Born to be With You

774 376 4
                                    

18:15 pm.

Seperti yang Pooh katakan pada orang tuanya, Pavel benar-benar datang menjemput Pooh. Dia datang untuk meminta izin kedua orang tua Pooh kalau dia ingin mengajak Pooh kembali menginap di rumahnya.

Tuan Wannakul menatap Pavel, ia sedikit bingung dengan kedekatan mereka. Dia berpikir kenapa putranya dengan putra temannya itu begitu dekat?. Mereka bukan saudara tapi kedekatan mereka mengalahkan kedekatan Pavel dengan Sailub yang saudara kandung. Pooh dan Pavel terlihat aneh.

"Nak Pavel, sekali-kali kamu juga menginaplah disini." ujar tuan Wannakul.

"Umm... n'Pooh tidak pernah mengajak saya paman jadi saya tidak berani." Pavel tersenyum.

"Pooh, ajak dong p'Pavel mu menginap disini." kata mamanya Pooh tiba-tiba.

Pooh melotot ke Pavel sementara Pavel hanya tersenyum pada Pooh. Pooh ingat perkataan mamanya yang sudah mendengar suara dia dan Pavel yang sedang bercinta malam itu, dia malu kalau sampai mamanya mendengarnya lagi jadi dia tidak ingin mengajak Pavel menginap di rumahnya kembali. Karena setiap mereka tidur bersama mereka pasti lebih sering melakukannya daripada tidak.

"Memangnya p'Pavel mau kalau aku ajak?." ujar Pooh yang pura-pura bertanya sedangkan kakinya menendang kaki Pavel.

"Terimakasih, tapi paman bibi menurut saya jika n'Pooh menginap di tempat saya kita bisa sambil berolahraga." Pavel melirik Pooh. Pooh tersenyum.

"Oh.. itu sangat bagus. Aku lihat tubuh Pooh semakin berubah. Nak Pavel, jika kamu tidak keberatan biarkan Pooh lebih sering menginap di tempatmu hahaha." tawa tuan Wannakul.

Nyonya Wannakul dan Pavel sangat terkejut mendengar perkataan tuan Wannakul, sedangkan Pooh tersenyum. Ia tidak menyangka kalau dia akan mendengar permintaan seperti itu dari papanya.

"Itu benar, kalian tinggallah bersama, berdua dan...." nyonya Wannakul melirik suaminya. Ia tidak melanjutkan kata-katanya.

"Tentu saya tidak keberatan paman, tapi itu terserah n'Pooh dia mau atau tidak tinggal dan sering-sering menginap di tempat saya."

"Bagaimana Pooh? Kamu tidak keberatan kan?." tanya tuan Wannakul.

"Pastinya tidak, iya kan sayang?." goda mamanya Pooh.

"Umm.... tidak apa-apa asalkan p'Pavel terus melatihku." Pooh tersenyum pada Pavel.

"Kapanpun." jawab Pavel membalas senyuman Pooh.

Mereka saling tersenyum dan menatap hingga membuat nyonya Wannakul harus berdahem dulu agar mereka kembali sadar kalau mereka sekarang bukan hanya berdua.

"Ekhem!, sudah berangkatlah agar tidak terjebak macet." ujar nyonya Wannakul.

"Mama mengusir kami?."

"Tidak sayang, mama sangat mengerti kalian."

Tuan Wannakul bingung dengan maksud perkataan istrinya tapi dia tidak ingin ambil pusing dan hanya tersenyum, sedangkan Pooh sudah sangat malu dengan mamanya yang mengetahui segalanya.

Segera setelah Pooh mengambil tasnya, Pavel dan Pooh pamit untuk pergi. Beruntung jalanan tidak terlalu ramai jadi mereka sampai di rumah pribadi Pavel sekitar pukul 8 malam.

Pavel membuka kunci rumahnya dan mempersilahkan Pooh masuk, lalu Pooh tiba-tiba mendorong Pavel ke sofa yang ada di ruang tamunya dan segera menindihnya.

"Hei... apa papa sangat tidak sabar?."

"Hnm, aku sangat lapar ingin segera makan."

"Makan yang mana?."

I Got You! (poohpavel / pavelpooh)Where stories live. Discover now