Chapter 4

323 42 44
                                    

Ini aku lanjut yah! Maaf kalau aku lama bangett buat lanjutin, soalnya akhir-akhir ini aku pulang malam terus dan kerjaan numpuk bangettt!

Sebenernya aku juga pengen cepet-cepet nulis biar idenya enggak ilang. Makanya aku paksain buat ngelanjutin ini, umpung keadaan toko lagi sepiii hihi!

Enjoy!!

______________________________________________

Yaya kini sudah dibawa kerumah sakit, ia sempat tidak sadar ketika tengah dibawa ke rumah sakit

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Yaya kini sudah dibawa kerumah sakit, ia sempat tidak sadar ketika tengah dibawa ke rumah sakit. Ia hanya ingat ketika Gempa dan satu orang lagi entah siapa datang untuk membantunya.

Beberapa luka milik Yaya sekarang sudah terbalut dengan perban dan plaster.

Tetapi Yaya tidak sanggup untuk bangkit dari kasur, yang saat ini bisa ia lakukan hanyalah memandang langit-langit rumah sakit dengan pandangan buram.

Yaya meringis menahan rasa sakit yang sangat menusuk di bagian tubuhnya. Tubuh Yaya bergetar dan kini Yaya kembali menangis karena ia merasa tidak sanggup untuk menahan rasa sakit di sekujur tubuhnya itu.

Tetapi sebenarnya Yaya juga merasa sangat beruntung karena ia masih diberikan kesempatan untuk kembali hidup.

"Kamu sudah sadar, Yaya?" Tanya seorang pria, ia duduk tepat disamping Yaya. Yaya kenal orang yang ada disampingnya itu ialah Gempa.

Yaya melirik ke arah Gempa sembari menganggukkan kepala perlahan.

"Aduh pasti sakit banget ya?" Gempa mengerutkan keningnya, ia merasa iba ketika melihat keadaan Yaya saat ini.

Gempa mengusap kening Yaya sembari menyingkirkan beberapa rambut yang menghalangi pandangan Yaya.

"Maaf ya, Taufan gabisa datang. Dia cuma sampein pesan aja kalau kamu kenapa-napa"

"Jadii.."

Yaya menggelengkan kepala perlahan, "Tidak apa-apa"

"Sudah ada yang membantuku untuk dibawa kemari saja aku sudah sangat berterima kasih sekali" ujar Yaya.

Gempa tersenyum tipis dan teringat tentang barang-barang milik Yaya tadi, "Oh iya, barang-barang kamu yang berserakan tadi sudah di urus sama Halilintar ya"

"Dia Kakakku dan Taufan. Kita kembar tiga"

Yaya terdiam ketika mendengar perkataan Gempa, ia baru ingat dengan barang-barang yang ia bawa tadi. Pasti semuanya hancur berserakan dan rusak.

Yaya menghela nafas berat, "Aduh mati aku. Pasti gajiku dipotong. Karena pesanan yang ku antar semuanya udah rusak"

"Pasti motornya lecet ya..." gumam Yaya. Ia pasti akan dimarahi habis-habisan oleh Bosnya. Ia takut sekali dan juga shift jaganya juga belum kelar. Yaya merasa tidak tenang, ia berusaha bangkit dari tempat tidur rumah sakit namun dihadang oleh Gempa.

Who Are You?? [BoBoiBoy X Yaya]Where stories live. Discover now