T (y) o o l e p ?

847 42 18
                                    

~The Other Side Of The Door~

Taylor Swift

*

-I said, "Leave", but all I really want is you-

*

"Shit!"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Shit!"

Sembari mengumpat pelan, Aphrodit menghentikan langkahnya. Melihat adik iparnya berhenti berjalan, Priscilla pun ikut menghentikan langkahnya. Kilat tanya terlihat sekilas di mata coklatnya. "Ada apa?" tanyanya.

"Aku lupa mengambil anak panahku," jawab Aphrodit.

"Kandang kudanya ada di sebelah sana. Aku ingin mengambil anak panahku dan kau bisa ke sana lebih dulu tanpaku jika kau mau. Tapi kalau kau tidak mau, kau bisa menungguku di sini," ujar Aphrodit.

Priscilla menatap lurus ke depan-melihat keberadaan kandang kuda yang Aphrodit maksud. "It's fine. Aku bisa ke sana sendiri," katanya.

"Baiklah. Nanti aku akan menyusulmu," ujar Aphrodit, lalu berlari cepat ke arah mansion untuk mengambil anak panahnya.

Sebenarnya, Priscilla agak heran mendengar Aphrodit menyebut kata anak panah. Memangnya untuk apa? Apakah Aphrodit ingin berburu? Tapi berburu dimana? Matanya tidak melihat adanya hutan di sekitaran sini.

Tak begitu memperdulikannya, Priscilla melanjutkan langkahnya.

Priscilla berdiri beberapa langkah dari kandang kuda. Ia ragu untuk melangkah lebih dekat ke arah kuda-kuda yang ada. Bukan karena takut, namun melainkan karena keberdaan Thena di sana. Perempuan itu membuatnya enggan. Suasana hatinya belum sepenuhnya membaik. Ia tidak mau perasaannya semakin memburuk karena harus berpapasan dengan Thena.

"Priscilla?" panggil Thena. Priscilla hanya diam tak menjawab. Bahkan sekedar untuk membalas senyum yang Thena beri pun rasanya berat. "Come here!" ajak Thena ramah.

Kenapa rasa benci terhadap Thena mulai tumbuh di dalam dirinya? Keadaan yang terjadi di antara dirinya dan Apollo tidak sepenuhnya salah Thena. Perempuan itu tidak tahu apa-apa tentang masalah yang terjadi. Bukan salah Thena jika Apollo masih mendekap erat masa lalu yang pernah ada.

"Apa yang kau lakukan di sini, huh?" tanya Priscilla sembari melangkahkan kakinya mendekati Thena. Priscilla berusaha melupakan masalahnya dengan Apollo. Tidak. Ia tidak berhak marah kepada Thena. Sungguh, perempuan itu tidak tahu apa yang terjadi di antara dirinya dan Apollo.

"Hanya melihat-lihat kuda-kuda menggemaskan ini," kekeh Thena. "Mereka menggemaskan bukan?" Itu bukan sebuah pertanyaan, namun lebih tepatnya adalah sebuah pernyataan. Well, bagi Priscilla, kuda-kuda tersebut lebih terlihat gagah dari pada menggemaskan.

"Kau ingin ikut memberi mereka makan?" tawar Thena.

"Sure."

Thena memberikan beberapa batang wortel yang ada di tangannya kepada Priscilla. Priscilla memperhatikan satu persatu kuda-kuda yang ada. Mencari-cari kuda mana yang terlihat lapar. "The black one," ujar Thena membuat mata coklat Priscilla tertuju penuh kepadanya. "Kuda itu milik Apollo. Dia sangat suka wortel," sambung Thena.

YOUR fool's Gold | ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang