sorry alan

11 2 0
                                    

seperti biasa sepulang sekolah aku selalu menyempatkan waktu untuk sekedar berkunjung ke rumah raina dan disinilah aku berada di kamar gadis itu dengan tatapan yang menyorot meminta penjelasan tentang kejadian di skolah tadi

ayolah aku masih cukup penasaran like bagaimana bisa heh?

"jadi begini--" mengalir lah cerita raina tentang bagaimana awal mula kedekatan mereka sementara aku hanya menyimak dengan seriusnya cerita gadis itu

"nah sudah puas?" aku mengangguk samar, seenggaknya setelah menyimak cerita tadi mampu menghilangkan rasa penasaran ku yang cukup tinggi

"jadi bagaimana denganmu dan gama?" aku mengedikkan bahuku acuh

"entah, biasa saja, tapi raina aku ingin menyudahi hubunganku dengan alan, namun aku tak memiliki cukup keberanian" aku menghela nafas gusar

"makanya, siapa suruh terima aja, lagian bukan sepenuhnya salahmu, semua salah gama pria itu yang terlihat mendekatimu padahal kan kau sendiri sudah tahap melupakan eh seenaknya saja dia datang menghancurkan segalanya" aku mengangguk samar kemudian kembali menurunkan bahuku lemas

"raina sekarang aku sedang tak membahas gama, aku sedang membahas alan, bagaimana caraku mengakhiri hubungan kami?" aku bertanya dengan lesu

"hmm manaku tau, semua salahmu" aku menatapnya tak terima

bagaimana bisa gadis ini menyalahkanku jelas jelas tadi dia membelaku dengan menyalahkan gama yang bahkan menurutku tak ada sangkut pautnya dengan ini tau deh pokoknya aku tidak bersalah sama sekali huh enak aja

keasnyikan membatin tanpa sadar aku mulai mendengus kesal

"raina bagaimana jika sewaktu - waktu gama mengajakku menjalin hubungan?" setelah beberapa menit terjadi keheningan antara kami, aku pun mulai melontarkan pertanyaan

"itu bagus, kita bisa double date nantinya" jawab raina antusias

"gila saja kau" aku merotasikan bola mataku jengkel terhadap gadis ini apanya yang double date

"sudahlah aku pulang"

"heh cepat sekali?" tak menghiraukan ucapan gadis itu aku mulai beranjak merapikan barang - barangku yang berhamburan di kamar raina

merasa tak ada yang ketinggalan tanpa sepatah katapun aku mulai menuju pintu keluar kamar raina, sementara sang pemilik kamar hanya melambaikan tangannya seraya berujar dah.

saat ini aku tengah di perjalanan pulang kembali kupikirkan pertanyaanku tadi bagaimana jika sewaktu-waktu gama mengajakku menjalin hubungan? mustahil rasanya

aku yakin gama hanya menganggapku sebatas temannya saja tak lebih jadi buat apa menghayal kan hal tak tak mungkin terjadi, aku tersenyum miris, lagian gama juga belum lama berpisah dengan sera mana mungkin dia bisa melupakan gadis cantik itu begitu saja, sera itu cantik gama juga tampan mereka cukup cocok aku jadi minder

ah sudahlah sekarang fokus dulu pikirkan bagaimana caranya agar aku bisa memutuskan hubunganku dengan alan pria yang berstatus kekasihku saat ini?
huh

_______________

"eugh" aku menggeliat, mencari di mana letak ponselku setelah kutemukan langsung saja aku melihat pukul berapa sekarang

astaga sudah sore bagaimana bisa aku ketiduran selama itu

aku mulai beranjak dari kasurku kemudian mulai mengambil handuk menuju kamar mandi bersiap untuk membersihkan diri

beberapa menit kemudian aku keluar dengan keadaan yang lebih fresh dari sebelumnya sore ini suasananya cukup sejuk jadi aku memutuskan untuk menikmati suasana sore ini di teras

berjalan dengan santai menuju teras dengan tangan kananku yang senantiasa memegang ponsel sesampainya aku mulai berdiri menatap indahnya pepohonan disertai kicauan burung ataupun serangga disekitar dan angin sepoi sepoi yang menerbangkan rambutku hingga menyisihkan beberapa helai rambut di area wajah

ting

aku menatap ponselku

gama? ada apa dengan pria ini?

tak menunggu lama aku mulai membuka room chat ku dengan gama

gama><

alyysa?

ya??

aku ingin mengatakan sesuatu

hm?

jadi kekasihku, mau?

deg

aku menatap kaget isi pesan tersebut waktu serasa berhenti, perasaan apa ini, aku sungguh tak bisa mendefinisikannya ini sungguh rumit gama? kenapa kau justru melihatku disaat seperti ini kemarin kemana saja kau?

aku bimbang disisi lain aku memiliki alan namun hatiku tak dapat berbohong jika pilihanku tetap gama

aku langsung menggeleng dengan ragu aku mulai menolak ungkapan pria itu dengan berbagai alasan padahal kenyataannya aku sudah memiliki alan namun sepertinya pria itu tak menyerah hingga terus terusan menjawab berbagai alasan yang ku utarakan

aku mulai membuka room chat ku dengan raina kemudian bertanya bagaimana pendapat gadis itu namun diluar dugaan dia malah mendukungku dan mendorong ku agar menerima pria itu, dari ketikannya gadis itu cukup antusias lagi lagi aku kalah dengan hatiku sendiri aku benci perasaan ini

dengan ragu aku kembali membuka room chat ku dengan gama kemudian pada akhirnya aku juga menyetujui ajakan pria itu disaat aku telah memiliki alan

alan, apakah...

aku sangat jahat? dan gama, tolong maafkan aku

TBC

halo hehe, aku gabisa tidur jadi mutusin buat lanjutin deh ceritanya, okey bye bye di part berikutnya






BERTAUTWhere stories live. Discover now