19 | Benua

1.4K 214 2
                                    

Setidaknya tiga puluh lima detik berlalu setelah Benua memuji Asia dan wanita itu diam seribu bahasa

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Setidaknya tiga puluh lima detik berlalu setelah Benua memuji Asia dan wanita itu diam seribu bahasa.

Apa ada yang salah dari perkataan Benua?

Benua suka memuji.

Selain itu, Benua tidak berbohong. Rona merah muda pada pipi Asia memang terlihat cantik, apa pun gaya dan penempatan blush-nya. Dengan blush di area tengah wajah di bawah mata, Asia tampak lebih muda. Bila fokus pada tulang pipi, kelihatannya lebih tirus. Warna-warna pastel tampak cantik di wanita itu.

Rona merah muda itu suka Asia gabungkan dengan kilauan di tulang pipi, namanya highlighter, berkilauan setiap terkena cahaya. Eyeliner cokelat Asia membuat matanya kelihatan lebih panjang, warna alisnya soft brown. Bibir Asia selalu glossy, merah muda dengan cool undertone. Mungkin karena tertutup makeup, tahi lalat di dekat bibirnya tampak samar. Setiap mengedipkan mata, Benua memperhatikan bulu mata Asia yang panjang dan lentik.

"Sorry, Asia. Did I say something wrong?"

Tadinya Asia menyibukkan diri dengan sendok dan garpunya, tetapi tak memasukkan suapan apa-apa. Lalu, dia mendongak. "Nggak. Thanks for the compliment, by the way."

"My pleasure."

Benua berharap ia tidak membuat Asia merasa tak nyaman.

"Tadi sewaktu kamu tanya produk yang mau kubikin, memangnya kenapa? Cuma penasaran saja?" Asia mengembalikan topik pembicaraan pada pertanyaan Benua semula.

"Kami memang berencana mengajak key opinion leader untuk berkolaborasi dalam perilisan produk baru. Kalau melihat laporan dan image, kamu salah satu kandidat terkuat."

Asia mengangguk-angguk. "Saya nggak keberatan, sih. Kalau memang mau ada ajakan kerja sama. Bisa langsung hubungi Ambar."

Benua tahu Ambar, tentu saja. Manajer Asia yang agak boyish itu. "Tentu. Saya sampaikan ke tim, ya."

Keduanya kemudian sibuk menghabiskan makanan masing-masing. Musik mengalun dari sistem audio restoran–lagu-lagu RnB, genre kesukaan Benua akhir-akhir ini.

"Jadi pertemuan ini biar kamu bisa ngajak berbisnis?" tanya Asia kemudian. Nadanya usil.

Benua memiringkan kepala, lalu tertawa. "Not really. Idenya datang begitu saja di kepala saya. Alasan traktir balik itu benar, kok."

"Well, bisa kutebak es krim kesukaan kamu itu akan jadi dessert dan penutup sesi makan ini?"

"Betul."

"Oke, mari kita lihat saja reaksi saya tetap sama atau nggak."

Benua mengedipkan sebelah mata. "Betul, let's see."

Asia tertegun sesaat. Dia menghabiskan makanannya dengan agak buru-buru. Apakah dia tak sabar ingin memakan es krim choco mint? Namun, bukannya Asia selalu bilang rasanya mirip pasta gigi?

Benua & AsiaWhere stories live. Discover now