01. Teman dan Keajaiban

155 21 0
                                    

Saat ini Malaysia dalam keadaan musim hujan, terkadang angin kencang datang tiba-tiba, membuat semua orang kedinginan dan demam. Aku sudah sampai di Malaysia, dalam perjalanan menuju rumah nenekku yang kutunggu dari dulu, dan juga tempat aku bebas melakukan hal yang aku suka tanpa batasan orang tua. Disini aku akan tinggal entah sampai kapan, bersama nenekku yang sifatnya berbeda dengan kedua orangtuaku, aku bahkan rela tinggal di sini selama bertahun-tahun asalkan tidak dengan keluargaku yang bisa dibilang "maniak sempurna".

Aku Ashalina (Name) perempuan berambut cokelat dengan mata berwarna cokelat, model rambut ponytail dengan poni bermodel curtain bangs, jaket berwarna hijau sebagai penghangat di musim dingin yang sedang melanda di Malaysia. Akhirnya aku tiba di sini, di rumah nenekku, aku menemuinya dan langsung memeluknya, "Nenek, aku kangen sama nenek, nenek tau di Indonesia ayah sama ibu sifatnya aku ga suka."

Aku di sekolah kan di Pulau Rintis Academy, tidak jauh dari rumah dan aku hanya menerimanya saja, hitung hitung pengalaman baru, "(name), kamu ingat Boboiboy? teman masa kecilmu dulu waktu masih di sini," nenek duduk di sampingku dan mulai bertanya.

"tidak nek, memang Boboiboy tuh siapa?" aku bertanya kembali kepada nenek.

"Boboiboy itu, teman masa kecilmu waktu kamu masih tinggal di sini dulu, kamu dan dia dekat sekali, kemana-mana pasti selalu bersama, tapi hubungan kalian jadi renggang saat kamu pulang ke Indonesia. Kalau tidak salah terakhir kalian mengobrol soal janji, tapi nenek tidak tau apa janji yang kalian berdua buat."

Aku mengingatnya, ternyata orang yang ada di Ingatanku selama ini adalah Boboiboy.

"Aku janji, kalau kamu kembali lagi kesini, aku buat kamu bahagia," Boboiboy berkata seperti itu sambil mengangkat jari kelingkingnya.

"Aku tunggu janjimu ya, kalau bohong artinya kamu jahat," aku menyatukan jari kelingking kami berdua, pertanda perjanjian bersama.

"Iya, ingat juga ya, kalau nanti aku lebih tinggi dari kamu, kamu harus kabulin apa yang aku mau," lanjut Boboiboy.

"Aku juga."

Dialog anak kecil yang lucu, bagaimana kabarnya sekarang? apa aku bisa bertemu dengannya lagi? apa dia masih ingat aku?. Nenek bangun lalu langsung memberikanku duit, katanya sih untuk mencoba es Coco buatan Tok Aba, dari yang ku baca di artikel, tempat itu tempat terkenal di pulau Rintis. Aku hanya meng-iyakan saja dan langsung pergi ke tempat Tok Aba Kokotiam.

Saat sampai aku melihat robot bulat sedang membantu pemilik toko-Tok Aba-untuk melayani. Aku memesan satu es Coco, hanya untuk mencoba es itu, Tok Aba datang, ia terkejut melihat kehadiran ku disini, "(name) ya, kau cucu Aurora kan?" Tanya tok Aba.

Terkejut, aku mengangguk sebagai jawaban, "Betul, kenapa tok bisa tau?" aku bertanya kembali kepada Tok Aba, sebab aku tak merasa mengenal orang ini.

"Lah, Tok kan teman nenekmu, jadi Atok tau lah, sebentar biar Tok panggil Boboiboy," dia pergi dari depanku, pesananku datang dan aku meminumnya, rasanya enak.

"Ya tok, kenapa panggil Boboiboy?" aku menoleh melihat anak yang dulu lebih pendek dari ku sekarang lebih tinggi sekitar 5 jengkal; Boboiboy.

Dia sudah berbeda jauh sekarang, jujur, sekarang dia lebih tampan? badannya ideal dengan wajah yang tampan dan pipinya yang sedikit berisi, membuat dia berkesan lucu dan tampan menjadi satu. Aku hanya tersenyum, aku canggung saat bertemu dengan orang lain, takut aku salah dalam perbuatan atau percakapan, lalu Semua orang menjauhi atau bahkan memukulku karena salah. Boboiboy mendekat dan duduk di sampingku, memesan menu yang sama lalu menunggu.

Boboiboy Galaxy × ReadersWhere stories live. Discover now