Special Chapter: Kencan Pertama

135 24 3
                                    

Gaara senang saat menerima selembar kertas yang menyebutkan kelulusannya di akademi kepolisian. Meski keluarga dan temannya sudah bilang kalau ia pasti lulus tes, pemuda merah mata itu tetap saja deg-degan. Lebih tepatnya, ia deg-degan karena janjinya dengan Hinata terkait kelulusannya di akademi kepolisian.

Hyuuga Hinata telah resmi resign dari pekerjaannya sebagai penjaga UKS. Meski demikian, Hinata masih memperlakukan Gaara (mungkin secara tak sadar) layaknya seorang murid. Hinata sering kali mencoba melindunginya dan mengatakan bahwa Gaara harus lebih sabar menunggu.

Sejujurnya Gaara kesal. Umurnya memang beberapa tahun lebih muda dari Hinata, tapi ia bisa menjamin kalau ia sudah paham dan mengerti seluk beluk hubungan orang dewasa.

Ia sudah pernah berkencan. Tak sekali dua kali ia menyewa pelacur untuk memenuhi hasratnya. Dia ketua genk nakal. Dulu. Sekarang ia bertekad menjadi orang yang lebih baik. Demi Hinata.

Oleh karena itu, atas saran Temari, ia membuat janji dengan Hinata. Saat ia mendapat surat kelulusan akademi kepolisian, mereka akan pergi berkencan. Hari yang Gaara tunggu ini akhirnya datang.
.
.
.
Hinata mematikan latopnya yang sudah menyala sejak pagi. Meskipun keperawatan adalah bidang ilmu praktik, ia tetap harus menyelesaikan banyak tugas dan laporan di depan laptop. Gadis itu meregangkan tubuh, berusaha mengusir pegal yang muncul karena terlalu lama duduk.

"Wah! Sudah jam segini!" ujar Hinata melihat jam dinding.

Pukul 12 siang. Perutnya lapar. Terlebih lagi ia punya janji kencan jam 2 nanti dengan Gaara.

Hinata tiba-tiba merasa panik. Terlalu fokus berkutat dengan tugas membuatnya hanya punya sedikit waktu untuk bersiap.

Hinata bergegas menuju kamar mandi. Untung kemarin ia sudah keramas jadi hari ini tinggal mandi. Setelah itu Hinata membuka lemari, mencari pakaian yang bisa ia kenakan hari ini.

Gaara tak bilang akan mengajak Hinata kemana. Lelaki itu bilang Hinata bisa memakai pakaian apa saja selama perempuan itu nyaman.

Kata kunci nyaman membuat Hinata menarik celana kulot semata kaki berwarna biru pastel. Celana adalah pilihan terbaik untuk jaga-jaga kalau Gaara mengajaknya naik motor. Sebagai atasan, Hinata memilih sweater putih rajut kesayangannya. Hinata memakai make up tipis. Bagaimana pun ini kencan. Hinata ingin terlihat cantik hari ini.

Gadis Hyuuga itu mematut dirinya di cermin. Ia tak sekurus perempuan kebanyakan. Beberapa bagian tubuhnya cukup berisi, untunglah tertutupi pakaiannya yang oversize. Rambut indigonya ia ikat pony tail. Anting dan kalung melengkapi penampilannya hari ini.

Suara bel berbunyi. Gaara datang tepat saat ia beres bersiap-siap.

Saat pintu dibuka, Hinata bisa melihat pemuda merah mata itu tersenyum. Ia mengenakan celana cargo selutut, kaus merah, dan jaket bomber hitam.

Pacarnya terlihat tampan. Membuat Hinata tak sadar merona.

"Kau sudah siap?" tanya Gaara.

"Ti-tinggal mengambil tasku," jawab Hinata gugup.

Gaara hanya menertawakan kecanggungan Hinata. Mereka bahkan pernah tinggal satu atap. Hinata yang masih canggung di kencan pertama mereka membuat Gaara gemas.

"Sebaiknya kau tidak pakai heels, Hinata. Kita akan banyak berjalan," ujar Gaara.

Hinata mengangguk. Tak lama ia kembali muncul dengan tas selempang dan sepatu flat.

"Apa aku terlihat tua?" tanya Hinata ragu.

Berkali-kali ia membandingkan penampilannya dengan Gaara. Gaara selalu terlihat tampan tak peduli pakaian apa yang ia kenakan. Di mata Hinata, Gaara tampak bersinar dan penuh wibawa. Meski begitu, aura remaja yang penuh gejolak juga tak luput dari penampilan Gaara.

House of The SunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang