CHAPTER 1 || AKU DIMANA, AKU SIAPA?

66 4 1
                                    

HAPPY READING!

--

--

--

Sore itu tampak mendung, namun nampaknya hal itu tidak menjadi sebuah alasan untuk orang-orang menghentikan aktivitas mereka. Di sisi lain pada sebuah kamar, tampak seorang gadis berambut panjang tengah duduk sembari menyeruput kopinya; menenggelamkan diri pada lautan aksara yang berada digenggamannya, sesekali ia menatap keluar jendela sembari menghembuskan nafas dengan kasar. Ia berdiri dari tempatnya, berjalan menuju jendela yang memperlihatkan keramaian jalan dengan semua yang bergerak di atasnya.

"Ugh—jalan ini selalu ramai, aku jadi ga bisa fokus dengan novelku," ucap gadis itu. Gadis itu bernama Azicca Lousy, panggil saja Cica. Gadis berambut panjang ini baru saja membeli novel keluaran baru dan dikatakan bahwa novel itu sedang booming. Namun, tidak seperti novel lain yang biasa Cica baca, nampaknya ia tidak bisa menikmati novel ini dan malah terganggu dengan suara kebisingan jalan raya di depan rumahnya.

"Hadeuh, kenapa novel itu bisa laku keras ya?" tanyanya.

"Latar belakang ceritanya sih bagus, penulisannya juga bagus. Tapi, penokohannya itu... aku merasa sangat janggal dengan tokoh-tokoh utama di novel ini. Mereka menyebalkan dan bukan tipe-ku banget," Cica berjalan menuju kasurnya dan merebahkan diri di sana, membuang nafasnya kasar lalu memandangi langit-langit rumah.

"AAA-AKU NYESEL BELI NOVEL INI HUWAAA. KEMBALIKAN UANGKUUU!! APA-APAAN SIH? MASA TOKOH UTAMANYA MENYE-MENYE BANGET! MANA GARA-GARA DIA, SAHABATNYA YANG KULL ABIEZ METONG LAGI! PADAHAL KAN MASIH AWAL CERITAA!" Teriak Cica sembari berguling-guling di kasurnya.

Cica merasa kesal, bagaimana bisa cerita seperti ini sangat diminati, mana harganya mahal pula. Herannya, banyak yang menyukai tokoh utama wanita di novel ini dan menganggapnya dewi yang sangat imut dan polos.

"Humm, mungkin ini karena aku baru baca 4 chapter kali ya, jadi aura tokoh utamanya belum kerasa, tapi tetep aja ini bikin kesal—"

"Cica, pelanin suaranya! Mama lagi kedatangan tamu," ucap sang mama yang memotong monolog Cica.

"Iya ma," ucap Cica menanggapi perintah mamanya. Cica kembali menatap langit-langit kamarnya dan merenung hingga suara ketukan terdengar dari pintu kamarnya.

Tok Tok Tok

"Cicaa buka pintunyaa dong, kita main yok" Ucap seseorang di balik pintu kamar Cica.

"Masuk aja, ka. Pintunya ga Cica kunci." Ungkap Cica

"Hola, kenawhy? Gabut ya anda? Tumben amat ngajak Cica main," tanya Cica ketika melihat kakaknya berjalan memasuki kamarnya dan mendekatinya. Ia adalah Marinna Rutthela, kakak kedua Cica.

"Hehe, begini adikku tercinta. Kakakmu ini mau mencari alat-alat untuk persiapan kuliah minggu depan, mau temenin kakak ga?" Tanya Marinna dengan wajah memelas, berharap Cica mau pergi untuk menemaninya.

"Humm-mau ga yaa...," balas Cica menggoda kakaknya, "ahaha ayoklah!" Ucap Cica, ia segera bangkit dari kasurnya dan bersiap-siap untuk pergi.

A few moment later

Cica dan Marinna memasuki mobil, setelahnya mobil itu melaju keluar dari pekarangan rumah keluarga Cica. Sesampainya di tempat yang dituju oleh sang kakak, Cica segera keluar dari mobil dan mengikuti kakaknya memasuki toko tersebut sembari berlari kecil. Ia tidak sabar karena katanya di toko itu juga dijual komik-komik ternama yang disukai olehnya. Selesai menemani sang kakak, Cica segera pergi ke bagian kumpulan komik dan mencari komik yang diinginkannya. Ia mencari komik itu di setiap rak yang ada di tempat itu, namun nihil—apa yang dia cari tidak ditemukan.

TRANSMIGRASI KE TOKOH YANG MATI DI AWAL CERITAWhere stories live. Discover now