chapter 18

56 22 22
                                    

"KAKK GIOO" teriak Elenna setelah turun dari mobil

"Halo Elenna" sapa Sergio lembut.

"Halo juga dokter Kavian"sapa Sergio melihat Kavian berjalan dibelakang Elenna.

"Ini sedang diluar tidak perlu memanggil saya seperti itu" Sergio menanggapi ucapan Kavian dengan anggukan.

"Sergio" panggil Kavian membuat Sergio menatap kearahnya.

"Ya? "

"Saya ada urusan di luar kota untuk satu minggu, bisakah kamu menjaga Elenna untuk saya? "

"Tentu"

Kavian berjalan mendekat ke arah Elenna, mengelus surainya pelan, Kavian berujar "jaga diri baik-baik, jangan nakal juga bersama Sergio, jadilah anak yang baik. Okay,my little sister? "

"Okayy, kaka juga jaga diri baik-baik, jangan lupa kasih kabar ke Elenna " Kavian berjalan menjauh.

"DAHH KAK" teriak Elenna pada Kavian yang melambaikan tangannya dari kejauhan.

"Nah Elenna, apa kamu sudah siap? " tanya Sergio yang diangguki oleh Elenna dengan semangat.

"Ayo"Elenna menggenggam tangan Sergio yang terulur ke arahnya. Keduanya masuk ke tempat rekreasi yang menjadi tempat pertemuan mereka.

Berbagai wahana sudah mereka coba, dari mulai Bianglala, kura-kura, dan masih banyak lagi. Elenna duduk di salah satu  kursi yang disediakan menunggu Sergio yang sedang membeli eskrim.

"Ini" Sergio menyodorkan eskrim rasa vanila yang disambut dengan ceria oleh Elenna.

Elenna memakan es krim nya dengan lahap, memakan suapan akhir, Elenna tersenyum senang.

"Elenna" Elenna menolehkan kepalanya menatap Sergio.

"Kenap-" ucapannya terhenti saat Sergio mengulurkan tangannya ke arah ujung bibirnya, mengusap lembut ujung bibirnya. Sergio menjilat jarinya yang ia gunakan untuk menghapus eskrim dari bibir Elenna

"Ada eskrim, kamu makannya begitu lahap sampai belepotan"mata Elenna membulat, semburat tipis menghiasi pipi putihnya.

"Makasih kak" ujar Elenna pelan dengan kepala menunduk. Sergio tertawa kecil melihat tingkah Elenna yang menurutnya menggemaskan.

"Apa masih ada tempat yang ingin kamu kunjungi, Elenna?"Elenna mengusap dagunya berpikir kemana tempat yang ia ingin kunjungi.

Menggeleng kepala pelan tidak mendapat tempat tujuan, Elenna menjawab"ga ada ka, pulang aja deh".

"Baiklah kalo begitu, ayo pulang" Sergio berdiri dari duduknya, menggandeng tangan Elenna Sergio menuntun Elenna menuju mobilnya.

"Silahkan masuk, tuan putri" ujar Sergio membukakan pintu untuk Elenna.

"Terimakasih,tuan" balas Elenna dibarengi senyuman kecil. Sergio masuk ke dalam mobil, menyetir mobilnya dengan satu tangan sedangkan tangan lainnya menggenggam tangan Elenna yang tertidur.

Sergio melajukan mobilnya, pohon pohon menjulang tinggi di sepanjang jalan,hari yang semakin gelap membuat suasana semakin mencekam. Membelokkan mobilnya, Sergio berhenti didepan sebuah gerbang.

Turun dari mobilnya, Sergio menempelkan sebuah kartu, Sergio memakirkan mobilnya di halaman depan mansion saat gerbang terbuka.

Sergio masuk kedalam mansion dengan Elenna dalam gendongannya. Jika dilihat dari luar tidak ada yang aneh dengan mansion tersebut. Berbeda dengan dalamnya terdapat beberapa tempat yang tidak ada pada mansion biasanya. Contohnya terdapat sebuah ruangan yang digunakan untuk melakukan Trafficking Human.

Alicius And The Secret AgenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang