☪︎³⁰

979 86 4
                                    



WANITA cantik itu, Thaalea baru selesai dengan beberapa urusannya bersama Jefry, setiba keduanya Jovhan yang berjaga di depan rumah berdiri, menyambut kedatangan orang yang paling berpengaruh di Selatan.

"Apa semua telah selesai?" tanya Jovhan, namun tidak ada yang menjawab.

"Ehem, aku bertanya sebagai ipar, bukan sebagai sekertaris Ceilo Pallas." lanjutnya.

"Masih di bicarakan," ucap Jefry, Thaalea mempersilahkan keduanya masuk ke dalam rumah.

"Sepertinya si kembar telah tertidur.." gumam Thaalea

"Mereka anteng banget, anak penurut" ucap Jovhan membuat Jefry menatap Jovhan meminta penjelasan.

"Ya bungsu kalian itu terlihat sekali pintarnya.." Jovhan memandang Thaalea, ".. Kau berhasil mendidiknya Lea" sambung Jovhan.

Jefry yang mendengar kata nama panggilan Thaalea, menepuk punggung Jovhan cukup keras.

"Posesif banget si bang. Saya juga masih punya istri bahkan sudah punya buntut juga" dengus Jovhan pada Jefry.

Empunya hanya menaikan kedua bahunya, lalu berjalan masuk, ke ruang kamar yang satunya tepatnya kamar si kembar berada.

Thaalea berjalan ke dapur, menyiapkan minuman untuk kedua tamunya. Jovhan mengikuti langkah Thaalea lalu duduk di salah satu kursi meja makan di sana.


•••


Bami terbangun lebih dulu, ia langsung melesat keluar kamar, berjalan lunglai membuka pintu kamar Bubunya. Dengan mata yang masih terpejam, langkahnya semakin mantap, merangkak naik ke tempat tidur memeluk tubuh Bubunya.

"Bu.. Bami kangen.." ucap pelan Bami, namun tangan kecilnya meraba bagian dada orang yang di peluknya, terus mengusap semua yang di jangkaunya.

"Bu.. Kok nennya Bami agak beda ya..?"

Terdengar suara pintu terbuka, "Bami sayang.. Sudah bangun nak?" ucap suara halus dan lembut terdengar di ruangan, sontak membuat Bami terbangun dan terduduk, menatap Bubunya yang berada di mulut pintu, lalu berganti pada orang yang di sentuh bahkan di peluknya.

"U-uncle..."

Jefry yang sedari tadi menahan tawanya, menarik tipis ujung bibirnya. Tak ingin meledakkan tawanya, takut putrinya tersinggung.

"Morning pretty princess.." sapa Jefry

Bami segera melompat dari tempat tidur, berlari memeluk kaki Bubunya.

Jefry terbangun, duduk di tempatnya memandang kedua perempuan di depannya.

Tak lama, pintu kembali terbuka menampilkan tubuh kecil yang tanpak terlihat baru terbangun dari tidurnya juga.

"Bubu.." ucap Bambi, ia juga memeluk kaki Bubunya di bagian kiri.

"Hehe, langsung pada kangen Bubu ya kalian.." ucap Thaalea yang mengusap kepala anak kembarnya.

"Bubu.. Hiks.. Bubu.." tangis Bambi yang semakin mengeratkan pelukannya pada kaki Thaalea.

Segera Jefry bangkit dari tempatnya, mendekati Thaalea dan si kembar.

"Bambi kenapa menangis sayang?"

Bami yang tersadar, melepaskan pelukannya berdiri memandangi Bambi.

"Bu.. Bubu jangan tinggal Bambi dan Bami.. Bambi tidak mau.. Hiks.."

Thaalea mengerutkan kedua alisnya, lalu menatap Jefry yang berada di depannya. Bami yang mendengar tangis kembarannya itu ikut bersedih, ia mengigit jari kukunya, berusaha menahan tangisnya dengan mata yang sudah membentuk bendungan.

Thaalea melepaskan pelukan Bambi dengan lembut, lalu menyamakan tingginya.

"Bambi.. Kenapa bilang begitu? Siapa yang kasih tau em?" ucap Thaalea yang mengusap rambut Bambi menyingkirkan poni putranya itu.

"Karena Bubu telah bersama Uncle itu.." tunjuk Bambi.

Bami menatap Jefry, ia mengerucutkan bibirnya ikut kesal.

"Haha.. Sayang.. Mari kita berbicara dulu yuk" bujuk Bubu, sebelumnya tangan lentik itu menepuk bokong Bambi beberapa kali, lalu menariknya untuk ikut keruang makan.

Jefry yang ingin menggendong Bami, mendapatkan tolakan keras. Bami menarik lengannya memeluk lengannya itu, lalu berpaling, sambil bersuara 'hmph' membuat Jefry menahan gemasnya dengan mengigit pipi dalamnya.

Bami berjalan lebih dulu, menyusul Bubu dam Bambi.

Jefry hanya tersenyum kecil, mengekori Bami rasanya ia ingin segera memeluk tubuh kecil itu dan menjadikannya miliknya seorang. Ia tidak pernah sesenang ini, apalagi dengan perempuan.

"Tampaknya aku jatuh cinta dengan tuan putri ku.." monolog Jefry menatap Bami.

Pria dingin dan acuh itu tiba-tiba menjadi budak, untuk seorang balita perempuan.
















T. B. C

ORION ASTER ✔Where stories live. Discover now