18

108 17 4
                                    

Aloo gess, ada yang kangen sama travicky gak? Kira-kira pengin double up gak nih?(⁠◕⁠ᴗ⁠◕⁠✿⁠) Hihi

Okelah, jangan lupa vote dan komen 👻👌🏻

HAPPY READING ✨

-

"Travis, jalan-jalan yuk!"ajak Vicky. Daripada hanya berdiam diri di dalam rumah tanpa melakukan apapun. Lebih baik pergi keluar menikmati suasana sore hari yang cerah ini.

"Mau pergi kemana?"tanya Travis.

"Em.. ke pantai? Lihat sunset."jawab Vicky dan Travis pun segera mematikan ponselnya.

"Ya udah kita jalan-jalan, tapi nanti jangan minta yang aneh-aneh ya,"ucap Travis dan Vicky langsung memberi hormat kepada suaminya.

"Ay ay captain!"

Travis menerbitkan senyum tipis, setelah itu mengambil jaket untuknya dan untuk Vicky.

"Kok pake jaket?"tanya Vicky.

"Kita kan mau lihat sunset, otomatis pulangnya agak gelap dan udara malem tuh gak baik. Kita perginya juga jalan kaki karena deket, tapi kalo mau naik bus juga gapapa sih."ucap Travis.

"Jalan kaki ajalah, biar sehat."Vicky mengambil jaket miliknya yang masih dipegang oleh Travis dan langsung menggunakannya.

Travis,"Beneran? Kalo mau naik bus juga gapapa, takutnya nanti malah kecapean."

"Tadi lo sendiri yang bilang tempatnya deket, ya kalo gue cape mah minta gendong lo aja, hehe."balas Vicky dengan senyuman lebar.

"Ya udah, ayo berangkat."

"Let's go!"

Disepanjang jalanan yang tak terlalu ramai, keduanya berjalan dengan bergandengan. Terlihat begitu mesra membuat beberapa pejalan kaki tersenyum, terlebih lagi dengan tingkah Vicky yang seperti anak kecil yang terus meminta membeli ini dan itu.

"Travis, bentar deh, fotoin dulu."

Entah sudah kali ke berapa Vicky meminta Travis untuk memotretnya ketika menemukan objek foto yang menurutnya bagus. Keduanya kini telah berada di pantai dan Vicky selalu meminta Travis untuk memotretnya.

"Udah belum? Katanya mau liat sunset?"tanya Travis yang sudah lelah mengelilingi pantai. Dia kira Vicky yang akan kelelahan, kenyataannya dia sendirilah yang merasa lelah.

"Belum foto di situ."

Lima belas menit kemudian Vicky telah puas berfoto di berbagai tempat. Wanita itu mengajak Travis untuk duduk di atas pasir dan meminta Travis untuk melepaskan alas kakinya seperti yang Vicky lakukan. Vicky menyandarkan kepalanya di bahu Travis dengan pandangan ke depan.

"Lo tau gak? Gue pengin suatu saat nanti pernikahan yang awalnya gak kita pengin ini berakhir bahagia. Gue cuma pengin nikah sekali seumur hidup aja, dan punya keluarga kecil yang bahagia."tanya Travis.

Vicky mendongakkan kepalanya dan memperhatikan Travis yang tengah menatap lurus kearah lautan dengan senja yang menghiasinya. Setelah itu, Vicky kembali menatap kearah laut seperti Travis dan mengangguk.

"Ya, gue harap juga gitu. Pernikahan kita berakhir bahagia sampai maut yang memisahkan kita."balas Vicky dengan senyuman kecil yang terbit dibibir nya.

Travis menarik pinggang Vicky untuk merapatkan tubuh keduanya. Mereka terus menikmati pemandangan dan sesekali Vicky memotretnya. Jika orang lain melihat mereka, tentu saja orang lain itu akan menyimpulkan bahwa keduanya adalah pasangan yang baru kasmaran. Kenyataannya memang begitu, lama kelamaan mereka mulai menerima semuanya dan tiba sebuah perasaan di antara keduanya.

"Senjanya cantik ya,"celetuk Vicky melihat langit berwarna oranye di sore hari ini dan juga burung-burung yang berterbangan di atas sana.

"Lebih cantik orang yang sekarang ada di samping gue,"balas Travis membuat rona merah seketika muncul di pipi Vicky.

"Gombal."

"Beneran, ini bukan sekedar gombalan. Mau bukti? Gue bisa buat artikel yang isinya sejuta satu alasan kenapa seorang Vicky Zoella Roberts gue sebut sebagai orang yang lebih cantik daripada senja. Bahkan bidadari pun minder karena kalah cantiknya sama dia."jelas Travis semakin membuat wajah Vicky terlihat seperti udang rebus. Wanita itu menarik jaket yang dia gunakan untuk menyembunyikan wajahnya karena dia tak mau Travis melihat wajahnya yang memerah.

Travis terkekeh geli. Pria itu memeluk Vicky dan memberikan banyak kecupan di puncak kepala Vicky yang masih menutupi wajahnya dengan jaket.

"Udah malunya, senjanya udah mau habis loh."ucap Travis dan Vicky pun segera menurunkan jaketnya, lalu beralih menatap kearah laut dengan langit sore berwarna oranye yang sebentar lagi akan digantikan dengan langit malam penuh bintang. Begitu fokus memandangi lautan, Vicky tak sadar bahwa Travis sesekali memotretnya.

"Mau pulang?"tanya Travis sekitar dua puluh menit setelah matahari terbenam.

"Ayo, udah dingin."jawab Vicky yang telah mengeratkan jaketnya. Benar kata Travis, angin malam sangat dingin, terlebih lagi mereka saat ini tengah berada di pantai, hembusan angin yang lebih kencang otomatis terasa lebih dingin. Sebentar lagi sepertinya juga akan turun hujan, karena langit pun sudah terlihat sangat gelap tanpa adanya satu bintang dan juga kilatan yang sudah mulai terlihat walaupun dari jauh. Tapi tetap saja tidak aman jika terus berada di tempat terbuka seperti ini.

Krak!

Travis dan Vicky spontan menoleh kebelakang ketika mendengar suara patahan kayu dan keduanya terkejut begitu tahu bahwa ada orang lain selain mereka. Keduanya saling pandang dan kembali memandangi seorang pemuda yang saat ini tengah menatap mereka berdua dengan raut wajah terkejut? Entahlah.

"Hai?"Vicky menyapa pemuda asing itu.

Pemuda yang asing bagi Travis dan Vicky itu tiba-tiba saja meneteskan air matanya.

"Eh, lo gak apa-apa ?"tanya Travis mulai khawatir ketika pemuda yang sepertinya lebih muda dari mereka itu terduduk di atas pasir pantai dan jaraknya pun tak jauh dari tempat keduanya saat ini berdiri.

Travis akhirnya menghampiri pemuda itu dan duduk dihadapannya, "Ada apa? Apa ada masalah? Lo keliatan gak baik-baik aja."tanyanya. Walaupun pada akhirnya yang dia dapatkan hanya pemandangan pemuda itu yang terus menangis.

DUAR!

Suara petir yang begitu menggelegar mengejutkan mereka. Vicky langsung menghampiri Travis dan pemuda itu.

"Ajak dia ke rumah aja,"ucap Vicky. Ini memang aneh, bahkan Vicky tak pernah mau mengajak orang asing pergi ke rumahnya. Tetapi kali ini dia justru mengatakannya tanpa pikir panjang.

"Lo mau ikut kita? Hujan bentar lagi turun, gak baik terus di sini."tawar Travis. Dia sedikit khawatir jika hujan turun, sedangkan Vicky masih berada di luar ruangan seperti ini.

Pemuda itu menganggukkan kepalanya, membuat Travis bersyukur karena pemuda misterius itu tak banyak bicara.

-
'✨MISTAKE✨'

Baiklah, terimakasih telah membaca cerita ini🔥😁
Menyala kakakkuh🔥🔥
Kelas kakakda🔝🔥🔥
Menyala ilmu padi🌾🔥🔥

Wkwk, kira-kira siapa ya pemuda asing itu?🤔
Maaf jika masih ada salah kata dalam penulisan bab yang ada pada cerita ini

Akhir kata

See youuuu🔥💕👻

©luv_hmda_hikun
M

ARCH 2024

MISTAKE [TRAVICKY]Where stories live. Discover now