𝒄𝒉𝒂𝒑𝒕𝒆𝒓 𝒅𝒖𝒂

1.2K 71 2
                                    

masa kecil
haikal adreas jordanio

ⓉⓞⓝⓖⓚⓡⓞⓝⓖⓐⓝⓄ⑥

"bu, ibu tau ga? tadi temen ikal cerita ke ikal katanya dia abis makan di restaurant, katanya makanan disana enak semua." seorang bocah berusia kurang dari sepuluh tahun yang sedang membantu ibunya memasak itu sambil bercerita.

ibunya yang mendengarkan cerita anaknya hanya bisa tersenyum getir karna ia tau bahwa mungkin anaknya belum bisa merasakan apa yang telah dirasakan teman sebayanya "ikal mau?" tanya bu gisel

anak itu menggeleng "ikal ga pingin, ikal cuma cerita aja ke ibu." jelas anak yang bernama haikal itu.

gisel hanya tersenyum mendengar jawaban anaknya meskipun ia juga tau bahwa di hati kecil anaknya juga pasti ingin merasakan apa yang dirasakan temannya.

"nanti kalo bapak gajian, kita makan di restaurant ya, ikal mau?"

"beneran buu??" haikal melompat kesenangan.

"tunggu bapak gajian dulu tapi."

"wahh ikal ga sabar." mendengar itu gisel hanya tersenyum.

"omong omong bapak kok belum pulang ya, bu?" tanya ikal karna jam yang sudah menunjukkan pukul sembilan malam.

"mungkin motor bapak mogok lagi kal." hal seperti ini sudah tak jarang terjadi karna suaminya yang masih menggunakan kendaraan lama sehingga sering sekali mogok.

"Assalamualaikum ibu gisel" terdengar suara seseorang yang memanggil di balik pintu rumahnya.

"bentar ya kal, ibu temui dulu tamunya." pamit gisel yang hanya dibalas anggukan dari haikal

gisel berjalan cepat menemui tamunya itu "Wa'alaikumsalam ada apa ya pak?" tanya gisel

seseorang yang tidak diketahui siapa itu berbicara dengan nafas tersenggal "ibu gisel...pak raden kecelakaan." jelasnya.

DEGG.

gisel mematung beberapa saat sebelum suara ambulans masuk ke telinganya.

"ibu ada apa bu?" tanya ikal ketakutan, sekarang dirinya sudah berada di belakang ibunya.

"ikal, ikal ga boleh nangis ya? ikal ga boleh nangis lihat bapak ya?"

ambulans berhenti tepat di depan rumahnya, lalu mengeluarkan tubuh yang sudah berselimut kain putih.

runtuh sudah hati seorang anak dan ibu ini, semuanya berantakan dan tidak ada yang baik baik saja.

"BAPAKKK!!!" pecah sudah tangis seorang anak yang melihat ayahnya dengan tubuh yang kaku.

beberapa tetangga mulai berkumpul, rumah yang tadinya sepi menjadi ramai, senyum yang tadinya terbit indah sekarang tergantikan oleh tangis duka, semua begitu cepat berubahnya.

"BADAN BAPAK KENAPA DI TUTUP KAIN?? BAPAK IKAL KENAPA? KENAPA PERUT BAPAK UDAH GA BERGERAK LAGI?? BAPAK KENAPAA!!??" haikal tak henti hentinya berteriak histeris.

salah satu warga mendekat ke gisel "bu, hari sudah terlalu malam, bagaimana jika di kebumikan besok pagi?" ujar seseorang itu.

gisel hanya mengangguk pasrah, tak sanggup lagi sudah ia melihat jenazah suaminya yang kaku.

"ibu, bapak kenapa?" tanya ikal untuk yang kesekian kalinya.

"ikal ga boleh nangis ya? kasihan bapak nanti." tutur gisel

haikal menggeleng tidak terima "bapak kenapa? kenapa bapak ga nafas bu? kenapa bapak pulang pakai ambulans? kenapa...."

gisel sudah tak mampu lagi menjawab pertanyaan anaknya, ia hanya bisa diam karna bingung bagaimana cara menjelaskannya.

"nak ikal yang sabar ya? ga boleh nangis, tuhan sayang sama bapaknya haikal makannya bapak di jemput duluan sama tuhan." seorang tetangga seumuran dengan gisel mulai menenangkan hati haikal.

"bapak beneran sudah ga ada? bapak beneran udah ga bisa bangun lagi? ga bisa peluk ikal lagi?"

ⓉⓞⓝⓖⓚⓡⓞⓝⓖⓐⓝⓄ⑥

beberapa bulan kemudian...

"bu, tadi haikal di tagih uang bualanan sekolah, katanya ikal belum bayar selama tiga bulan."

gisel yang mendengar itu hanya bisa terdiam tak tau apa yang harus dilakukan lagi, segala cara juga sudah dilakukan oleh gisel, namun bertahan hidup juga sudah sangat sulit bagi dirinya.

"sabar ya kal, jualan ibu lagi sepi, nanti kalo ada uang ibu pasti bayar."

"iya bu, ikal gapapa."

haikal tau bagaimana susahnya hidupnya saat ini, kehilangan sosok ayah di usia yang belum dewasa sangat membuat semuanya menjadi berantakan.

tanpa ibunya ketahui, haikal menggunakan waktu luangnya untuk menjual koran di lampu marah, tetkadang jika banyak koran yang tidak laku maka haikal akan pergi mencari warung yang ramai pelanggan lalu menawarkan jasanya untuk membantu mencuci piring dan membersihkan tempat makan itu.

jika ditanya apakah haikal pernah iri melihat teman seumurannya, tentu itu adalah hal yang wajar bagi haikal, dimana temannya makan di restaurant tetapi ia malah membersihkan restaurant.

"ikal harus kuat demi ibu." hanya kata kata ini yang mampu membuat semangatnya terkumpul kembali.

matahari mulai tenggelem dan haikal masih saja berada di warung tempat jasanya di butuhkan.

"haikal." panggil salah seorang wanita paruh baya

"ada apa bu?" haikal yang sedang membersihkan meja langsung memberhentikan kegiatannya dan menghampiri.

"udah malam nak, kamu pulang saja lagian warungnya juga sudah mulai sepi, ini untuk kamu ya." ujar wanita itu lalu memberikan selembar uang dua puluh ribu ke haikal.

haikal mengangguk mengerti "baik bu, terima kasih ya, haikal pulang dahulu."

hari ini haikal mendapatkan empat puluh ribu dari bekerjanya, dan dia memutuskan untuk segera pulang.

di pertengahan jalan ia melihat segerombolan orang yang sedang melingkar seperti sedang menyaksikan sesuatu, awalnya ia tidak peduli dan ingin melanjutkan mengayuh sepedanya namun kakinya seketika lemas ketika melihat darah yang sudah bertebaran dimana mana.

tubuh haikal lemas, kakinya bahkan sudah tidak kuat untuk mengayuh sepedanya, ia teringat pada almarhum bapaknya yang meninggal baru saja.

haikal takut.

dia menangis di bawah pohon, sedikit menjauh dari gerombolan orang orang.

"bapak dulu kayak gitu ya, pak?" ia melayangkan pertanyaan tanpa tau siapa yang akan menjawabnya.

"takdir orang itu sama seperti bapak, pak"

"perasaan anaknya pasti sama kaya perasaan ikal waktu itu."

"anak orang itu pasti juga lagi nunggu bapaknya pulang."

"lalu anak itu akan menangis sama seperti ikal karna yang pulang bukan bapak, melainkan jenazah bapaknya."

ia menyembunyikan wajahnya, dan menangis tanpa suara, seorang diri.

sungguh jika ada yang bertanya, menangis apa yang paling sakit rasanya? maka menangis tanpa suara adalah tangis paling sakit.

ⓉⓞⓝⓖⓚⓡⓞⓝⓖⓐⓝⓄ⑥

instagram : no.vivivivi
tiktok : karya.noda

Tongkrongan06 || NCTWhere stories live. Discover now