Part 5

335 50 3
                                    

Satu minggu berlalu. Saat ini Umma Khair tengah bersantai ditaman rumahnya ditemani oleh Abdi. Keduanya berbincang santai yang berhubungan dengan ilmu tentunya.

"Sebenarnya, lebih susah mengajarkan ilmu tasawuf, daripada nahwu dan shorof kepada santri." Ujar Umma.

"Betul, apalagi untuk santri yang dari kecil tidak dibekali akhlak dan adab." Setuju Abdi.

"Seperti Dania, baru satu minggu tapi para asatidz sudah angkat tangan." Keluh Umma.

Abdi mengernyitkan dahinya bingung saat Umma bercerita tentang Dania. "Maksud Umma, Dania semakin parah?" Tanya Abdi.

"Ya begitulah, semakin dia diatur, semakin dia memberontak." Keluh Umma lagi.

"Banyak santri nakal di pesantren ini, tapi baru sekarang Umma menangani yang luar biasa buat Umma pusing." Ujar Umma sambil memijat kepalanya pelan.

Umma terus bercerita tentang semua kenakalan Dania, dari mulai su'ul adabnya, kebar-barannya, ketantrumannya, dan juga mengamuk.

Dania masuk kelas madrasah ibtidai yang mana kelas tersebut diisi oleh anak kecil. Dania yang merasa harga dirinya tercoreng karna umurnya sudah 17tahun tapi malah masuk kelas bersama bocil, tidak pernah mengikuti kelasnya, justru ia akan membuat onar di jam pelajaran.

"Kemarin dia mogok makan karna pengen makan ayam goreng yang hanya ada di hari jumat." Cerita Umma yang membuat Abdi tersenyum geli.

*Dipondok kalian gitu juga gak gengss? Kalo hari jumat ada menu spesial ayam goreng 🤣*

"Lalu gimana? Apa dia tetap gak mau makan?" Tanya Abdi sambil tertawa.

"Akhirnya mau, asalkan dengan telor. Gak mau ikan katanya, sedangkan kemarin jadwal menu ikan." Jelas Umma.

"Umma kasian sama santri yang menjadi babu Dania di pesantren." Ceritanya tiba-tiba.

"Babu?" Tanya Abdi bingung.

"Ya, santri berprestasi kesayangan pesantren menjadi babu Dania, dia juga gak bisa melawan Dania."

"Ya Allah."

Cerita tentang Dania masih terus berlanjut hingga akhirnya datang Hani yang tiba-tiba menyela perbincangan santai Umma Khair dan Abdillah.

"Maaf menyela, Umma." Ucap Hani tiba-tiba dengan wajahnya yang panik.

"Ada apa Han?" Tanya Umma yang juga ikutan panik melihat raut wajah Hani.

"I-itu Dania bikin ulah lagi, Umma. Kali ini lebih parah." Jelas Hani.

"Kenapa?" Umma berdiri dari duduknya diikuti oleh Abdi yang turut berdiri.

"Dania bertengkar dengan salah satu santri, lalu Dania memukul santri tersebut hingga pingsan dan mengeluarkan darah dari hidungnya." Kata Hani.

"Innalillah... Ayo kita kesana." Ajak Umma Khair.

"Abdi, Umma pergi dulu." Pamit Umma yang diangguki oleh Abdi.

Abdi juga turut khawatir namun ia tidak bisa masuj asrama putri. 'Semoga mereka baik-baik saja.' Batin Abdi.

*****
"Ish, lepasin gue!" Dania berusaha melepaskan cekalan dikedua lengannya.

"Diam!" Sentak kepala keamanan. Nafas Dania tak beraturan saking emosinya dia.

"Gue gak salah! Cewek bodoh itu yang ngatain gue sialan! Anjing kalian semua!!!" Teriaknya heboh. Dania semakin tak terkontrol, bahkan tim keamanan yang memegang lengan Dania justru ikut terhuyung.

"ASTAGHFIRULLAH, DANIA!!!!"

*****
Kali ini Dania sudah lebih tenang, didampingi Hani dan Ustadzah Fatimah, Dania menghadap Abuya Ridwan dan Umma Khair.

Gus Abdi, I Love YouWhere stories live. Discover now