43 ° New Life

79 18 1
                                    

Suasana yang asing. Kira mengedarkan pandangan ke sekelilingnya. Ia entah berada dimana. Suasana dan tempat ini tidak pernah dilihatnya dimanapun dalam hidupnya. Bahkan sepertinya Kira juga tidak pernah punya kamar sebagus ini sebelumnya. Apa yang terjadi saat dia tertidur?

Kira bangkit dari peraduan, berjalan menuju jendela yang tirainya terbuka. Menatap keluar yang tampak sedang siang hari. Pemandangan diluar juga sama asingnya, tapi Kira merasa mengenal beberapa sudut disana. Tempat ini sangat tenang. Hampir tak terasa hawa keberadaan siapapun. Kira seperti ada disuatu tempat yang tersembunyi.

Keluar dari kamar, sebuah ruangan asing yang lain menyambutnya. Sebuah sofa panjang berwarna putih dengan perapian dan meja kaca. Ada sebuah lemari buku dari kayu berdiri kokoh. Dinding yang dicat warna putih. Sebuah karpet berwarna coklat muda terbentang disana. Ada lemari pajangan yang berisi senjata-senjata yang Kira kenal. Itu adalah senjata milik tim Hartwin. Termasuk miliknya.

Selain itu, ada juga sebuah kotak kaca berisi dua buah kalung yang familiar. Satu kalung dengan bandul bulan sabit, dan satu lagi dengan batu hitam yang disalahpahami sebagai Vivintte. Keduanya diletakkan dengan rapi di dalam kotak kaca yang saat dipegang mengeluarkan kejutan listrik. Kira tentu saja kaget. Ia menjauhkan dirinya dari sana.

Kira memandang pada kedua tangannya yang tampak sama seperti biasanya. Ingatannya melayang pada peristiwa kebangkitan Dewi waktu itu. Kira tidak sepenuhnya kehilangan kesadaran. Ia sadar apa yang sudah terjadi. Termasuk saat Dewi mengambil kekuatan dan kemudian mengembalikannya lagi. Kira melihat dan merasakan suasana itu dengan jelas. Hanya saja dia tidak bisa melakukan apapun selain diam dan memperhatikan.

Seharusnya semuanya baik-baik saja sekarang. Kira penasaran apa yang sudah terjadi selama dia tak sadarkan diri. Entah sudah berapa lama waktu berlalu. Kira menghabiskan banyak waktu di dunia lain bersama Dewi Luna. Menceritakan banyak hal dan mendengar banyak cerita lain dari Dewi Luna juga. Termasuk juga cara mengembalikan ingatan Helio.

Ngomong-ngomong soal Helio, bagaimana keadaan vampir itu sekarang?

Kira berniat untuk keluar dan mencari informasi mengenai apa saja yang sudah terjadi. Saat ia akan membuka pintu, pintu tersebut malah terbuka lebih dahulu dan menampakkan wajah orang yang baru saja dia pikirkan. Helio begitu terkejut saat melihat Kira yang berdiri di depannya.

"Helio?"

Vampir tidak mengatakan apapun, tapi langsung menubruk Kira dengan pelukan erat. Kira agak kaget dengan sikap mendadak Helio ini tapi dengan senang hati dia menerima pelukan tersebut. Helio memeluknya dengan erat. Seakan-akan Kira akan hilang jika dia melepaskan tubuh itu.

"Kau sadar." Kata Helio setelah beberapa saat terdiam. Kira mengangguk singkat.

"Mhm... Maaf kalau aku merepotkan." Sahut Kira.

"Bagaimana keadaanmu?" Helio lalu melepaskan pelukan mereka. "Apa kau merasa pusing? Merasa tidak enak? Katakan saja."

"Tenang, Helio. Aku sama sekali tidak apa-apa. Coba lihat." Kata Kira menenangkan. Ia tersenyum tipis. "Aku baik-baik saja."

Helio memperhatikan Kira lekat-lekat. Benar, sepertinya Kira memang tidak apa-apa. Bahkan terlampau sehat daripada orang yang baru bangun setelah tidur selama lebih dari 3 tahun.

"Tapi, bagaimana bisa kau ada disini? Apa tidak masalah berkeliaran di wilayah manusia?" Tanya Kira saat menyadari bahwa Helio barusan masuk lewat pintu depan.

"Ini wilayah tanah bebas kuasa. Tak ada orang yang akan melarangku." Jawab Helio. Kira mengerutkan keningnya.

"Bagaimana bisa wilayah hutan itu ada tempat seperti ini? Bangunan apa ini?" Tanya Kira penasaran.

Crescent Moon [ Ddeungromi ]Where stories live. Discover now