Prolog

151 17 7
                                    

Bugh

Bugh

Bugh

Suara pukulan mengisi ruang kosong, menggema ke seluruh sudut ruangan. Seorang laki-laki yang sudah babak belur kini hanya bisa terbatuk-batuk karena sakit yang di rasa bagian perutnya.

Sedangkan si pemukul hanya bisa menatap dingin lawannya yang sudah lemas. Ujung rambutnya pun basah karena tubuhnya mengeluarkan keringat akibat terus memukuli tanpa henti.

"Udah, dia bakal mati kalo Lo terus mukul dia." Mahen mencegah Reygan yang hendak memukul kembali anak laki-laki yang sudah tersungkur lemas.

Juna dengan tangannya yang masuk kedalam saku celana menghampiri laki-laki yang baru saja di pukuli oleh Reygan.

"Lo boleh pergi, tapi kalo Lo berulah lagi jangan harap lo bisa bernafas lagi Fadnan." Bisik Juna.

Lelaki yang bernama Fadnan itu berusaha berdiri dan berjalan menjauhi mereka dengan susah payah. Tubuhnya sangat sakit akibat pukulan Reygan yang bertubi-tubi.

"Kenapa Lo biarin dia pergi?" Tanya Reygan pada Juna. Laki-laki itu masih menormalkan nafasnya akibat emosi yang di tahan.

"Lo mau masuk penjara gara-gara bunuh anak orang?" Reygan memalingkan wajahnya. Pukulan tadi tidak sebanding dengan nyawanya Reyhan.

Bukan, Reyhan tidak meninggal. Laki-laki yang barusan pergi itu adalah anggota geng motor lain yang secara sengaja menyerang Reyhan hingga adiknya itu masuk rumah sakit.

Tentunya Reygan tak tinggal diam saat mendengar adiknya di kroyok oleh geng motor lain saat pulang ngampus kemarin malam.

"Bersihin diri lo, kita ke rumah sakit sekarang." Reygan menatap punggung tangannya yang ada bercak darah serta kebiruan akibat memukul Fadnan.

Menuruti perintah Mahen, Reygan pun mengambil botol air minum untuk di ambil airnya agar bisa menghilangkan noda merah pada tangannya.

***

Ketiganya berjalan di lorong, pakaian mereka yang masih mengenakan Jaket kulit bertuliskan Zhevandor membuat atensi orang-orang disana memperhatikan mereka. Menghiraukan tatapan mereka dan fokus pada ruangan tujuan mereka.

Saking fokusnya Reygan tak sengaja menabrak seseorang hingga barang-barangnya pun terjatuh. Reygan berniat ingin membantu orang tersebut namun ia terhenti karena menyadari seseorang yang baru saja ia tabrak adalah seseorang yang ia kenal.

"Zarina?" Orang itu menoleh dan ekspresinya menunjukkan dia sangat terkejut.

"Reygan?" Mahen dan Juna ikut berhenti menatap keduanya yang beradu tatapan.

"Kamu ngapain disini?" Tanya Reygan. Mahen dan Juna kini saling menatap. Nada bicara Reygan yang menurut mereka aneh dan ga pernah mereka dengar.

"Kamu apa kabar?" Tanya Zarina. Bukannya menjawab Reygan justru langsung membereskan barang-barang Zarina yang berserakan di lantai.

"Aku baik, kamu ngapain disini?" Tanya Reygan lagi setelah ia membereskan barang-barang Zarina.

"Babeh sakit Rey." Mata Reygan membulat. "Aku pergi dulu ya, maaf." Zarina mengambil kembali barang-barangnya yang berada di tangan Reygan kemudian berlari pergi menjauh. Reygan hanya bisa menatap punggung kecil milik gadis yang baru saja ia tabrak.

After HerWhere stories live. Discover now