24. Terungkapnya Kebenaran

2.9K 334 12
                                    

Pria itu lalu kembali mendekat ke tempat Mentari dan ketika sisa selangkah, dia memajukan tubuhnya dan berucap di depan cuping gadis itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pria itu lalu kembali mendekat ke tempat Mentari dan ketika sisa selangkah, dia memajukan tubuhnya dan berucap di depan cuping gadis itu.

"Nanti kisah kita akan seperti drama yang biasa kau tonton, judulnya adalah menjadi selingkuhan Kakak iparku" ucapnya menyeringai.

Mendengar itu Mentari kembali mendorong tubuh Bagas, kali ini dengan kuat, hatinya di penuhi amarah, entah karena cemburu atau takut jika hal itu benar terjadi. 

"Pergi!' hardiknya dengan suara rendah karena tidak mau suaranya terdengar oleh kakaknya. Melihat Bagas tidak bergeming, gadis itu memutuskan naik ke atas dan mengurung dirinya dalam kamar.

Bagas menyugar rambutnya kasar, ia menghela nafas berat dengan raut wajah frustasi sebelum kembali duduk ke tempatnya semula. Tidak lama kemudian Mahi datang dalam keadaan sudah segar, dia kembali bersikap seperti biasa dan hanya sebentar menemani Bagas karena segera disibukkan dengan kedatangan beberapa pelanggan.

Dengan alasan ingin belajar karena ada ujian, Mentari tetap di kamar sampai toko tutup, hanya jika ada perlu baru dia keluar. Himawari tidak terlalu banyak tanya dan membiarkan adiknya melakukan apapun yang dia mau.

Menjelang jam sepuluh malam, ketika dirinya sudah menyamankan diri di tempat tidur, panggilan masuk dari Abi menerbitkan seulas senyum di wajahnya.

"Bagiamana harimu, apa semuanya lancar?" tanya Abi setelah mengucapkan salam.

"Kupikir begitu, aku tahu adikku akan bersedih karenanya tapi itu lebih baik dari pada dia terjebak dengan pria yang salah"

"Kau benar, aku akan mencarikanmu tempat baru, depan kantorku ada satu rumah yang kecil tapi kurasa cukup untuk kalian berdua, kau juga tetap bisa membuka tokomu di sana karena ada sedikit ruang di bagian depan yang pernah di jadikan warung"

"Terima kasih Kak, aku menghargai bantuanmu. Kak Bagas juga sudah baik pada kami, jadi aku tidak ingin merusak reputasinya di mata adikku, aku ingin semua ini selesai secara baik-baik"

"Mahi, mungkin ini akan terdengar gombal, tapi aku serius dengan ucapanku, aku akan bertanggung jawab pada kalian. Setelah kalian selesai pindah, aku akan mengurus pernikahan kita"

Ucapan Abi membuat jantung Mahi berdebar senang, bukan tentang masalah pernikahan yang memang sudah dia setujui sebelumnya, tapi karena sekarang dia memiliki sandaran dan teman untuk berbagi baban.

Mereka kembali berbicang santai untuk lebih mengenal satu sama lain, mulai dari makanan, warna, film dan musik kesukaan hingga tidak terasa mereka telah berbincang lebih dari setengah jam.

"Sebenarnya aku enggan mengahiri obrolan kita, tapi kau harus tidur, sampai ketemu lagi, selesaikan urusanmu disana dan aku akan mengurus sisanya disini"

"Baiklah selama malam Kak, selamat tidur" Mahi memutus panggilan setelah Abi membalasnya dengan ucapan yang sama. Ia kemudian membaringkan kepalanya ke bantal tapi masih tidak bisa terpejam, ingatan kemarin malam kembali melintas di benaknya.

Langsing is My Dream (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang