X. Kenzo Demian Nahuel, Bu!

201 68 295
                                    

Hari Senin, satu minggu sebelum ujian tengah semester dimulai, anak-anak SMA itu dikumpulkan di kelas masing-masing

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Hari Senin, satu minggu sebelum ujian tengah semester dimulai, anak-anak SMA itu dikumpulkan di kelas masing-masing. Diberikan wejangan sebelum akhirnya ke acara inti, yaitu pembagian kartu ujian.

Pak Gunawan, kepala sekolah mereka mulai membagikan kartu itu satu persatu. Dibantu ketua kelas dan sekretarisnya. Baru pembagian kartu ujian saja mereka sudah tegang. Bertanya-tanya bagaimana bentuk soal yang akan mereka hadapi di hari pertama ujian sampai akhir.

Sementara Kenzo, bukannya khawatir masalah soal ujian, dia malah khawatir kalau-kalau kejadian tahun lalu terulang lagi. Yaitu kesalahan penulisan namanya, dan sialnya dia menghadapi masalah yang sama.

"Pak!" Tangan kanannya diangkat. Membuat Pak Gunawan yang tadinya akan keluar dari kelas jadi urung.

"Iya?"

"Nama saya kenapa salah terus, sih?" Kenzo kesal. Sementara Kevin terkekeh mengejek.

"Salah lagi?" Tanya Pak Gunawan, mendekati meja Kenzo dan Kevin lalu mengambil kartu ujian milik anak itu.

"Iya, Pak. Ini udah yang ketiga kalinya, loh! Perasaan nama saya nggak sulit-sulit amat. Kenapa bisa salah terus ya? Mana itu ditulisnya pake huruf 'w' lagi."

Kartu ujian itu diperhatikan dengan seksama. Memang benar, penulisan nama Kenzo di sana salah. Sepertinya operator sekolah kurang teliti dalam mengetik. Tapi itu memang kerap terjadi karena jumlah siswa yang terlalu banyak. Dan anehnya selama tiga kali berturut-turut nama Kenzo selalu menjadi sasaran empuknya.

"Ya sudah.. sekarang kamu ikut Bapak ke ruang tata usaha, dan minta perbaikan, ya?" Pak Gunawan tersenyum. Menyerahkan kembali kartu ujian milik Kenzo.

"Baik, Pak. Maaf saya jadi ngerepotin," ujarnya. Mengikuti kepala sekolahnya itu menuju ruang tata usaha.

"Ndak masalah. Kamu ndak melakukan kesalahan, kan? Ndak perlu minta maaf," Pak Gunawan tertawa kecil.

Kenzo ikut tertawa, canggung. Meskipun sebelumnya dia sering bercengkrama dengan kepala sekolahnya itu. Karena kebetulan sekali mereka satu RT, cuma beda dua rumah saja. Selain itu, Kenzo itu siswa pintar, yang hampir setiap olimpiade dia diutus sebagai perwakilan walaupun harus dibujuk dari beberapa bulan sebelum persiapan.

Dan tentu saja, mau tidak mau dia akan lebih banyak berkomunikasi dengan kepala sekolah. Baik itu membahas tentang persiapannya, atau bahkan tentang sesuatu yang tidak berhubungan sama sekali dengan olimpiade.

"Ayo masuk," ajak Pak Gunawan pada Kenzo yang berdiri dengan canggung di depan pintu.

Kenzo mengangguk, sedikit membungkukkan badannya sebagai bentuk rasa hormat kepada guru-gurunya yang berada di ruangan itu.

"Permisi." Duduk di depan sebuah meja yang berhadapan langsung dengan body belakang komputer.

"Loh? Kenzo lagi yang salah namanya?" Tanya Bu Anis. Guru yang ditugaskan untuk membantu pembuatan kartu ujian itu.

GanendraWhere stories live. Discover now