Bab 3

5.5K 78 5
                                    

Pagi ini gue berjalan menuju kantor yang tidak jauh dari kostan, perlu 20 menitan untuk sampai. Semenjak pagi gue udah regan menguhubung gue lagi dan berujung gue jalan ke kantor sambil chatan.

"Sore ini jadi tuan?" Tanyanya

"Jadi, ke apart lu kan?"

"Iya tuan"

"Lu dah sampe kantor?" Tanya gue di dalam chatan

"Sudah tuan" balasnya.

"Kabarin tolol lain kali kalo sudah sampai tuh" balas gue, disini gue memberikan sedikit penekanan dan dominasi agar tau batasan.

"Maaf tuan, anjing ini terlalu bego" mohon ampun yang dia berikan sebagai balasan di chat ini.

"Lain kali jangan di ulangi lagi" perintah gue.

"Baik tuan"

"Lu kalo berangkat kerja naik kendaraan umum atau pribadi?"

"Pribadi tuan"

"Motor apa mobil?" Tanya gue.

"Mobil tuan" balasnya.

"Kalo lu dah jadi slave gue nanti, usahakan naik kendaraan umum" balas gue.

"Baik tuan"

"Lu kerja di daerah mana?" Tanya gue.

"Sudirman tuan"

"Oalah"

"Iya tuan, maaf tuan lancang kalo boleh tau tuan kerja dimana ya?

"Makhluk rendahan kaya lu gak perlu tau, gue kerja dimana" Jawab gue.

"Maaf tuan"

"Jabatan lu apa regan?" Gue sedikit menggali informasi tentang patner main gue.

"Ceo tuan"

"Good boy" apresiasi yang gue berikan.

Tidak habis pikir memang untuk hasrat apapun jabatan lu kalo itu menyangkut sexual akan berubah.

"Udah dulu gue udah mau sampai kantor" balasan gue mengakhiri chatan di pagi hari ini.

"Baik tuan nanti saya akan memesankan gojek untuk menjemput tuan"

"Oke, alamatnya nanti gue kirim".

Yang pasti demi keamanan gue akan kirim alamat untuk menjemput jauh dari kantor gue.

"Baik tuan, terimakasih"

Setelah itu gue memasukan hp ke saku.

Pagi ini di kantor seperti pada kantor umumnya, satpam berjaga mengatur dan mengarahkan kendaraannya para pekerja dan petinggi kantor untuk masuk kedalam basement. Karena awal gue arahin kaki gue menuju resepsionis.

"Permisi bu, saya disini ijin untuk bertemu bu sintia" tanya gue secara halus ke resepsionis.

"Mas Dikta ya?" Jawabnya dengan ramah.

"Iya betul bu" Jawab gue diakhiri senyum.

"Ini ID cardnya untuk akses mas, bu sintia sudah menunggu mas di ruangannya, masnya kelantai 4 nah pintu kedua setelah keluar dari lift dan ada papan informasi jika masnya lupa" Tuturnya.

"Makasih bu"

Dia membalas dengan senyuman dan salam hormat dengan kedua tangan berhempitan, Sesampainya di depan pintu ruangan bu sintia.

" Tok tok" gue ketuk pelan pintunya.

"Permisi bu" ucap gue memberi tanda

"Mas dikta ya?" Suaranya sedikit berteriak.

"Masuk aja mas gpp"

"Baik bu" jawab gue sembari membuka pintu.

"Duduk dulu mas, mas dikta apa kabar?" Tanya ramah membuka obrolan.

"Baik bu, ibu sendiri gimana kabarnya?" Tanya gue dengan ramah.

"Kemaren saat seleksi kamu keren sekali, semoga kamu bisa mengembangkan kemampuan kamu ya". Ujarnya.

"Baik bu, terimakasih banyak"

"Ouh iya kenalin saya sintia ayu dinata" sembari mengulurkan tangan.

"Dikta Alexis" balas gue memperkenalkan diri dan menerima uluran tangan perkenalan tersebut.

"Untuk jobdesc kamu ada disini semua, tolong baca semua dan pahami" ucapnya sembari memberikan buku panduan tersebut.

"Ouh ya saya disini HRD sekaligus Sekertaris Daris" sembari mengecilkan suara.

"Baik bu akan saya usahakan secepatnya paham akan jobdescnya" jawab gue.

"Saya ga bisa lama-lama ada rapat yang harus saya datangi bersama pak daris"

"Kalo delat pak daris marah" ucapnya sembari mengecilkan volume suaranya.

Akhirnya dia pergi dan gue berpamitan untuk menuju meja kerja gue yang sudah bu sintia infokan. Sesampainya di meja, selayaknya pegawai baru gue memperkenalkan diri kepada pegawai lain. Dan di sebelah gue namanya bu lala dia type orang yang perian dan rame.

Tiba-tiba berkas lumayan banyak datang ke meja gue yang diberikan oleh pak daris melalui pak pono.

"Mas Dikta, arahan dari bos untuk menguji kemampuan mas dikta" Ucapnya.

Gue hanya tersenyum dan terdiam melihat tugas anak baru sudah lumayan banyak, untungnya bu lala membantu dan mengajari gue sembari memberikan informasi tentang lingkungan kerja di kantor ini.

"Bos kita galak banget, tapi ga pelik kalo pelit udah gue tinggalin nih kantor dan di tambah orang kantor di sini kompak" cerita bu lala

"Kadang kalo lu punya jadwal terus pak pono sama pak daris tau, mereka kadang usil memberi kerjaan tambahan ya walaupun ga banyak" sambungnya.

Gue hanya mendengarkan cerita bu dengan tangan dan mata yang tetap fokus menyelesaikan tugas ini.

"Mba lala banyak juga ya nih tugas" eluh gue ke mba lala.

"Sabar, kelarin kalo cape istirahat" jawabnya, dia sedang fokus karena diapun sama sedang menyelesaikan tugasnya.

"Etttt gue lupa jangan sampe ada salah Dik, periksa ulang bakal bahaya lu kena semprot" sambungnya.

Yang gue tangkep dari cerita mba lala dan beberapa pegawai lainnya, bos gue ini galak, cuek, dingin, tapi kata sebagian wanita dia ganteng dan tidak pelit untuk bonusnya.

Waktu sudah menunjukan 16.30, tapi tugas gue belum selesai tinggal sedikit lagi.

"Maaf tuan apakah jadi hari ini?" Pesan dari regan

Sadar ada notifikasi gue membuka dan membalas isi pesan.

"Jadi tapi tunggu bentar, bos saya terlalu banyak ngasih tugas ke gue" balas gue

"Baik tuan saya akan tunggu, sebelumnya saya sudah di apart tuan ijin memberi kabar" balasnya.

"Sip, tunggu ya" balas gue.

"Baik tuan, untuk alat alat nanti scene sudah saya siapkan tuan" dia memberikan informasi buat gue biar gue tidak usah kembali kerumah terlebih dahulu.

"Good boy"

Gue melanjutkan tugas yang diberikan pak daris, setelah 40 menit fokus akhirnya gue menyelesaikan tugas dari pak daris.

"Selesai, tugasnya banyak orang yang ngasih tugasnya ga ada" eluh yang gue keluarkan untuk diri sendiri.

Setelah berpamitan dengan orang kantor, gue sudah mengabari regan untuk memesan gojek untuk gue, akhirnya jalan menuju apart regan.

"Maaf tuan sudah jalan?" Tanyanya

"Sudah, sebentar gue kejebak macet"

"Baik tuan, saya akan membersihkan diri dulu" balasnya.

Family SlaveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang