05

452 52 3
                                    

Gyuvin dekat dengan Ricky. Atau mungkin, lebih dari sekedar dekat kalau kata Heeseung dan Yunjin.

Tidak masalah karena pada awalnya Hanbin hanya mengira Gyuvin dan Ricky telah berteman, namun dari interaksi yang keduanya lakukan selama di kantin, Heeseung dan Yunjin menyimpulkan ada indikasi pendekatan yang dilakukan dua adik kelas mereka.

Ricky baik dan indah. Sempurna dan siapapun akan terpesona. Hanbin mengakui itu ... tetapi bagaimana dengan Zhang Hao? Bagaimana nasib pemuda Zhang itu ketika mengetahui kerabat dekatnya ternyata dekat dengan Gyuvin?

Hanbin menghela napas sambil berpikir -miris sekali nasib Zhang Hao, sedang fokus belajar untuk olimpiade tanpa mengetahui crushnya dekat dengan orang lain- sambil menggeleng-gelengkan kepala.

Pantas saja Gyuvin menolak mentah-mentah saran Hanbin untuk membuka hati pada Zhang Hao.

Yah ... sudah lah. Sebagai perantara yang tidak amat penting, menurut Hanbin, lagi-lagi dia hanya bisa menyaksikan romansa sahabatnya.

Jika kelak Zhang Hao datang padanya untuk curhat, Hanbin akan menerima dengan lapang dada dan iba.

Kasihan sekali korban Kim Gyuvin.

***

"Pokoknya cari yang cover bukunya warna hijau." Kata Yunjin.

"Yang bener aja, di rak ini banyak yang warna hijau." Protes Hanbin.

"Duh, gue kan lupa siapa penulisnya, intinya ada gambar kupu-kupunya."

Mereka berdua sedang berada di perpustakaan. Berniat meminjam buku pelajaran yang spesifik sebagai syarat mengikuti salah satu mata pelajaran nanti.

"Kenapa ya tiap ada keteledoran pasti gue ngelakuinnya sama lo." Gumam Yunjin yang jelas Hanbin dengar.

"Kita ditakdirkan bareng untuk urusan begini."

Tiba-tiba Yunjin menepuk bahu Hanbin, agak kencang.

"Apaan sih?"

"Lihat arah jam tiga." Suara Yunjin mengecil. "Zhang Hao."

Benar nyatanya. Zhang Hao duduk di bagian meja sebelah kanan mereka, agak lebih ke depan. Pemuda Zhang itu tampak serius mengerjakan sesuatu pada lembaran di meja walaupun mereka hanya melihat punggungnya.

"Lah, ada itu anak." Celetuk Hanbin, langkah bergerak maju sebelum Yunjin menarik kerah belakang bajunya.

"Eits, mau kemana? Nyamperin cowok lo itu?" Omel Yunjin.

Mata Hanbin membola, "Sembarangan!"

"Lagian, sebelumnya sibuk banget nanyain Zhang Hao dimana, Zhang Hao kok gak kelihatan."

Hanbin menggaruk tengkuknya seolah tertangkap basah. "Gue kan penasaran gimana kabarnya."

"Terserah, sebelum nyamperin dia, beresin dulu kerjaan kita. Gue pengen cepat keluar dari sini."

"Ck, iya ... "

"Gak usah manyun begitu, centil amat."

"Astaga gue biasa ajaaa ... "

Ketika buku yang dua sejoli itu cari pada akhirnya ditemukan, Yunjin tidak banyak berpikir dan langsung memutuskan pergi dari perpustakaan. Membiarkan Hanbin yang sepertinya masih ingin bertegur sapa dengan Zhang Hao.

Him | HaoBin ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang