RXA 13

6K 394 4
                                    

Catatan!
Jika ada kesamaan baik nama, latar, alur, atau mungkin jalannya cerita, itu hanya kebetulan semata

Hargai sebagai sesama penulis maupun pembaca, dilarang plagiat, no copy paste

Hard word / typo bertebaran
Sider's jauh-jauh sana
Jangan lupa vote komennya, bikin author seneng gak susah kok
__________________________________________________________
__________________________
_____________________
_____________
________

"Lacak tempat mereka berada, gue cuma minta bantuan lo buat nyari tau. Bukan gue bakal ke sana dan ngelakuin serangan mendadak. Gue sama aja mati konyol di sana"

Bagaimana Alex tidak kaget melihat artikel itu?

Artikel itu sudah pasti merujuk pada kehidupan dunia bawah. Yang jelas-jelas dulunya Keano melarang keras mereka semua jika salah satu dari mereka berurusan dengan hal-hal yang berbau dunia bawah.

Mereka tau jika dunia bawah tidak main-main dalam menyiksa mangsa mereka, jadi mereka berfikir Keano khawatir mereka akan kenapa-napa.

'Dari yang gue inget, mereka pernah muncul sekali di saat terjadi banyaknya pertikaian besar dari banyak pihak keluarga ternama. Dan hadirnya mereka di sana cuma buat alat perlindungan diri mereka dari musuh yang mengincar bi*ch itu. Dasar gak punya otak! Orang asing di jadikan tameng perlindungan diri'

Tapi alasan utama Keano meminta Alex untuk mencari tau posisi sebenarnya para mafia itu karena ia akan melakukan sesuatu sebelum mereka lebih dulu bertindak.

Alex sebenarnya juga tidak keberatan, ia hanya sedikit heran dengan tingkah Ketuanya yang tiba-tiba memintanya untuk melakukan ini.

Tapi melihat ekspresi serius dari Keano membuatnya mengerti jika hal ini terbilang cukup serius untuk nya.

Karena mengingat hari mulai malam Keano meminta agar mereka beristirahat saja di sana. Sedangkan dirinya akan ke ruangannya setelah Alex selesai dengan tugasnya.

"Ketua, lo beneran gak akan ke sana kan?" Ujar Alex setelah mengirim apa yang Keano minta ke ponselnya.

Keano menatap nya sejenak sebelum akhirnya mengusap pelan kepala anak itu.
"Gak janji, gue ada hal serius, dan gak nutup kemungkinan sesuatu yang besar bakal kejadian. Kalau itu terjadi gue harap kalian bisa bekerja sama" Ujarnya sebelum akhirnya beranjak pergi.

Alex terdiam mendengar ucapan Keano. Ia bukan mempermasalahkan hal yang akan terjadi ke depan nya. Ia justru sedikit termangu melihat Ketuanya yang terbilang cuek itu jadi sedikit ramah seperti tadi.

Mengusap kepalanya yang barusan di usap Keano lalu menatap ke arah ruangan Keano berada.

"Ketua, tolong berjanji, jangan tinggalin kita. Karena rumah kita ada di lo. Kalau Ketua gak ada, kita pulang kemana?"




Sedangkan di sisi Keano..

Anak itu terlihat mengusap kepalanya yang masih basah setelah ia selesai mandi dengan handuk kecil di tangannya.

Mendudukkan dirinya di tepi ranjang dan menerawang akan rencana yang sudah ia siapkan sejak tadi.

"Kalau sekarang gue udah di pertengahan cerita, itu artinya Antagonis Wanita sekarang udah ada di sekolah. Sialan, gue tiba-tiba males buat ikutin drama dia, tapi terpaksa. Cih" Keano berdecih kesal. Tapi setelahnya ia membiarkan handuk kecil di tangannya bertengger di bahunya sementara dirinya menuju meja kerjanya.

[Transmigrasi] Peluru KeduaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang