CHAPTER EMPAT || PATAHNYA SEGEL

38 3 3
                                    

Selamat membaca-!

-

-

-

Chrisshy melepas kalung yang menggantung di lehernya. Kalung itu dapat terlepas dengan mudah. Aneh. Kenapa kalung segel bisa dilepas dengan mudah ya?

Ketika ia melepas kalung itu, tiba-tiba seperti ada sesuatu yang berusaha mendorongnya dari dalam. Pemandangan hutan yang sebelumnya ia lihat berubah menjadi ruangan hampa yang luas dan kosong berwarna hitam. Rasa dingin yang menyeruak, mencekam, semua rasa tidak nyaman berkumpul di ruangan itu. Chrissy menoleh ke kanan dan ke kiri, mencari Sisri dan orang-orang yang mungkin saja berada di tempat itu. Namun nihil, hanya ada dia dan ruangan hampa itu.

Tiba-tiba, terdapat suara tetesan air. Suara yang awalnya hanya suara tetesan kecil berubah menjadi suara air mengalir. Chrisshy menatap kakinya, sedari tadi ia tidak sadar bahwa air sedang berusaha menenggelamkannya. Lantai ruangan itu berubah menjadi air dan dengan perlahan menenggelamkan Chrisshy. Chrisshy hanya terdiam, suaranya tertahan dan tidak dapat keluar, seolah ada yang mengganjal di pita suaranya. Air itu sangat dingin dan perlahan membuat kesadaran Chrisshy menghilang.

Apakah aku akan mati lagi?

Tiba-tiba ada sebuah makhluk yang berenang mendekati Chrissy, Chrisshy yang hampir kehilangan kesadarannya mencoba meraih makhluk itu, Setelah meraih tubuh makhluk itu barulah ia dapat melihat dengan jelas bahwa makhluk itu adalah ular. Seketika, ruangan itu berubah menjadi ruangan berwarna putih dengan se-ekor ular besar yang berwarna senada, sisik ular itu berkilauan seperti perak. Ular itu menatap Chrisshy, dengan perlahan ia mulai memposisikan dirinya seperti bersujud di hadapan Chrisshy. Chrisshy mengangkat alisnya, berusaha memahami keadaan ini.

"Salam nona, akhirnya kita dapat berjumpa." Ucap ular itu diselingi dengan desisan.

"Ya? Tunggu-kau bisa bicara?" Tanya Chrissy yang terkejut Setelah mendengar salam yang diberikan ular itu.

"Tentu saja, saya adalah hewan kontrak nona. Jadi, saya dapat berbicara dengan nona." Jawabnya.

"Hewan kontrakku? Tapi aku tidak pernah mengontrakmu sebelumnya." Ungkap Chrisshy

"Hewan kontrak sudah terikat dengan tuannya sejak tuannya lahir. Jadi, nona memang tidak perlu melakukan apa-apa untuk mengontrak saya. Berbeda dengan roh hewan kontak, untuk mengontraknya barulah nona diharuskan untuk membuat perjanjian darah dengan roh hewan yang hendak dikontrak." Balas ular putih itu menjelaskan.

"Oh begitu rupanya...kau sendiri, hewan kontrak jenis apa?" Tanya Chrisshy penasaran, pasalnya ia bertemu ular itu dalam kumpulan air yang berusaha menenggelamkannya. Seingatnya, ia tidak memiliki kekuatan air di statusnya.

"Saya adalah Ular putih, saya adalah hewan kontrak dengan atribut es." Jawab ular itu.

"Oo ternyata es, kalau begitu kenapa kau muncul di dalam air?" Tanya Chrisshy lagi.

"Itu karena air merupakan elemen dasar dari kekuatan es." Jelas ular itu.

"Oh begitu, baiklah." Chrisshy mengangguk paham.

"Siapa namamu? Apakah kau sudah memiliki nama?" Tanyanya.

"Saya belum memiliki nama, nona" balas ular itu.

"Baiklah, kalau begitu sekarang namamu adalah Whisn. Aku harap kita berdua bisa akrab dan saling membantu kedepannya." Ucap Chrisshy, ia mendekat ke arah Whisn dan mengelus kepala ular putih itu.

"Terimakasih nona, itu sudah menjadi kewajiban saya." Balasnya

Chrisshy tersenyum hangat, Setelah itu Whisn menghilang. Chrisshy menolehkan kepalanya mencari keberadaan dari hewan kontraknya itu. Ketika ia sedang disibukkan dengan pikiran yang kalut akibat hilangnya Whisn, ada sepasang tangan yang mendarat di pundaknya. Hal itu tentunya membuat Chrisshy tersentak karena terkejut. Nalurinya membuat ia reflek meraih tangan itu dan melakukan gerakan membanting.

TRANSMIGRASI KE TOKOH YANG MATI DI AWAL CERITAWhere stories live. Discover now