23. Perang Para Naga

180 31 2
                                    

Hari pertama kepergian Javas, Regina menolak semua makanan yang tiba-tiba terhidang di meja. Mungkin itu sihir yang Javas pasang, akan ada semangkuk sup setiap jam makan di sana.

Hari kedua, Regina mulai memikirkan kesehatannya. Maka gadis itu mulai menelan beberapa suap sup di meja. Menikmati kesendiriannya dengan tiduran di atas ranjang, kesepian.

Hari ketiga, gadis itu menangis. Mempertanyakan atas dasar apa Javas tega meninggalkannya sendiri di tengah tubuhnya yang sekarat, siap mati kapan saja. Sup hari itu tidak dimakan habis.

Hari keempat, Regina mencoba mengerti. Javas yang berjuang untuk mencari obat demi hidupnya, Regina harus punya perjuangan yang setara. Maka sejak hari itu Regina memutuskan untuk tetap bertahan, demi Javas.

Hari kelima, Regina muntah darah. Gadis itu melihat sup di samping ranjangnya, tidak perlu bergerak untuk makan. Seharian ia berada di kamar dan menunggu jam makan selanjutnya.

Hari keenam, tangan kanan Regina terasa lumpuh. Terpaksa gadis itu makan sup dengan tangan kirinya, menahan tangis dan tetap bertahan.

Hari ketujuh, tubuh Regina benar-benar lumpuh. Ia tidak bisa makan sendirian, tubuhnya semakin rusak digerus waktu. Dari pagi sampai malam bertamu, Regina hanya diam melihat atap kamar, tidak bergerak dan hanya bernapas.

Matanya tertutup saat terasa kantuk. Namun semakin sulit saja ia membuka mata. Sepertinya sekarang hari kedelapan, jadi Regina membuka matanya dengan susah payah. Sedikit harapan dia ingin ada Javas yang muncul di sampingnya.

Harapan itu benar-benar terkabul. Regina melihat Javas yang tidur di sampingnya.

"Javas?" Regina susah payah mengucapkan kata pertamanya setelah seminggu tidak berbicara.

"Iya, Sayang. Ini aku." Javas tersenyum begitu manis, diselipkannya rambut perak Regina ke belakang telinga. "Kamu tidak makan?"

"Tubuhku semuanya terasa lumpuh."

Saat Javas mengangkat tangan kanan Regina, terasa sedikit kekuatan dari sana. Regina sedikit merasakan lengannya.

"Bagaimana sekarang?" tanya Javas.

Regina menjawab singkat, "Lebih baik."

Merasa istrinya masih marah, Javas lekas-lekas memasang wajah paling menyedihkan. "...Maafkan aku karena pergi tiba-tiba."

"Tidak apa-apa, asal kamu sudah kembali sekarang."

"Tidak, aku belum kembali. Aku harus pergi lagi."

"Apa?" Regina terkejut.

"Sayang, segalanya menjadi lebih rumit." Javas menghela napas lelah, wajahnya penuh rasa bersalah. "Ras naga bekerjasama untuk mengkhianatiku, mereka semua berperang melawanku. Memang benar jika aku abadi, tapi jika jantungku berhasil direnggut oleh mereka ...."

Regina menyelat, "Maka kamu akan mati?"

"Benar, aku tidak tahu apa alasan mereka bersama-sama mengkhianatiku. Mungkinkah mereka menyimpan dendam saat dulu aku membantai rasku sendiri?" Javas mempererat genggamannya. "Tapi tujuanku tetap sama, Sayang. Aku akan mencari obat untuk kesembuhanmu."

Regina segera menepis genggaman tangan Javas. "Kamu akan mengabaikan perang para naga?"

"Benar, kamu adalah prioritasku."

"Jika para naga itu benar-benar berperang, banyak manusia yang akan jadi korbannya, Javas!" Regina membentak marah.

"Lalu apa yang harus aku lakukan? Aku juga tidak ingin melihatmu mati tanpa bisa berbuat apa-apa!" parau Javas terdengar begitu putus asa.

"Aku tidak ingin ratusan juta jiwa manusia dikorbankan hanya karena cinta kita, Javas."

"Aku tidak peduli. Hanya kamulah yang perlu aku miliki di dunia ini. Aku akan terus mencari obat mengobati kesakitanmu."

"Tidakkah kamu sadar jika usahamu itu hanya akan bertemu jalan buntu? Pengkhianat naga itu sendiri yang berkata, jika penyakitku ini tidak ada obatnya. Aku pasti akan mati, Javas."

"Jangan berkata seperti itu!"

"Memang begitulah adanya! Hentikan fantasimu yang berharap akan ada obat atas segala kesakitanku. Aku pasti akan mati, Javas!" Regina menahan tangisnya. "Aku juga tidak mau banyak manusia dikorbankan hanya karena sumpah cinta mati yang kita ucapkan begitu entengnya."

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Jun 14 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

REGINA: Don't Want to DieWhere stories live. Discover now