50

20.3K 1.4K 44
                                    

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.



Siang ini Ervan telah terlelap di kamarnya. Ervan tak sendirian, di kamarnya terdapat Freya yang baru saja menidurkan anaknya. Setelah minum obat tadi pagi dengan berbagai drama, kini bocahnya tertidur pulas. Tangan Freya mengelus dahi Ervan supaya Ervan nyenyak dalam tidurnya. Meskipun sakit, Ervan masih memiliki banyak energi untuk bertingkah.

"Cepat sembuh, sayang," ucap Freya dalam keheningan. Tak ada suara apapun di dalam kamar ini. Suasana damai dan tenang semakin membuat Ervan nyenyak dalam tidurnya.

Jika Ervan dan Freya berada di lantai atas, berbeda dengan Megan dan Varrel yang berada di lantai bawah. Tepatnya di ruang tengah.

Ada Varrel yang sedang sibuk dengan laptopnya. Memantau pekerjaan dari sini untuk sementara. Di sampingnya ada Megan yang menemani anak sulungnya.

"Bagaimana di luar negeri?" tanya Megan basa-basi.

"Biasa saja," jawab Varrel dengan ekspresi datar. Tangannya dengan lihai menekan keyboard dengan tatapan serius menyorot layar laptop.

Hening menyelimuti keadaan di ruang tengah. Megan yang sibuk dengan handphonenya, dan Varrel yang tetap pada kesibukannya.

Megan menghentikan jarinya yang sedang scroll layar hp ketika ingatan sekilas mengenai kejadian kemarin terlintas dalam benaknya. Varrel tentu tak mengetahui kabar ini, yang Varrel tau hanya keadaan Ervan yang sakit.

Perlukah ia memberitau anaknya? Tapi rasanya tak enak jika hanya Varrel yang tak mengetahuinya. Apa anaknya itu takkan mengamuk jika mengetahui sendiri kejadian itu. Yang ada, Varrel akan mengamuk karena merasa tak diberi tau.

"Varrel," panggil Megan lagi. Kali ini dengan suara tegas tersirat keseriusan yang mendalam. Varrel yang mendengar suara mamanya yang terdengar akan membicarakan hal serius, langsung menghentikan aktivitasnya. Tatapannya kini beralih menatap sepasang mata milik mamanya. Tatapan keduanya bertemu. Sama-sama menyorot dengan tatapan datar.

Megan jika mode serius, ia akan menampilkan tatapan datar. Persis seperti tatapan para pria Orlando.

"Ya, ma?" tanya Varrel singkat.

Dan akhirnya Megan menceritakan semuanya. Dari Ervan yang mengetahui jika keluarganya sendiri yang melenyapkan ibu kandungnya dari dunia ini dan tentang panti asuhan. Ketika itu, Varrel hampir membanting laptopnya ketika mendengar Ervan akan dibawa ke panti asuhan. Tapi Megan dengan cepat memberhentikan tindakan itu dengan memberikan fakta yang sebenarnya.

Varrel itu gampang emosi. Bahkan Megan belum menyelesaikan ucapannya, Varrel sudah menunjukkan tanda-tanda kemarahan.

Setelah itu Megan kembali menceritakannya. Alasan Ervan sakit sampai dimana Varrel mengetahui rencana kabur Ervan yang pada akhirnya gagal.

Itu sudah cukup membuat Varrel emosi. Bahkan ketika mommynya bercerita tentang Ervan yang bermain hujan-hujanan, ia sudah mendapati dirinya terbawa emosi, apalagi ini, kabar mengenai aksi kabur Ervan.

Ervan [End🤎]Where stories live. Discover now