Just kill me!

611 57 18
                                    

Pagi sekitar jam 10 pagi, Rey tiba di rumahnya.

Ralin yg saat itu tengah berkutat dengan laptopnya, langsung datang menghampiri Rey.
Bahkan laptop kerja yg tengah ia teliti ia simpan begitu saja.

"Rey,, udah pulang kamu sayang? Makan dulu yuk." Ucap Ralin sambil meraih tangan Rey.

Tapi Rey melepas tangan Ralin perlahan.

"Rey udah makan." Ucap Rey, dan hendak meninggalkan ibunya menuju ke kamarnya.

"Rey,, mama minta maaf, Rey masih marah sama mama?" Ucap Ralin, membuat langkah Rey terhenti.

"Gak usah dibahas. Rey capek, mau istirahat." Ucap Rey datar tanpa menoleh pada Ralin.

Ralin agak kecewa dengan jawaban Rey, namun tak urung ia biarkan Rey untuk pergi meninggalkannya.

Ada jeda singkat saat Raline kembali berbicara pada Rey.
"Oh, ya udah, nanti mama bangunkan untuk makan siang ya." Ucap Ralin, dan itupun tanpa jawaban balasan dari Rey.

Ralin sebenarnya agak bingung dengan sikap Rey saat ini. Dulu Rey tak pernah bersikap seperti ini pada Ralin.
Rey sangat penurut, bahkan jarang menuntut kehadirannya sama sekali.
Rey hanya akan tersenyum memaklumi Ralin yg sibuk, jika ia tak bisa menemani Rey, saat acara meeting sekolah, ataupun hanya sekedar makan malam bersama.

Semua Ralin titipkan semua tanggung jawabnya pada dewa sang anak sulung.
Semua hal-hal yg berkaitan dengan Rey, dewa yg mengurusnya, mulai dari sarapan bersama, sampai hal-hal tentang sekolah, Ralin percayakan semua pada dewa. Padahal dewa juga belum terlalu dewasa untuk diberi tanggung jawab seperti itu.

Pikiran itu membuatnya berkeinginan untuk menelpon dewa. Ralin sadar ia kini sudah mempunyai jarak yg jauh dengan anak-anaknya.
Dan dia sendiri yg membuat jarak itu ada.

Ralin menelpon dewa, ia mengobrol lama dengan dewa saat itu, bahkan sesekali Ralin mengusap air matanya.
Ia minta maaf pada dewa akan perlakuannya dulu, yg lebih mementingkan kariernya dibanding fokus mengurus anak-anaknya.

Ralin adukan perlakuan Rey Kemarin padanya. Dewa hanya mendengarkan, dan sesekali memberikan kata-kata penenang untuk Ralin.

❤️

Tak lama dari Rey yg memasuki kamarnya, tiba-tiba seseorang masuk ke kamar Rey tanpa mengetuk pintu sama sekali.

Rey yg tengah rebahan di ranjangnya, langsung mendengus kesal saat tau jika Varo lah yg masuk ke kamarnya.

"Ck! Ngapain Lo kesini?!!" Ucap Rey ketus, sambil bangun dari rebahannya.

"Anjing Lo ya, puas Lo kemarin udah bikin Mama  nangis?!" Ucap Varo pelan namun tegas.

"Maksud Lo apa?!!." ucap Rey berdiri menghampiri Varo yg berdiri di dekat ranjangnya.

"Lo gak mikir, sikap kekanakan Lo bikin Mama nangis kemaren, hah?!!" Ucap Varo tegas.

"Nangis?!" Ucap Rey sambil tersenyum smirk, meremehkan.

"Ga usah ngarang Lo anjing!!" Ucap Rey sambil mendorong Varo.

"Wah, berani ya, orang lemah macem Lo dorong gue?!" Ucap Varo dengan senyum smirknya.

"Asal Lo tau, gue gak suka liat mama nangis kemarin, apa lagi Lo jadi penyebabnya. Lo gak mikir, mama udah bisa luangin waktu buat Lo aja, harusnya Lo udah bersyukur, oh atau Lo iri karena mama lebih inget buat rayain ulang tahun gue dibanding ngabisin waktu sama Lo doang?!" Ucap Varo sinis.

My RivalWhere stories live. Discover now