Part 10: Dinner

5.7K 677 69
                                    

Bella's POV

Aku sedang bersiap-siap menggunakan makeup untuk makan malam dengan Zayn saat tiba-tiba ponsel ku berdering. Terlihat nama Zayn muncul di layar ponsel ku.

"Halo Zayn." Sapa ku padanya.

"Hei. Apa kau sudah siap?" Tanyanya.

"Almost."

"Aku hanya ingin bilang bahwa aku tidak bisa menjemput mu karena ada yang harus aku selesaikan. Tapi, di depan rumah mu sudah ada supir ku yang menjemput mu. Tidak apa-apa kan?"

Aku langsung berjalan ke arah jendela untuk mengecek apa yang di katakan Zayn. Mobil Limousine hitam sudah terparkir di depan rumah ku, dan ada laki-laki bertubuh besar menggunakan jas hitam yang mungkin adalah supir seperti yang di maksudkan oleh Zayn tadi.

"Ya aku melihatnya. Tidak apa-apa, Zayn. Tapi menjemputku dengan Limousine? Itu terlalu berlebihan Zayn."

"Hei, jangan begitu. Aku kan sudah bilang, apapun akan ku lakukan untukmu." Kalimat Zayn membuat ku sedikit um.. Merona mungkin?

"Kau masih disana?" Tanya nya lagi.

"Yes. Umm.. Okay, aku mau siap-siap dulu ya." Pamit ku pada Zayn.

"Okay babe. I'm waiting you."

***

Kaki ku berjalan memasuki sebuah restoran mewah yang bernama The Ivy. Suasana cozy dan elegant menghiasi restoran.

"Are you Miss Bella Aleen?" Tanya seorang wanita yang menghampiriku.

"Yes." Jawab ku.

"Mr. Malik sudah menunggu anda. Mari ikuti saya." Aku pun menurut dan mengikuti nya dari belakang. Aku memperhatikan sekeliling dan baru menyadari bahwa tidak ada pelanggan sama sekali di restoran ini.

Akhirnya aku berhenti di depan sebuah pintu yang cukup besar.

"Mr. Malik ada di dalam. Silahkan masuk." Katanya sambil membukakan pintu dan pergi meninggalkan ku.

Aku melihat seorang pria yang sedang menghadap jendela yang kuyakini dia adalah Zayn. Sepertinya dia belum menyadari kehadiran ku.

"Zayn?" Panggil ku. Lalu dia akhirnya menoleh dan tersenyum saat melihat ku.

"Hey Bella. You look so beautiful." Ucapnya sambil menghampiri ku.

Kali ini aku menggunakan dress berwarna hitam tanpa lengan dan juga heels yang berwarna serasi.

"You look so gorgeous too, Zayn." Balasku.

"Here." Kata Zayn sambil menarik kursi untuk ku dan membantu ku duduk.

"Kenapa restoran ini terlihat sepi? Seperti hanya kita berdua tamunya?" Tanya ku pada Zayn yang juga baru duduk di hadapan ku.

"Aku menyewa restoran ini." Jawabannya membuat ku kaget.

"Zayn, ini sangat berlebihan. Seharusnya tidak usah terlalu berlebihan seperti ini. Bukannya tidak menghargai, tapi aku lebih suka yang sederhana."

"Berapa kali aku harus mengatakan bahwa aku akan melakukan apapun untuk mu, Bell? Jangan berbicara seperti itu lagi. Got it?" Suara Zayn kali ini terdengar sangat serius.

"Uhh.. Okay."

Saat sedang berbincang, pelayan restoran datang dan memberikan makanan untuk kami dan menuangkan champagne di gelas kami.

"Aku memesannya untuk mu. Apa kau suka?" Tanya Zayn sambil mempersiap kan garpu dan pisaunya.

"No problem." Jawab ku.

Selama beberapa saat, kami hanya diam sambil sibuk dengan makanan kami masing-masing.

"Jadi, siapa yang paling kau suka diantara member One Direction?" Tanyanya membuka percakapan di antara kami.

"Umm.. I don't know. I mean, i'm not sure." Jawab ku.

"Apa itu Niall?" Tebakannya membuat ku terdiam. Bagaimana dia bisa menebaknya?

"Benar kan?" Lanjutnya lagi. Tapi aku hanya membalasnya dengan senyuman.

Namun tiba-tiba Zayn menghentikan aktifitas makannya dan tangannya menggenggam tangan ku. Aku kaget dan melebarkan mataku.

"Bell, would you be my girlfriend?" Aku langsung tersedak begitu kalimat itu terlontar dari mulut Zayn.

"Hey are you okay?" Tanyanya sambil buru-buru memberikan ku minuman.

"Yes, i'm okay." Sejujurnya tidak.

"So? Bagaimana? Mungkin ini terlalu cepat menurut mu. Tapi, aku menyukai mu saat pertama kali kita bertemu di Nandos." Ucap nya terang-terangan membuat ku ternganga.

"Duh, bagaimana ya..."

"Bell, can we just try it? It will works out." Ucap Zayn meyakinkan ku

"Bagaimana dengan Perrie?"

"Kita sudah tidak ada hubungan apapun. Aku juga sudah melupakan jalang itu. Jangan pikirkan dia."

Aku menimbang-nimbang jawaban ku. Menurut ku Zayn adalah orang yang baik. Dan, mungkin dia bisa membantu ku melupakan Niall.

"Jadi bagaimana?" Tanyanya sekali lagi.

"Okay baiklah." Jawab ku sambil tersenyum.

Zayn langsung menyunggingkan senyumannya yang lebar.

"I love you, bell." Ucapnya dan dia langsung bangun dari kursinya lalu memelukku dan mencium keningku.

Aku membalas pelukannya dan tersenyum.

Ini akan menjadi awal dari semuanya. Selamat tinggal Niall. Aku akan melupakan mu.

***

Haiii readeeers!^^ gimana sama ceritanyaa? Hehe semoga suka yaa sama ceritanyaa maaf bangeet pendek hehe.

Makasih bangeet bangeet bangeet sama yang udah baca cerita aku, sama yang vote juga makasih banyak. Once again, it means so much for me x.

Tetep vote/comment ya kalo suka atau punya saran lain gitu hehehe. Tunggu cerita selanjutnya yaa! Makasih banyaak readerss!

- all the love. x

Fool's Gold [Niall Horan] ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang