18. Nov, 2019 [Memulai Yang Baru]

88 61 31
                                    

20 November 2019

Athalia sudah mendengar semuanya dari Yura dan sahabatnya sendiri, Laurena. Tapi tidak dengan Felix, mereka memilih untuk merahasiakannya berdua. Lagipula, lelaki itu pasti tidak ingin mencampuri urusan percintaan Laurena lagi.

Sudah beberapa hari ni semenjak pengakuan di rooftop itu, Laurena selalu menghindar jika tak sengaja berpapasan dengan Arv, meski orang itu tidak melihatnya.

"Lo harus belajar buat buka hati lagi Lau," ujar Lia sambil menulis tugasnya.

"Ga segampang itu."
"Lagian, siapa yang mau nerima orang baru dikenal?" Laurena menekan tombol remot tv acak.

Athalia sedang menginap di rumah Laurena karena beberapa minggu mereka libur. Kelas dua belas akan melaksanakan try out selama itu dan mungkin akan di lanjutkan dengan ujian nasional.

Tak lama lagi, Laurena bisa bebas kemanapun ia pergi tanpa harus menghindar bertemu Arv.

"Gue kalau itu Kazaro, mau aja."

"Itu mah pujaan hati lo!"

Satu lemparan bantal mengenai kepala Lia, "Lau!"

Mereka akhirnya bermain lempar bantal seperti anak kecil sambil tertawa, sudah lama Laurena tak merasakan kebahagiaan sederhana ini.

"Ortu lo pulang seminggu lagi 'kan?" Pertanyaan Lia menghentikan kegiatan mereka.

"Iya."

Melihat jam, ternyata baru pukul delapan malam. Lia tersenyum mencurigakan membuat Laurena sedikit bergidik.

"Kenapa ekspresi lo gitu?"

"Ayo keluar!"

"Kemana? Udah malem."

"Belum, tuh liat jam. deket sini aja kok." Lia menunjukkan wajah memelas, sudah biasa seperti ini jika ia ingin membujuk sahabatnya.

Dengan terpaksa Laurena mengiyakan, Lia bahkan tidak berkata kemana mereka akan pergi.

Sampailah mereka di tempat karaoke. Astaga, kenapa ia tidak terpikir akan kesini. Tentu saja tempat hiburan terdekat adalah yang mereka kunjungi sekarang.

Satu ruangan di lantai dua telah mereka sewa.

"Kalo berdua ga seru Li."

"Siapa bilang berdua?"

Suara ganggang pintu terbuka, mata Laurena beralih pandang dan menemukan siapa yang ada di ruangan itu.

"Yura?"

Gadis mungil itu tersenyum, menarik tangan mereka berdua dan ternyata tidak hanya Yura saja yang ada di dalam.

Betapa terkejutnya Laurena saat tau Arv juga ada bersama Yohan. Dia langsung menatap mata Lia dengan penuh pertanyaan namun Lia mengisyaratkan tidak apa-apa.

Yang hanya Laurena bisa adalah, dia berpura-pura ingin ke toilet.

"Kenapa Lia ga bilang kalo si pemain voli itu ikut sih," ujarnya kesal di depan cermin wastafel.

Lima belas menit ia mengulur waktu namun sms dari Lia yang khawatir membuatnya harus kembali kesana.

"Tumben juga si es batu itu ikut."

Es batu, adalah panggilan untuk Yohan ketua tim volley yang dingin itu. Yah, karena Laurena tau sejak lama bagaimana sikap Yohan jika berinteraksi dengan orang yang tak ia kenal.

Dengan langkah yang selambat-lambatnya, kaki Laurena telah masuk kembali ke dalam ruangan itu.

Dia langsung duduk di sebelah Lia yang sedang menikmati nyanyian Yura. Seberang tempat duduk mereka ada Arv dan Yohan.

MEMORIES OF BLUE ROSES [REVISI]حيث تعيش القصص. اكتشف الآن