Bab 2

4.7K 64 5
                                    

Gue terbangun di pukul 05.00 pagi, melihat kebawah denis sudah tidak ada. Tanpa pikir panjang gue turun karena gue mendidik denis bangun lebih awal dari gue untuk mempersiapkan makanan.

Kaki gue langkahkan menuju kamar mandi untuk menggosok gigi terlebih dahulu, lalu menuju dapur.

Dari kejauhan gue melihat denis dengan apronnya sedang mencuci timun, denis selalu telanjang bulat ketika dirumah.

Setelah mencuci timur, denis mengolesi timur itu dengan mayones dan meratakan ke ujung timur tersebut.

Semakin mendekat gue kearah denis, dia memberikan rasa hormat dengan menggonggong.

"Guk guk, pagi tuan"

"Bikin sarapan apa buat gue?" Tanya gue sembari tangan kanan mengelus-elus badan dia.

Gue memakan sedikit potongan wortel yang telah di potong dengan satu tangan berpindah menggosok belahan bokong denis.

"Guk guk, niat saya bikin salad sayur tuan" jawabnya sembari melanjutkan memotong timun.

Gue mengambil timun yang telah di oles mayo, lalu gue mengambil banyak mayo mengolesi ke timun dan lobang denis.

"Jangan khawatir, pagi ini lu akan merasa berguna buat gue" Sambil gue mengambil banyak mayo lagi, badan denis sedikit membungkuk dan menggosokkan salah satu tangan gue ke pantat mulusnya, sebelum gue memasukkan timun ini kedalam lubangnya.

"Guk guk"

Gue mengolesi lubangnya dengan mayo, menuangkan lebih banyak ke telapak tangan gue dan mulai bekerja jari jari menuju ke pantatnya.

Dengan timun yang sangat licin membuat penetrasi menjadi lebih mudah, gue buka dengan jari-jari gue dengan bebas meluncur masuk dan keluar dari lubang hangat Denis.

"Ahh tuann.. tambah lagi tuan jarinya" pintanya.

Tanpa pikir panjang gue tambah menjadi empat jari, gue percepat ritmenya.

"Ahhh tuaaann....ahhhh ahhhh ahhh"

Gue mencabut tangan dari lubang denis, seketika tubuhnya bergetar hebat, nafasnya dihirup dalam dalam. Dengan cepat gue masukan timun tadi kedalam lobangnya. Perlahan tapi pasti lubangnya menelan sedikit demi sedikit timun.

Gue memutar timun lalu memaju mundurkannya, terlihat cincin boolnya menyesuaikan dengan ritme yang gue mainin.

"Ahhh emmmmppp ahhhhh yaaa enaaakkk tuaaaan"

Gue tambah lagi dengan wortel 2 kedalam lubangnya, awalnya aga susah untuk cincin boolnya menerima tapi gue paksa.

"Ahhhhh perihhh tuaaaannn"

"Tahan dikit aelah"

Perlahan tapi pasti gue mulai lagi memaju mundurkannya.

"Ahhhhh..... perceeeepatttt tuaaan"

"Yaahhh tuaaaan ennaaaakkkk"

"Enakaan luuuuuuu"

"Iyyaaaa tuaaaann, teruuuus tuaaaan"

"Ahhhhhh ahhhhhh emmmphh ahhhhh"

Kontol gue mulai tegak mendengar desahaan denis. Gue lepas sayuran itu dari lubang denis lagi lagi denis mengejang dengan sedikit mengeluarkan kencingnya.

"Maaf tuaaan"

"Keenakan juga lu"

"Guk guk"

Gue ambil wadah yang berisi mayo tersebut, gue cepulin kontol gue kedalamnya.

Gue arahkan tangan denis supaya bertumpu pada pinggir wastafel. Gue melebarkan kakinya. Dan setelah meratakan mayo tersebut sebagai pelumas pada kontol gue, gue mulai masukan kontol gue pada lubang boolnya. Dengan perlahan gue mulai maju mundurkan kontol gue pada lubang boolnya yang setengah menungging.

Family SlaveWhere stories live. Discover now