HARI KELIMA (KABAR DUKA)2

1.4K 22 0
                                    

"M

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"M..mama sa..sama papa kenapa k..kak?!"
Tanya Liyane.

Dengan suara bergetar Liyane bertanya pada Vero yang menatap nya dengan tatapan sendu, perasaan Liyane kini campur aduk antara penasaran, terkejut, dan takit. Ia kembali bertanya pada Vero yang masih diam sambil menggenggam handphone nya.

"Mama sama papa kenapa Kak Ver?!! Jawab jangan diem aja! Jawab!!!" Tanya Liyane dengan suara lantang dan keras.

Vero masih diam tak berkutik, dipandang nya sang adik lalu memeluk dengan erat,perasaan sedih dan duka menghampiri vero, dan dengan suara lirih ia berucap....

"Kalau misal mama sama papa punya salah kamu, maafin mereka ya Li..... Mama sama papa udah pergi ninggalin kita berdua...." Ucap Vero pelan di telinga sang adik.

Bak di sambar petir disiang bolong, hati Liyane rasa nya sepeti di cabik cabik hingga hancur, kini ia telah kehilangan semuanya ibu, ayah, dan ibu tirinya telah pergi meninggalkan nya dengan sang kakak tiri.

Kaki yang menopang berat badan Liyane akhirnya jatuh ke lantai rooftop yang kotor dan kasar, air mata yang berusaha ia tahan kini telah berhasil ke luar membentuk sungai kecil yang memiliki arus deras.

"Lo bercanda kan kak? Lo ngeprank gue kan?" Tanya Liyane masih tidak percaya.

Vero menutup mata nya untuk tidak menangis, suara bell masuk seperti tidak dapat terdengar oleh mereka berdua padahal suara nya sangat nyaring sampai rooftop.

"Aku nggak mungkin bisa bercanda kalau soal maut sayang, mama sama papa kita sekarang udah nggak ada, kamu yang sabar ya masih ada aku yang nemenin kamu di sini.." Jawab Veri lirih berusaha untuk menenangkan adik tirinya.

Pecah, pecah sudah tangis Liyane mendengar jawaban dari vero, teriakkan kesedihan telah Liyane keluarkan, raungan duka juga telah lolos dari bibir nya, berkali-kali ia memanggil ibu tiri dan ayah kandungnya berusaha menepis kenyataan yang ada, berharap mereka mendengar dan datang menemui Liyane.

"Udah... Udah sayang kamu jangan begini... Nanti mama sama papa nggak akan bisa tenang di sana.." Kata Vero sambil memeluk Liyane dengan erat.

"Shhhh udah udah ayo kita pulang jenazah mereka idak di perjalanan sayang" Kata vero sambil membantu adik nya berdiri dan berjalan menuju ruang kepala sekolah untuk meminta izin pulang lebih cepat.

............~~.............

Setelah selesai meminta izin mereka berdua langsung pulang ke rumah untuk mempersiapkan kedatangan jenazah orang tua mereka. Mobil Liyane di tinggal di sekolah dan akan di antar oleh Lauren nanti.

Di perjalanan Liyane masih menangis walau tak se histeris tadi, Vero semakin di buat terpukul kala melihat adik nya yang masih menangis sambil menggumamkan kata 'papa mama' walau sangat lirih.

Sesampai nya di rumah Liyane langsung turun dan berlari menuju kamar kedua orang tua nya dan berteriak memanggil sam mama dan sang papa namun nihil, tidak ada sahutan apapun dan itu semakin membuat liyane menangis.

"MAMA!! PAPA!! KALIAN DI MANA?!!! MAMA!!! PAPA!!" Teriak Liyane lagi, Vero yang melihat itu lantas tak kuat dan berjalan menuju gudang untuk menata semua persiapan kremasi.

Setelah 3 jam berkutat dengan persiapan yang di butuhkan Vero segera naik untuk mandi, namun langkahnya berhenti kala melihat sang adik masih di dalam kamar orang tuanya, Vero melihat Liyane terduduk di sisi ranjang sambil memegang sebuah foto figura berisi gambar pernikahan orang tua mereka.

Vero berjalan masuk dan langsung menggendong Liyane untuk keluar dari kamar itu, tidak ada berantakan ataupun tolakan dari adik nya, Liyane hanya diam dan diam tanpa mau berbicara sama sekali, dan saat dimandikan oleh Vero pun ia diam, seperti mayat hidup.

Selesai memandikan sang adik dan sudah memakaikan baju serba hitam Vero berpamitan pada Liyane untuk pergi membersihan diri walau tidak di respon sama sekali.

....................

Suara sirine mobil ambulance dan mobil polisi melengking keras di halaman rumah Liyane.

Dengan segera Vero membukakan pintu lebar lebar agar peti mati kedua orang tua nya bisa masuk, terlihat dia peti berwarna putih tergeletak di atas meja lebar dan panjang di tengah tengah ruang tamu.

Liyane yang baru saja turun dari lantai atas syok melihat kedua peti mati orang tuanya.

"Kak...." Panggil Liyane.

"Itu mama sama papa.....?" Tanya Liyane pada Vero.

Kepala Vero lantas mengangguk lemas seraya membantu para petugas medis membuka peti mati itu.

Terpampang jelas wajah pucat pasi kedua orang tuanya yang tengah tertidur untuk selamanya itu, setelan jas serta dress hitam dan polesan make up tipis di wajah cantik ibu nya terlihat sangat jelas, kedua mayat itu bukan seperti orang mati melainkan seperti dia orang yang tengah tertidur pulas.

Melihat peti mati yang di buka memperlihatkan kedua orang tuanya yang sudah tewas membuat Liyane langsung berlari menuju peti orang tuanya dengan air mata yang kembali menetes.

"MAMA!!!.....PAPA!!!!!!....." Teriak Liyane menggema.

"Mama......papa.....! Bangun! Ayo bangun, jangan tinggalin Liyane sendiri!! Papa..! Papa bilang cuman sebentar tapi ini lama pa!! Papa udah janji buat selalu temenin Liyane sampai kapanpun tapi nyatanya papa ninggalin aku sendiri!! Bangun pa....hiks papa ayo bangun!!! PAPA BANGUN...!" Teriak Liyane sambil meronta memanggil sang papa.

Sekarang ia menatap jenazah ibu tiri nya.

"Mama... Ayo bangun ma... Ayo buka mata mama.. Liat Liyane udah bisa nerima mama ayo bangun ma... Liyane baru sebentar ngerasain kasih sayang mama tapi kenapa mama tinggalin Liyane?! Liyane pengen di sayang mama lagi ma.... Udah cukup liyane kehilangan mama sekali liyane nggak mau kehilangan lagi ma... Bangun!!" Ucap Liyane sedih.

"Sayang mama sama papa di kremasi hari ini kamu siap siap ya kita anterin mereka..." Ucap Vero sambil memegang bahu liyane.

Liyane tidak menggubris mata nya masih berlinang air mata.

Kenangan kenangan bersama sang ayah masih berputar di benak nya begitu pula ibu tirinya, walau baru sebentar Liyane mendapatkan seorang ibu lagi namun sudah banyak sekali kenangan yang terukir.

Liyane berjalan gontai mengikuti sang kakak untuk mempersiapkan diri sebelum pergi menghantar kan kedua orang tua mereka menuju tempat peristirahatan terakhir.

~~~~~~~~~~~~~~

UNTUK HARI INI SEGINI DULU YGY🙏 HEHE MAAF KALAU NGGAK SEPANJANG CHAPTER SEBELUMNYA.

BUAT YANG PENASARAN KENAPA ORANG TUA LIYANE DAN VERO MENINGGAL BAKAL AKU SPIL DI CHAPTER SELANJUTNYA. JANGAN BOSAN BOSAN YGY🙏😃

DAN AKU BERTERIMAKASIH BANGET SAMA KALIAN YANG UDAH MAU BACA CERITA AKU WALAU MASIH SEDIKIT YANG BACA AKU UDAH SENENG BANGET GUYSSS AKU NGGAK NYANGKA BAKAL ADA YANG BACA🥲🥲 PADAHAL INI CERITA YANG AKU BUAT DI WP YANG KEDUA SETELAH ETERNAL LOVE STORIES YANG AKU TULIS MWEHEH, SEKALI LAGI MAKASIH YGY😁🙏🙏

SEPERTI BISA
JANGAN LUPA VOTE YGY LOPYUUU🌹🌹🌹

My Obsession Brother [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang