Gestara Selalu Menyebalkan

170 130 36
                                    

DISCLAIMER

Ini cerita hanya fiksi, jadi tolong jangan di sangkut pautkan dengan kehidupan real

📚 HAPPY READING 📚

Di dalam ruang guru yang ramai, berisik dengan suara langkah dan obrolan para guru yang bersiap-siap pulang, Ruby sibuk mencari-cari keberadaan Liam.

Waktu pulang sudah tiba, dan suasana yang tadinya tertib kini berubah menjadi sedikit berisik karena masing-masing guru bersiap untuk meninggalkan ruangan.

Dalam kebingungan, Ruby merasa butuh bantuan Liam karena dia lah yang sudah merasa cukup dekat dengan Ruby. Namun, di tengah keramaian tersebut, matanya sama sekali tidak menemukan Liam.

"Bu Ruby, ada masalah?" tanya seorang guru perempuan bernama Sarah. Ruby mengangkat kepala dan jika ingatannya tak salah, Sarah adalah guru matematika di Sekolah ini.

Ruby yang tengah berada dalam kebingungan, merasa sedikit terkejut oleh pertanyaan itu. Meskipun suasana di ruang guru sudah mulai sepi, Sarah tampaknya tetap memperhatikan rekan kerjanya. Kesempatan ini mungkin menjadi waktu yang tepat untuk meminta bantuan kepada Sarah.

"Bu Sarah, saya lupa menyimpan ponsel. Bisa saya pinjam ponsel Ibu untuk menghubungi ke nomor saya?" ucap Ruby dengan suara rendah, meminta bantuan pada guru matematika tersebut.

Sarah yang mendengar permintaan Ruby, langsung mengangguk dengan senyum yang penuh pengertian. Tanpa ragu, ia memberikan ponsel miliknya kepada Ruby.

Ruby merasa lega dan bersyukur atas bantuan yang diberikan oleh Sarah. Dengan ponsel milik Sarah di tangannya, Ruby segera melangkah ke tepi ruangan.

Dalam ketenangan ruang guru yang semakin sepi, Ia mengetik nomor teleponnya dengan cepat, menunggu seseorang di seberang sana menjawab panggilannya.

Setelah panggilan telepon berhasil terhubung, terdengar suara yang tak lain tak bukan milik Gestara. Suara itu membuat detak jantung Ruby terasa lebih cepat, dan tanpa ragu, ia langsung menanyakan keberadaan lelaki itu.

Bukannya memberikan jawaban yang diharapkan, Gestara malah balik bertanya dengan nada jahilnya, menyebabkan Ruby merasa kesal. "Kenapa? Kamu kangen aku?" tanya Gestara, nada bicaranya penuh dengan ketidakseriusan.

"Saya sedang tidak bercanda, Gestara!" ucap Ruby dengan penekanan pada nama muridnya itu.

"Aku diparkiran, mau bertemu?" tanya Gestara, dan Ruby bisa membayangkan bahwa saat ini lelaki itu tengah memasang wajah tengilnya. Suara Gestara terdengar santai, seolah-olah menunjukkan ketidakpedulian terhadap kekesalan Ruby.

“Diam disana! Jangan kemana-mana!”
Selesai melakukan panggilan tersebut, Ruby mengembalikan ponsel milik Sarah, tidak lupa kembali mengucapkan terima kasih atas bantuan yang diberikan. Setelah itu, tanpa menunda, Ruby langsung berlari menuju arah parkiran untuk menemui Gestara.

Dihadapan Gestara, Ruby mengatur napasnya yang terengah-engah terlebih dahulu sebelum mengeluarkan kata-kata dari mulutnya. Napas yang diatur dengan hati-hati mencerminkan perjalanan yang cukup melelahkan baginya, terutama setelah berlari dari ruang guru hingga parkiran.

Melihat Ruby yang tampak kelelahan, Gestara memberikan sebotol minuman. "Butuh minum?" tanyanya dengan nada yang lebih lembut.

Tanpa menjawab, Ruby langsung mengambil minuman tersebut, membuka tutupnya, dan meneguknya. Tidak peduli apakah botol minum itu baru atau mungkin saja bekas Gestara, Ruby tampaknya tidak memberikan perhatian berlebihan pada hal tersebut.

Melihat sikap Ruby yang seperti itu, Gestara tersenyum kecil. Entah mengapa, Ruby yang sedang kelelahan dan mungkin juga kesal benar-benar membuat Gestara gemas. Mungkin ada keunikan dalam sifat dan sikap Ruby yang mampu memancing senyuman kecil dari Gestara.

UNEXPECTED LOVE Where stories live. Discover now