Chapter 20 Part 2

8 4 16
                                    

Alfa menggerakkan tangannya, membuat sebuah dinding es tebal untuk memisahkan Leo dan Zayn. Baru saja Leo melangkah mundur, dinding es itu dihancurkan begitu saja oleh Zayn.

'Kekuatannya luar biasa,' ujar Rahmat yang tidak memercayai kehebatan Zayn.

Tidak berhenti sampai di sana, Alfa bergerak maju sambil mengayunkan pedangnya pada Zayn. Namun, serangan itu berhasil ditahan dengan belatinya.

"Leo, persiapkan dirimu untuk serius."

Meskipun Leo berdecih saat mendengar perintah Alfa, tapi dia tetap melaksanakan arahan kakaknya itu.

"Maaf, tapi kau harus berhadapan denganku."

"Kau terlihat lebih kuat dari dia," balas Zayn sambil melirik ke arah Leo yang sedang diam berdiri dalam kuda-kudanya.

"Dia hanya terlalu suka bermain-main," ujar Alfa sambil beradu serangan dengan Zayn.

Berbeda dengan senjata Leo yang besar, Alfa menggunakan katana. Dengan begitu pergerakannya bisa lebih cepat dan juga memberi serangan balasan pada Zayn. Alfa juga cukup terampil hingga berhasil menghalau semua serangan Zayn meski dia harus menggunakan sebagian kekuatan sihirnya.

Zayn mau tidak mau harus bergerak lebih cepat dan berhati-hati saat melawan Alfa. Berbanding terbalik dengan Leo, Alfa tidak menyerang secara gegabah melainkan dia penuh pemikiran. Bahkan Zayn terkena beberapa serangan meski tidak fatal.

"Lumayan," ucap Zayn sebelum ia mundur menjauhi Alfa.

Merasa ada aura yang aneh, dia melihat ke sosok di belakang Alfa. Terlihat Leo dengan rambutnya yang mulai berdiri. Aura di sekitarnya terasa lebih berat, terutama ketika dia memegang pedang di tangannya.

Leo mengayunkan pedangnya meski ia berada jauh dari Zayn.

Seketika hutan di belakang Zayn terpotong rata. Pepohonan yang tumbuh tidak beraturan menjadi rata terkena serangan Leo. Bahkan Zayn yang sempat berlindung dengan tangan bayangannya masih terkena dampak serangan Leo. Perutnya terpotong sebagian hingga meneteskan darah merah.

"Kau yang akan menyesali pertarungan ini," ucap Leo sambil berjalan santai menuju Zayn.

Alfa melihat ke arah Rahmat yang hanya bisa memandangi pertarungan mereka.

"Kau tidak apa?"

"Yah kurang lebihnya. Aku hanya tidak mengira kalau perbedaan A-rank dan S-rank begitu jauh," balas Rahmat menanggapi Alfa.

"Kau juga dapat menjadi sekuat ini, kau tau?"

Zayn ikut melangkahkan kakinya mendekati Leo. Mereka berdua terlihat saling menantang satu sama lain. Tidak peduli walau pertarungan ini membahayakan nyawa mereka berdua.

"Pertarungan ini tidak akan berlangsung lama," ucap Zayn memprovokasi Leo yang ada di depannya.

Leo tidak membalas provokasi itu dan langsung mengayunkan pedangnya begitu cepat. Zayn berhasil menahan tebasan itu tapi tubuhnya terdorong hingga terbang karena serangan Leo.

Bukannya merasa terkejut akan kekuatan Leo yang meningkat tiba-tiba, Zayn justru tertawa.

"Kau harusnya bertarung seperti ini sejak tadi!"

Zayn tiba-tiba saja muncul di belakang Leo. Tak sempat bereaksi banyak, Leo hanya berhasil menahan pukulan Zayn dengan tergesa-gesa. Namun ia terpental karena serangan itu.

"Ini belum selesai," ucap Zayn saat Leo masih terpental.

Leo melepaskan pedangnya dan memasuki posisi bertahan. Zayn terus bergerak memukulnya dari berbagai arah. Belatinya dia simpan dan terus menyerang Leo dengan tangannya saja.

Tubuh Leo bergerak ke sana kemari di udara. Dia terlihat seperti sedang dipermainkan di sana. Tidak bisa memberi serangan balasan ataupun mengubah keadaannya saat ini. Rasanya begitu menyedihkan bagi dirinya.

Tiba-tiba saja, Zayn berhenti menyerang dan berdiri di depan Leo yang terkapar.

"Maaf, tapi waktu bermain kita sudah habis. Sampai jumpa lain waktu," ujar Zayn sambil menggaruk kepalanya pelan. Tubuhnya dilapisi aura kegelapan.

"Sialan! Alfa! Jangan biarkan dia pergi!" seru Leo saking kesalnya karena dia dipermainkan begitu saja.

"Maaf, Leo. Kalau hanya satu atau dua aku masih berniat untuk menahannya. Tapi ini ada tiga."

"Hah?! Apa yang kau maksud?!" Leo tidak mengerti balasan dari kakaknya itu.

"Lihat ke langit." Alfa menunjuj ke atas.

Secara reflek, Leo menengok ke langit. Ia mendapati adanya tiga buat pedang raksasa dengan aura kegelapan yang mengarah ke sini.

"Aku berniat untuk pergi, tapi pelindung ini menghalangiku. Jadi aku menyimpan kekuatanku untuk membuat itu sambil bertarung melawanmu."

Leo merasa dihina lagi. Tidak hanya dia dipermainkan, tapi musuhnya tidak melawannya dengan serius. Ia merasa sangat kesal hingga membuat semangatnya kembali bangkit dan berdiri.

Meskipun dia merasa sangat kesal tapi emosinya lebih terkontrol. Aura di sekelilingnya terlihat berubah menjadi berwarna keemasan.

"Maaf, tapi tidak hari ini." Ketiga pedang raksasa itu menabrak pelindung yang Alfa buat dan menghancurkan seluruhnya.

Zayn pergi dari sana dan menghilang begitu saja. Begitu juga dengan krtiga pedang raksasa itu yang menghilang seolah tertiup angin.

"Akan kuingat kau Zayn."

The Undead's King Vol. 1 [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang