"Mereka bukan hewan, ini Spirit," tukas Cale menunduk melihat On dan Hong yang meringkuk di dekapan Cale. Keduanya masih tidak terbiasa berinteraksi dengan manusia lain. "Ini Lilly dan yang di sana namanya Bassen. Mereka saudaraku."

Cale selalu menyembunyikan On dan Hong tapi kini berbeda. Ia memutuskan untuk menunjukkan diri karena sudah bertekad meninggalkan rumah dalam waktu dekat.

On dan Hong memaku Cale lekat sebelum akhirnya On lebih dulu mengulurkan kaki depannya ke arah Lilly yang mana gerakan itu segera disambut hangat si gadis kecil.

"Spirit?" Bassen menutup layar hologram dari terminal pribadinya. Alisnya berkerut bingung. "Bagaimana bisa ada spirit?"

Bassen punya wawasan yang cukup bagus, ia terhitung cerdas di kalangan anak seusianya. Tentu saja Bassen tahu apa itu spirit. Jelas sekali spirit merupakan makhluk magis yang hanya dapat dipanggil oleh Hunter berkemampuan Summoner yang langka.

"Aku memanggilnya," tukas Cale ringan menurunkan Hong ke sofa di samping Bassen.

"Apa?" Lilly yang sedang mengusap bulu On lekas menoleh terkejut. "Kakak yang memanggilnya?"

Cale mengangguk tak acuh. Alih-alih ia bertanya, "Di mana Bunda?"

"... Ibu sedang bicara dengan Paman dan Bibi," jawab Bassen sedikit terlambat karena masih terfokus pada sosok mungil Hong di dekatnya.

"Ayahku sudah pulang?" Cale kira Deruth paling tidak akan pulang bulan depan. Pria itu seharusnya sedang dilanda setumpuk pekerjaan.

Bassen tidak menjawab hal yang sudah pasti. Dia jauh lebih tergugah dengan keberadaan spirit. "Apa kekuatan Kakak sudah bangkit?"

"Iya."

"Wow, jadi Kak Cale itu Summoner?" Lilly mengangkat On tinggi-tinggi. Seringainya naik terukir bangga. "Keren!"

Bassen ikut terkesiap kagum. Di Planet Sirius, gelar Summoner adalah satu dibanding satu juta. Termasuk dalam sepuluh kemampuan teratas juga menempati posisi tiga besar sebagai kekuatan terlangka.

Cale belum sempat memberi tanggapan sewaktu tepuk tangan gembira terdengar dari punggungnya. Ketika dia berbalik, Jour sudah menyerbu memberinya pelukan beruang.

"Kau memang putraku!"

"Ibu ...." Cale berusaha melepaskan diri. Sayangnya, sia-sia saja. Ia tak akan bisa menang melawan tenaga tak masuk akal ibunya.

Jour mendekap erat putra tunggalnya. Pipi wanita itu bersandar di puncak kepala Cale. "Summoner ... ini menakjubkan. Putraku seorang Summoner," kekehnya senang.

Cale menghela napas menyerah. Dia hanya bisa pasrah menerima semua perlakuan ibunya padanya. "Bukankah kita akan pergi ke ulang tahun?"

"Ah, benar! Ulang tahun! Aku hampir saja lupa." Jour melepas pelukannya dan memegang bahu Cale setelah tersadar hal yang penting. "Aku terlalu senang mengetahui putraku akhirnya Awaken! Sekarang kau juga bisa mengikuti jejak Ibu sebagai Hunter."

[BL] Piece of HeartOnde histórias criam vida. Descubra agora