RXA 28

3K 284 22
                                    

Catatan!
Jika ada kesamaan baik nama, latar, alur, atau mungkin jalannya cerita, itu hanya kebetulan semata

Hargai sebagai sesama penulis maupun pembaca, dilarang plagiat, no copy paste

Hard word / typo bertebaran
Sider's jauh-jauh sana
Jangan lupa vote komennya, bikin author seneng gak susah kok
__________________________________________________________
__________________________
_____________________
_____________
________

Dor

Krak

Duagh

Brukk

Kretek

Kreekk

Dor

Dor

"Arghh sialan!"

"Brdbh! Siapa kau? Berani sekali menerobos wilayah kekuasaan ku!"

Seorang remaja berpakaian serba hitam hanya menatapnya tanpa minat tapi penuh dengan dendam di mata nya. Menghiraukan tubuhnya yang kotor karena terkena cipratan darah, ia kembali mengarahkan revolver ke arah sebuah lampu gantung di atasnya yang menjadi satu-satunya sumber pencahayaan yang tersisa. Dan tempat itu kembali gelap gulita.

Dor

"Sialan! Tangkap di--arggh!"

"Apa yang kalian lihat? Cepat habisi dia--arghhh!"

"Tuan! Arghh!"

"Penyusup!"

Kreekk

Remaja bertopeng itu dengan santainya melepaskan tubuh seseorang yang baru saja ia patahkan lehernya. Dalam pandangan yang tertutupi gelap ia bisa mengetahui ada berapa orang di sana. Pendengaran nya ia gunakan cukup baik hingga mengetahui siapa saja yang tersisa. Dan keberuntungan berpihak padanya karena ia sudah menghabisi semuanya. Sekitar lima ratusan orang-orang yang ada di sebuah markas tersembunyi di hutan itu mati menjadi pelampiasan kekesalannya. Tidak juga sih, itu karena ia memang dendam dengan mereka.

Tubuhnya mungkin hanya terkena goresan kecil di tangan dan pipi nya sedangkan bahu kirinya terkena tembakan. Ia tidak mempermasalahkan nya, lagipula ia langsung mengeluarkan pelurunya dengan santai. Kakinya juga terluka karena sempat tertembak jarum beracun beruntung ia sempat meminum penawar racun yang kebetulan ia bawa untuk jaga jaga. Ia terbiasa dengan semua luka yang pernah ia rasakan di kehidupan dulunya. Jadi tidak menjadi masalah jika ia terluka parah sekalipun ia tidak akan pernah merasa kesakitan, meski sedikit meringis terasa nyeri.

Remaja tadi berjalan menjauhi kawasan tersebut dan melihat ada beberapa serigala hutan yang mengepungnya. Dilihat dari tatapan mereka jelas mereka sangat waspada padanya. Apa lagi melihat tatapan tajam mereka yang tak membuatnya bergeming. Tatapan itu tidak seberapa dengan milik ayahnya. Baru saja ingin menembak mereka salah satu nya dengan cepat terlihat langsung bergerak menerkam nya dari depan yang membuatnya berbaring. Serigala tadi tidak menyerangnya, melainkan mengendus-endus tubuhnya hingga tak lama ia menjilati pipi remaja tadi.

"Wolf!"

Serigala itu berseru pada yang lain membuat serigala lain menurunkan kewaspadaan mereka dan sedikit berjalan mendekati remaja yang di ringkus pemimpin mereka itu. Remaja tadi terduduk dan menatap heran serigala yang sedang duduk di depannya itu. Lalu pandangannya teralihkan pada kalung di leher serigala tersebut yang berliontin sebuah pin bergambar permata bulan warna hitam. Sesaat ia menyadari jika serigala di depannya adalah serigala yang pernah ia selamatkan dulunya. Ia sedikit heran bagaimana serigala ini tau akan kehadirannya di sini. Tapi saat melihat serigala tadi kembali menjilati pipi nya membuatnya tersadar bahwa aroma tubuhnya di kenali oleh serigala tersebut.

[Transmigrasi] Peluru KeduaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang