Chapter 56.7

0 0 0
                                    

Seorang pria yang menjabat sebagai Kepala Rakyat di kalangan pengikut Cleon menghampiri Uskup Agung di Gereja Roma. Pria berjanggut itu sedang memandang ke luar jendela dengan tatapan sedih, menantikan kedatangan Cleon yang tidak pasti.

Setiap hari, jantungnya berdebar-debar memikirkan nasib Cleon di negeri asing.

“Yang Mulia. Aku harus menyampaikan kabar penting padamu.”

Uskup Agung menoleh kepada pemanggilnya, menatap sepuluh orang yang diangkat untuk mengepalai rakyat.

“Ada apa?” Uskup Agung mendapati sirat ketegangan di raut para pria itu, tetapi pria berwajah damai itu tetap tersenyum.

“Kami ingin melaporkan keluhan rakyat Austria yang berada di bawah bimbinganmu, Yang Mulia.”

Uskup Agung mengernyit bingung. Perasaannya mendadak tak enak. “Apa itu?”

“Rakyat menderita kelaparan berat karena kehabisan stok bahan makanan yang diberikan Cleon. Sekarang mereka kesulitan mendapatkan bahan makanan karena rakyat harus membelinya pada Bangsawan Ritz, sedangkan dia sangat membenci kita karena memihak pada Cleon. Aku yakin, dia tidak akan memberikannya pada rakyat.”

Uskup Agung menghela napas berat. Perselisihan antara keluarga Seraphine dan Ritz makin pelik sampai berdampak pada kesejahteraan rakyat.

“Cleon tidak ada di sini untuk menolong kita, lalu apa yang harus kita lakukan, Yang Mulia? Rakyat meminta keputusan darimu,” timpal salah satu dari mereka.

“Kalian tenang saja. Aku akan mengurus permasalahan ini,” jawab Uskup Agung tenang, padahal dia tidak punya ide.

“Baiklah.”

Ketika mereka berbalik hendak pergi, Uskup Agung memanggil mereka ketika sebuah ide terlintas di benaknya.

“Ada apa, Yang Mulia?”

“Gereja masih punya simpanan sedikit uang di perbendaharaan gereja. Kalian bisa menggunakan uang itu untuk membeli bahan makanan untuk sementara waktu.”

“Apakah itu uang persembahan?”

Uskup Agung terdiam.

“Bukankah uang itu harus digunakan untuk keperluan ibadah dan gereja seperti yang tertulis di Alkitab?”

“Kau benar. Tetapi Tuhan juga memerintahkan untuk membantu orang-orang lemah dan miskin. Aku yakin Tuhan dapat memahami situasi ini.”

“Baiklah jika itu keputusanmu, Yang Mulia.”

“Tunggu sebentar di sini. Aku akan mengambilnya.” Uskup Agung pergi ke kamarnya dan mengeluarkan sebuah peti dl laci. Dia membukanya dan mendapati banyak uang.

“Ya Tuhan, izinkan hamba-Mu ini menggunakan uang-Mu untuk menolong rakyat, meskipun Kau sudah memerintahkan bahwa uang itu harus digunakan untuk ibadah di rumah-Mu. Biarkanlah kebaikan dan kesucian hati-Mu memahami situasi ini.”

Dia membawa peti itu dan menyerahkannya pada mereka. “Belilah bahan-bahan makanan dan bagi-bagikan pada rakyat secara adil.”

“Baiklah.”

***

“Aku punya kabar buruk.” Seorang prajurit berlutut di kaki Rion.

“Apa itu?” sela Hideyoshi.

“Uskup Agung masih mempunyai uang untuk membeli bahan makanan untuk rakyat. Rencanamu untuk menghasut para pengikut Cleon untuk mengkhianatinya pasti akan gagal, Tuan Hideyoshi.”

“Tsk!” umpat Rion. “Kenapa aku selalu gagal untuk menghancurkan Cleon?!”

“Lagi pula, stok bahan makanan milikmu tidak cukup untuk memenuhi semua kebutuhan rakyat.”

The Blood Judgement I : Zero | BAHASA INDONESIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang