19

6.2K 284 9
                                    

START!
.
.
.
.
.
.
.
.
___________________________________________________

Sudah seminggu Shua tidak mau berbicara dengan Junior sejak hari dimana Junior kembali bertemu dengan Luxar dan Junior yang nampak tak menolak kedatangan pria yang pernah melukai nya dulu.

Chandra juga terlihat menghindarinya dan sering beralasan sibuk mengajar. Jenan yang selalu menjawab seadanya apa yang Junior tanyakan atau sekedar basa basi.

Dan 2 hari itu Juga Junior merasa jika Gama sudah terlihat berhenti mengejar nya, ia berpikir mungkin Gama menyerah dengan sikap nya selama ini.

"Na, hari ini lo ga ada jadwal apapun selain makan malam sama Moon Doyoung, rekan kerja Lo yang dari Korea. Katanya dia mau ngasih selamat dengan makan malam bareng di restoran pilihan Lo."

"Oke." Hanya itu yang Jenan ucapkan untuk menjawab info dari Junior.

Diam sejenak sebelum Junior akhirnya mengeluarkan isi hatinya, "Lo kenapa sih Na? Kok Lo jadi sama kayak yang lain, gue liat orang orang pada ga mau interaksi sama gue belakangan ini." Celetuk Junior yang hanya ditanggapi acuhan bahu oleh Jenan.

Junior benar benar muak, berdiri dengan menghempas meja dihadapan nya. Jenan melirik dengan ekor matanya tanpa berniat untuk bertanya, ia hanya fokus dengan video lucu di hp nya. Junior melirik Gama yang tampak terkejut, gama yang merasa di tatap pun membalikkan badannya berniat ingin pergi setelah memberikan minum pada Jenan.

"Lo juga!" Gama berhenti melangkah, merasa perkataan Junior tertuju pada nya.

"Lo cemburu sama yang kemaren? Trus sekarang Lo marah dan ga mau ngomong sama gue? Lo ga ada hak buat cemburu, kita ga ada hubungan apa apa selain rekan kerja."

"Apa Lo nyerah sama gue? Bagus deh, berarti dugaan gue selama ini bener kalo lo cuma penasaran dan ujung ujung nya Lo milih buat nyerah, Cemen banget!" Gama memejamkan matanya dengan tangan terkepal. Ia membalik tubuh nya kemudian menatap tepat pada iris Junior yang juga tengah menatap nya.

"Dalam kamus gue ga ada kata nyerah, gue lebih dari pada mampu buat hanya sekedar merjuangin Lo yang notabe nya trust issue sama masalalu. Cuma kayak nya satu satunya yang bisa nyembuhin trust issue Lo itu cuma masalalu lo. Jadi gue bisa apa selain ikhlasin Lo sama dia kalo memang dia obat Lo." Junior terdiam mendengar perkataan Gama yang terasa menyentil hati mungil nya.

"Dan Lo bener, gue ga ada hak buat cemburu karena ga ada status apapun di antara kita. Gue harap kali ini Lo ga sakit hati lagi, dan balik jadi Lo yang dulu. Lo yang ceria dan mudah senyum, gue pengen liat senyum Lo meski bukan karena gue. Jadi gue relain Lo sama dia yang bisa nyiptain emosi Lo, ga kayak gue yang cuma bisa bikin Lo kesel." Sambung Gama yang kali ini benar benar membuat hati Junior sakit entah kenapa.

"Ijinin gue buat bunuh dia kalo sampe Lo disakitin lagi, gue rela di tembak mati. Demi Lo.. seseorang yang terpaksa gue lepas padahal belum sepenuh nya gue genggam." Setelah mengatakan itu, Gama mengambil langkah cepat pergi dari hadapan Junior.

Junior menunduk, ia menatap kosong ujung sepatunya. Tersadar kala mendengar hembusan nafas berat dari Jenan yang duduk disampingnya.

"Gue liat, setelah pertemuan itu Lo jadi sering pergi sama Pak Luxar yah pas lagi senggang atau pergi makan malam." Junior hanya diam, namun semua itu benar adanya. Setelah pertemuan mereka, mereka jadi sering bertemu jika dua duanya sama sama sedang senggang.

Apalagi di hari Sabtu Minggu, keduanya benar benar leluasa bertemu bahkan pernah Shua tidak menampakkan hidung nya dirumah selama seharian dan itu benar benar membuat Shua kesal pada Luxar.

Our Destiny (Nomin) ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang