Chapter 20 (Kakek tua)

2 0 0
                                    

Aku keluar ruangan kak Rehan. Ya, orang yang baru saja membuat kesepakatan dengan, bernama Rehan.  Kini aku kembali kerumah.
"Catrina, kakak pulang." Aku berteriak dari pintu depan.

"Pulang cepat?" Catrina datang sambil membawa gelas.

"Iya, tapi nanti kakak pergi."

"Kapan?"

"Setelah makan siang saja." Aku duduk di sofa ruang keluarga.

"Kemana?"

"Bertemu dengan si kakek tua itu."

"Oh, orang itu."

"Iya. Gelas apa yang kamu pegang?"

"Ini coklat hangat, mau?" Catrina duduk di sebelahku dan menyodorkan gelasnya.

"Tidak, tadi kakak sudah minum di markas."

"Jangan minta ya." Catrina memutar matanya sambil menyeruput coklat yang ia pegang.

"Hahaha, ada apa dengan wajahmu itu? Sudah, jangan cemberut. Ayo kita makan diluar."

"Dimana?"

"Di restoran favoritmu."

"Sungguh? Yeayy, ayo." Catrina langsung bangun dan berlari kedalam kamarnya.

"Jangan lama-lama ya!" Aku berteriak.

Kami pun pergi ke restoran untuk makan siang. Setelah itu, aku langsung mengantar Catrina pulang, dan langsung pergi ke sebuah bar yang agak jauh dari markas. Sesampai disana, aku memakai sebuah topeng rubah, dan memasuki bar itu. Aku berjalan mendekati meja bartender, ada seorang wanita berpakaian seksi menundukkan kepalanya sedikit.

"Ada yang bisa saya bantu, Tuan?" ucap wanita itu.

Aku hanya diam dan menunjukkan kartu nama si kakek tua. Wanita itu langsung beranjak ke belakang, dan muncullah seorang laki-laki gagah menggunakan topeng rubah juga.

"Lama tidak bertemu. Mari saya antar." Laki-laki itu tersenyum dan mempersilahkan ku untuk berjalan lebih dulu. Aku hanya mengangguk dan berjalan menuju ruang VIP.

"Apa ada sesuatu, Lazee?" Laki-laki bertanya saat kami sudah di dalam ruang VIP.

"Tidak, aku hanya merindukan si kakek tua," kataku santai.

"Hahaha, kamu masih saja memanggil tuan Geogh dengan sebutan itu " Laki-laki menggeser sebuah rak buku yang tinggi, dan terlihat sebuah lorong. Kami berjalan masuk bersama.

"Aku suka dengan panggilan itu. Omong-omong, apa jalan menuju ruangannya diganti lagi?" tanyaku sambil mengamati lorong.

"Tidak, jalan menuju ruangannya ada banyak sekali, dan ini adalah salah satunya yang paling mudah dilewati," jelasnya.

"Oh. Kamu masih memakai jam dariku?" kataku setelah melirik ke arah pergelangan tangan kirinya.

"Tentu saja, aku sangat menyukai jam pemberianmu ini." Pria itu melepas topengnya dan tersenyum.

"Syukurlah." Kami kembali berjalan dalam hening. Tidak lama, kamu berhenti di sebuah pintu.

"Kita sudah sampai."

"Tunggu, kenapa ada banyak pintu?" kataku heran, karena disamping pintu ini, masih banyak pintu lagi.

"Itu hanya untuk memanipulasi musuh yang mengincar Tuan Geogh," jelas laki-laki itu.

"Ohh, begitu." Aku mengangguk berkali-kali.

*Tok tok tok

"Tuan, ini saya. Saya mengantar Lazee untuk bertemu dengan Anda," ucapnya sopan.

Pertumpahan darahWhere stories live. Discover now