19.Takdir dan Waktu

406 31 13
                                    

Kamu, adalah seseorang yang sedang ku coba ikhlaskan.
Maaf, jika aku masih merasa keberatan,
Terkadang kau juga masih ku rindukan.
Tunggulah, sedang ku usahakan,
Akan ada waktu dimana kita bertemu lagi,dan rasa itu tidak akan pernah menghampiri.

*
Setelah Net menghubungi Fida malam itu, Fida pun datang ke Phuket.Di antara pengunjung resto James dan Fida duduk di kursi paling sudut di area terbuka, di antara keduanya ada Net duduk diam dengan jantung yang berdebar liar.

"Net, bisa tinggalkan kami berdua?" tanya James,suaranya terdengar lembut,namun tatapan matanya tidak demikian.Net melihat antara James dan Fida secara bergantian,sebelum akhirnya dia bergumam dan mengangguk.Dengan perasan cemas bercampur was-was Net berdiri meninggalkan James dan Fida berdua.

Mata James terus menatap Fida lekat yang masih menatap kepergian Net.Ujung mata James mengikuti arah pandang mata Fida yang melihat Net berdiri menunggu di luar resto.James berdehem,membuat Fida mengalihkan pandangan kearahnya.

Di luar resto, Net yang masih cemas kembali melihat kedalam di mana James dan Fida saling tatap.Sedikit banyaknya Net masih khawatir, antara James dan Fida apapun statusnya Net menyayangi keduanya.James sebagai kekasih dan Fida sebagai temannya.

"Selamat James, Net memilihmu" ujar Fida membuat alis James terangkat.

"Sepertinya kau salah! Aku bukanlah sebuah pilihan, aku juga tidak merasa bersaing denganmu" balas James

"..."

"Khun Fida, aku tidak tahu seperti apa perasaan mu, tapi aku tahu perasaan Net. Dia tidak akan mengabaikan mu"

"Aku tidak melarangnya untuk menemui mu, tapi aku melarang mu menemuinya selama masih ada perasaan di dalam hatimu"

"Aku mengatakan ini bukan karena aku ingin dia menjauh dari mu, aku ingin menjaga apa yang menjadi hak ku tanpa harus merenggut hak mu sebagai seorang teman"

"Dan ku harap kita juga bisa berteman" tutup James sebelum dia meninggalkan Fida yang diam tertunduk.

"Sudah selesai?" tanya Net ketika James menghampirinya.James mengangguk kecil, dia menatap Net yang melihat kearah Fida yang duduk sendirian di dalam resto.

"Apa dia menangis?" tanya Net khawatir.
James menoleh melihat Fida sebelum dia menatap Net lagi.

"Pergilah" ucap James sambil tersenyum.

"Aku menunggumu di Villa" kata James, setelah itu berlalu meninggalkan Net yang dilema antara menemui Fida atau mengejar James yang pergi.Dan akhirnya Net memilih menemui Fida.

Menemani Fida untuk beberapa waktu,tidak lupa Net mengajak Fida berkeliling sebelum dirinya mengantar Fida ke sebuah kamar yang akan Fida tempati selama di Phuket.

"Buat dirimu nyaman" ucap Net sebelum berbalik meninggalkan Fida.Namun tidak di sangka tiba-tiba Fida memeluknya dari belakang.Lengan Fida yang putih kurus mendekap tubuh Net yang mematung.

"Maafkan aku Net" kata Fida menahan isakannya.

"Maaf karena aku belum bisa sepenuhnya menghapusmu dari dalam hatiku" lanjut Fida dalam hati.

Tangan Net yang terpenjara di dalam dekapan Fida terangkat sedikit,memberi tepukan halus pada lengan Fida yang melingkar.Perlahan Fida melepaskan pelukannya,Net berbalik dan melihat mata Fida yang memerah.

"Seharusnya aku yang meminta maaf padamu"

"Maaf Fida, semoga kau bertemu seseorang yang lebih baik dari ku, yang akan mencintaimu sampai akhir"

"Istirahatlah" ucap Net lembut sambil mengelus pucuk kepala Fida.Setelah Net pergi dan pintu kamar tertutup,Fida jatuh terduduk di lantai yang dingin.Sambil memegangi dadanya yang terasa sakit,sekali lagi air mata Fida menetes.

Demi waktu ~ NetJamesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang