Can't Talk About It

68 12 2
                                    

NYOBLOS ANJAYYY, AKHIRNYA HARI-HARI KEGILAAN INI AKAN BERAKHIR! happy 400+ readers and 100 vote guys, maaf baru bisa update.

"Kalo mau nangis, nangis aja."

"Nggak."

"Gak usah sok kuat."

Joselyn menatap datar kakak kelasnya itu lalu menghela nafas panjang. Sudah 10 menit berlalu sejak mereka mendarat mendadak di alun-alun dekat sekolah mereka. Entah kenapa, Joselyn mau saja menurut dan dibawa kesini oleh Raja.

"Lo nggak mau pulang?" Tanya Joselyn ke Raja pada akhirnya.

Raja hanya menoleh sekilas lalu berdehem cukup panjang, "nggak, sih."

"Cih."

Yang lebih tua hampir saja hendak tersenyum tipis, namun niatnya itu segera ia tepis lalu ia taruh box kue milik Joselyn yang dititipkan oleh ibunya pada Raja, "kuenya nggak mau lo makan?"

Sama seperti tanggapan Raja tadi, Joselyn berdehem cukup panjang, "nggak, sih," jawabnya.

"Yaudah, gue makan."

Joselyn berdecih untuk kedua kalinya, namun tetap mengangguk mengiyakan, "lagian gue juga gasuka," lirihnya.

"Lo gasuka cheesecake? Manusia sekte mana lo??" Raja histeris menanggapi lirihan gadis itu.

Joselyn mendelik, baru pertama kali melihat Raja meledak-ledak hari ini. Padahal tadi pagi keliatan seperti pasian muntaber, udah aktif aja.

"Biasa, keles!"

"Ini situasi buset apa anjir?"

Joselyn memutar bola matanya malas, "lebay lo, kak! Emang gue gaboleh gasuka sama sesuatu??"

"Boleh," Raja mengambil kue itu dari kemasannya lalu melempar ekspresi heran pada Joselyn, "tapi kenapa harus cheesecake?"

"Pasaran."

"Anjing," Raja menggelengkan kepalanya tidak percaya lalu mulai memakan kue itu.

"Gue udah ngejawab pertanyaan lo, sekarang jawab pertanyaan gue."

Raja mendelik dan segera menelan kue yang tengah ia kunyah, "apa-apaan?"

"Kenapa lo ngebuang semua pemberian orang tadi pagi? Terus sekarang malah nerima pemberian orang yang harusnya nggak ditujukan ke lo."

"Gue gasuka cokelat."

"Gasuka cokelat bukan berarti lo harus ngebuang-"

Raja mendekatkan wajahnya pada Joselyn lalu menatap mata besar itu dengan seksama, "gausah ngomong seakan-akan lo nggak ngelakuin hal itu. Nggak menghargai pemberian orang tua lebih jahat daripada nolak pemberian orang lain."

"Itu karena lo nggak tau apa-apa."

"Yaudah, lo juga gak tau apa-apa, kan, tentang gue?"

Keduanya saling menatap lamat, di dalam hati menyimpan rasa benci yang besar namun tak bisa dipungkiri, keduanya penasaran tentang apa yang mereka lihat hari ini. Raja dan hari ulang tahunnya, maupun Joselyn dengan ibunya, mereka ingin tahu.

Itulah kenapa, meskipun sudah berdebat, keduanya sama sekali tak punya keinginan untuk memperpanjang perdebatan atau meninggalkan tempat itu.

"Kalo emang nggak semua orang boleh tau tentang masalah lo, jangan jadiin orang lain pelampiasan amarah lo."

Chasing YouWo Geschichten leben. Entdecke jetzt