32

386 38 3
                                    

Pagi-pagi sekali tidurku sudah terusik karena mendengar dering telfon yang tidak henti-henti.

Aku malas beranjak dari tidurku karena sekarang sedang di dekapan ka Sana. Saat aku ingin tidur lagi, dua ponsel berbunyi secara bersamaaan.

Sial, padahal aku lagi nikmatin tidur berbantal dada ka Sana.

Pelan-pelan aku mencoba melepaskan pelukan ka Sana dan menggapai ponselku di nakas.

"Hah, ka Jihyo."

Aku segera menerima panggilannya.

"Hallo Chewi, apa ka Sana masih tidur?"

"Iya ka, masih tidur. Ada apa?"

"Tolong bangunkan ya, tolong bilangin kalau ada rapat penting sekarang. Ka Nayeon sudah menuju ke  tempat kalian."

"Ah oke ka. Aku bangunin dulu ya."

"Iya, terimakasih Chewi. Aku matikan ya panggilannya."

Setelah mendengar itu dari ka Jihyo aku hanya bisa menghela nafas dan segera membangunkan ka Sana.

"Sayang, bangun. Ka Jihyo nelfon."

"Emmm."

Dia hanya menggeliat lalu menutup tubuhnya dengan selimut. Sulit kalo udah begini.

Mau tidak mau aku membuka selimutnya dan menciumi wajahnya.

"Bangun ka. Kamu ada rapat penting."

"Emmm ini masih pagi." Ucapnya dengan suara yang seperti orang ngigau.

"Ya karena ini udh pagi sayang, makanya bangun yuk. Atau mau aku gendong ke kamar mandi?"

"Emmmm."

Tidak ada jawaban, aku langsung mengangkat tubuh ka Sana dan meletakannya di dalam bathup. Aku melepaskan pakaiannya dan mulai mengisi bathup dengan air hangat.

"Aaaa sayang banjir." Teriaknya panik.

Aku hanya memberinya wajah datarku. Mana ada apartemen di paling atas kebanjiran, kalo bocor masih masuk akal.

"Ish kamu nih, liat dulu dong kamu lagi dimana."

"Eh?"

"Buka matanya sayang. Aku lagi mau mandiin kamu. Kamu ada rapat penting, tadi ka Jihyo telfon aku."

"Loh kok mendadak."

"Entah, coba nanti kamu cek ponselmu. Oiya ka Nayeon udh di jalan mau jemput kamu."

"Wah, aku harus cepat. Nanti di marahin lagi."

"Kayaknya kamu sering banget di marahin ya ka."

Ka Sana hanya nyengir dan mulai bergerak untuk menyabuni dirinya sendiri. Untunglah dia sadar.

"SANAAA BANGUNNN."

Aku mendengar suara teriakan dari luar kamar, aku yakin itu ka Nayeon.

Aku buka pintu kamar dan benar saja, ka Nayeon sudah rapih berdiri di depan pintu.

"Sana udah bangun?"

"Udah ka lagi di kamar mandi."

"Huh aku daritadi nunggu di bawah, tapi dia masih belum ada tanda-tanda muncul."

"Yaudah ke bawah lagi yuk, ka Nayeon udah makan?"

Aku berinisiatif membuatkan sandwich untuk sarapan ka Nayeon dan tentu untuk ka Sana juga.

"Belum, kamu mau masak?"

Aku menggeleng. "Bikin sandwich aja sih pengennya."

"Oke aku setuju." Ucapnya lalu dia turun duluan meninggalkanku.

My Idol Girl (SATZU) [COMPLETE]Where stories live. Discover now