4. RUMAH YANG HILANG

511 221 213
                                    

_____🥀_____

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

_____🥀_____

"Rumah yang katanya nyaman kini tinggal kenangan, rumah yang selalu menjadi alasan untuk pulang kini telah hilang."

_____🥀_____

Lembaran hitam pekat menyelimuti langit Kota Bandung, tirai-tirai bangunan di sana pun tertutup rapat, sama halnya dengan kediaman Zirka dan Zarka.

Rumah dua lantai bergaya modern tropis bercat abu-abu itu tampak sunyi dengan lampu luar yang sudah mati, di ruang tengah minim cahaya itu duduk dua anak remaja laki-laki, yang pertama dia asik membaca buku sejarah di pojok sofa berwarna hitam, dan yang kedua tengah sibuk memainkan game di ponselnya.

Selang beberapa menit, datang seorang wanita paruh baya berambut pendek seleher menuruni anak tangga, wanita itu kemudian berjalan menghampiri kedua putranya.

"Zarka, belajarnya udah sayang, di terusin besok lagi ya?" Ujar wanita yang mengenakan baju tidur kimono warna marun itu sembari mengelus kepala Zarka.

Sontak lelaki berkaos putih itu pun langsung meletakkan bukunya di atas meja. "Iya Ma."

"Ya sudah tidur yuk!" Ajak wanita yang akrab di sapa Sandra itu.

"Nanti Ma, kan Zirka belum tidur," Tolak Zarka lembut seraya melirik lelaki berkaos hitam di sampingnya.

"Gak usah pikirin Zirka, nanti juga dia tidur sendiri," Cetus sang Mama.

"Iya Zar, lo tidur aja dulu, gue masih main game," Sahut Zirka santai.

"Tuh kan, yuk tidur, kamu harus jaga kesehatan sayang," Ujar Sandra menarik lembut tangan putranya.

"Ya udah deh Ma, aku ke kamar dulu," Pamit Zarka beranjak dari sana.

"Jangan lupa obatnya di minum ya Sayang!" Titah wanita berkulit putih itu.

Sementara pandangannya langsung berbeda ketika menatap Zirka, tanpa aba-aba Ibu dua anak itu langsung merebut ponsel dari tangan putra bungsunya.

"Ma kenapa diambil?" Tanya Zirka kebingungan.

Alih-alih menjawab, Sandra justru membanting benda tersebut ke lantai, membuat Zirka membeku kaku.

"Kamu masih nanya kenapa?" Tanya Sandra balik dengan wajah berapi-api.

"Kamu ga lihat tadi Kakak kamu?!"

"Dia belajar!"

"Bukan main game!" Sentaknya dengan nada tinggi.

"Tapi aku tadi udah belajar Ma," Protes Zirka lirih.

"Bangga kamu ha? Cuma belajar sebentar!"

"Sia-sia saya sekolahin kamu mahal-mahal, ini balasan kamu?!"

LUKA PUNYA CERITATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang